SINARJAMBI.COM – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi memuji arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat yang telah memadukan nuansa modern dan tradisional dalam pembangunannya. Pujian ini terlontar saat Wamenag Zainut Tauhid akan menunaikan salat Jum’at di masjid tersebut, di sela kunjungan kerjanya di Provinsi Sumatera Barat.
Kumandang adzan tanda masuk salat Jum’at terdengar kala rombongan Wamenag tiba di pelataran Masjid Raya Sumbar. Wamenag yang didampingi Kakanwil Kemenag Sumatera Barat Hendri pun bergegas menuju ruang dalam masjid.
“Subhanallah, bagus dan megah banget bangunan Masjid Raya Sumbar ini,” ujar Wamenag setiba di ruang tengah Masjid Raya, Padang, Jum’at (29/01) seraya bergabung ke dalam shaf salat yang telah diatur sesuai dengan protokol kesehatan.
Tak berlebihan jika Wamenag mengagumi arsitektur masjid yang dibangun di atas lahan seluas 40 ribu meter persegi ini. Konstruksi masjid Raya ini terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang shalat terletak di lantai atas, yang disain ruang multi fungsi.
Sang arsitek, Rizal Muslimin, mendesain Masjid Raya Sumatera Barat dengan menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan yang terdiri dari empat sudut, konon terinpirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad kala empat kabilah Quraisy berselisih siapa yang berhak memindahkan batu hitam tersebut.
Bentuk sudutnya lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang. Ini memperlihatkan integrasi nilai islam dalam tradisi masyarakat minang yang memiliki pepatah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
Sentuhan arsitektur modern dapat kita temukan saat memasuki ruang utama masjid. Langit-langit ruangan yang dibuat cukup tinggi sehingga memberikan kesan ruangan lega serta membuat sirkulasi udara mengalir dengan baik, semakin menarik dengan ukiran asmaul husna. Pencahayaan di dalam masjid ini juga amat baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi para jemaah saat beribadah.
Masjid yang terletak di jalan Chatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang ini peletakan batu pertamanya dilakukan pada 21 Desember 2007. Pembangunannya tuntas pada 4 Januari 2019 dengan total biaya sekitar Rp. 325-330 miliar. (*)
Discussion about this post