SINARJAMBI.COM – Widjang selaku Direktur Sistem Komunikasi Basarnas RI menegaskan pentingnya sistem alat komunikasi pada transportasi umum, seperti pesawat dan kapal. Mengingat pentingnya alat sistem komunikasi tersebut, Basarnas RI menggelar sosialisasi sistem deteksi dini di ruang serba guna Basarnas Jambi, Selasa (30/3/2021) pagi.
Tampak hadir Wakil Wali Kota Jambi Maulana, Kepala Basarnas Jambi Ibnu Haris Al Hussain dan peserta sosialisasi.
Basarnas, kata Widjang punya tugas pencarian dan pertolongan. Direktorat sistem komunikasi memiliki kewajiban menyampaikan deteksi dini yang menggunakan alat-alat yang standar internasional yang harus dimiliki seluruh negara.
“Jadi Indonesia ini harus memiliki badan yang bertugas untuk mencari dan menolong, apabila mau negara itu menjadi negara yang bisa disinggahi. Baik oleh pesawat maupun oleh kapal. Salah satu tugas pada hari ini kita sosialisasi adalah peralatan yang ada di kapal,” kata Widjang dalam sambutannya sebelum membuka sosialisasi.
“Alat komunikasi ini adalah salah satu sinyal apabila terjadi sesuatu yang membahayakan kapal atau membahayakan jiwa manusia, melihat di tengah laut. Maka fungsi alat pemancar dan ditangkap sinyalnya oleh satelit. Dari satelit dipancarkan ke stasiun bumi yang ada di Jonggol Diklat Basarnas.”
“Kemudian secara real time yang dipancarkan atau diterima di BCC Basarnas command center yang 24 jam ditunggui oleh orang. Makanya akan semakin cepat orang Basarnas tahu apabila alat ini menyala,” jelas Widjang.
Untuk itu, Widjang berharap seluruh pelaku usaha transportasi laut khususnya, agar melengkapi alat sistem deteksi dini. Dengan kelengkapan alat yersebut, tambah Widjang akan diketahui pemilik kapal, negara mana dan data lainnya.
Pasalnya, alat deteksi dini tersebut akan diisi dengan data kapal tersebut. Hal ini akan memudahkan penanganan jika ada kejadian.
“Dari pancaran akan diketahui siapa pemilik kapal, dari negara mana dengan harapan dengan demikian masukan data itu bisa terbaca di sistem,” ujar Widjang.
Sebelumnya, Wakil Walikota Maulana mengharapkan sosialisasi mampu meningkatkan cepat tanggap dan sinergitas sebuah elemen yang terkait dalam penanganan kedaruratan maupun bencana.
Sinergitas tambah Maulana adalah kunci keberhasilan dalam manajemen penanggulangan bencana.
“Karena hanya dengan kebersamaan dan kerjasama tim yang solid semua stakeholder, Insya Allah kita mampu meminimalisir dampak maupun tingkat kerugian dari suatu keadaan darurat ataupun kecelakaan.”
“Untuk itu disaat situasi darurat terjadi idealnya kita sudah tahu langkah-langkah atau upaya yang harus dilakukan termasuk early warning system atau sistem peringatan dini juga harus diperkuat dan disosialisasikan guna menghindari atau mengurangi potensi korban maupun kerugian,” jelas Maulana.
Di kota Jambi, jelas Maulana ada beberapa jenis bencana yang perlu diwaspadai, yaitu bencana karhutla sebagai efek kemarau maupun unsur kesengajaan oknum. Selain itu, ada bencana kebakaran bangunan rumah yang biasanya disebabkan oleh human error maupun faktor jenis lainnya.
Serta ada bencana hidrometeorologi atau disebabkan oleh faktor perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang siklusnya berulang.
“Dalam periode tertentu, hal ini tak jarang mengakibatkan menimbulkan korban. Seperti korban yang hanyut terbawa aliran anak sungai yang ada di kota Jambi. Sejatinya kecelakaan tersebut dapat kita hindari dengan edukasi dan memberikan pemahaman kepada segenap masyarakat tentang bahaya bermain media aliran sungai. Terutama saat air sedang tinggi dan arus yang keras.”
“Untuk itu kita perlu memberikan dan memperluas edukasi serta menyiapkan langkah-langkah strategis, baik itu strategis pencegahan ataupun mitigasi pasca kesiapsiagaan dan tanggap darurat.”
“Hal ini bukan hanya penanganan saat terjadi bencana, tapi kita perlu mengidentifikasi semua stakeholder maupun masyarakat terkait langkah-langkah preventif maupun saat menghadapi situasi yang sulit. Hal ini penting untuk menghindari akibat fatal atau timbulnya korban dari suatu kejadian bencana,” tutup Maulana.
Usai pembukaan, acara dilanjutkan sosialisasi kepada peserta yang hadir, yakni diantaranya dari pihak Bandara Sultan Thaha, Airnav Indonesia, pihak pelabuhan, Pos AL Tungkal dan instansi terkait lainnya serta pelaku usaha perkapalan. (Rolan)
Discussion about this post