SINARJAMBI.COM – Curah hujan merupakan parameter iklim terpenting di Indonesia karena variabilitasnya yang tinggi terhadap ruang dan waktu. Mengingat kondisi ini Wawako Maulana membuka acara kegiatan sekolah Lapang Iklim (SIJ) sekaligus penanaman Perdana Padi Fortifikasi pada Lahan Kelompok Tani Tunas Harapan RT. 11 Kelurahan Penyengat Rendah Kecamatan Telanaipura. Senin, 6 Mei 2022.
” Peristiwa iklim ekstrim dikaitkan dengan kekeringan dan banjir, sering mengakibatkan gagal panen. Beberapa upaya antisipasi dalam mengurangi dampak iklim ekstrim telah dilakukan tetapi biasanya difokuskan pada mitigasi kerusakan, bukan tindakan pencegahan, ” ungkapnya saat membuka acara.
Menurut Wawako hal ini bertujuan upaya untuk mentransfer pengetahuan tentang ilmu iklim dasar kepada para pemangku kepentingan, istilah teknis dalam informasi iklim BMKG diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari yang praktis dan mudah dipahami.
Selain itu SLI Tematik membantu petani untuk memahami informasi iklim (prakiraan) untuk mendukung kegiatan pertanian mereka, terutama dalam menentukan awal tanam dan dalam memilih varietas tanaman yang tepat, berdasarkan variabilitas iklim dan kondisi iklim saat ini.
Menurutnya, Sekolah Lapang Iklim adalah program belajar sambil bekerja sehingga para petani mampu meningkatkan kemampuan dalam melakukan penyesuaian dan adaptasi yang tepat untuk menghadapi resiko cuaca dan iklim ekstrem.

Terakhir Wawako mengingatkan Program ini tidak akan mencapai tujuannya tanpa adanya kemitraan yang baik antara BMKG sebagai Pusat Layanan Meteorologi Nasional, dan Lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Akademisi, Pemerintah Daerah, dan Lembaga Internasional, memastikan bahwa semua yang diperlukan untuk keberhasilan kegiatan.
“Kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam mengantisipasi potensi kerugian dan mengoptimalkan potensi keuntungan, baik bagi pengguna sektoral maupun sektor publik” tandasnya. (*/Lan)
Discussion about this post