SINARJAMBI.COM – Dukungan pemerintah kota Jambi ke pihak Badan Narkota Nasional (BNN) kota Jambi dalam pemberantasan peredaran narkoba dinilai cukup baik.
Salah satu dukungan nyata itu yakni menyediakan kantor BNN kota Jambi berikut kendaraan operasonalnya.
Wakil Walikota Jambi Maulana pun menegaskan kembali komitmen Pemkot Jambi tersebut, saat memberikan materi pada acara Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang dilaksanakan BNN kota Jambi di ruang pola kantor Walikota Jambi, Selasa (26/1/2021).
Pertemuan juga untuk mempersiapkan peluncuran Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) di kota Jambi.
Turut hadir Kepala BNN Provinsi Jambi Brigjen Sugeng Supriyanto, kepala BNN kota Jambi AKBP Agus Setiawan dan Sekretaris Daerah Kota Jambi Budidaya.
Paparan P4GN diikuti para kepala OPD, camat serta lurah yang kelurahannya berpredikat bersih dari narkoba (bersinar).
Diharapkan Maulana, ke depan kegiatan terkait program-program seperti ini dapat ditingkatkan.
“Tentunya yang berbasis masyarakat lebih diutamakan. Makanya terbentuklah 16 kelurahan bersinar bersih dari narkoba. Ini peran dari Camat, Lurah dan masyarakat sekitar,” ujar Maulana usai acara.
Maulana juga menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pencegahan peredaran narkoba. Selain itu pencegahan gigi terhadap para pelajar juga dipandang sangat penting.
Secara internal di lingkup Pemkot Jambi, Maulana juga menegaskan komitmen pihaknya memastikan seluruh pejabat dan ASN bersih dari narkoba.
Diantara upaya yang dilakukan selama ini yakni tes urine mendadak. Ini perlu dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat keseriusan Pemkot Jambi dalam pemberantasan narkoba.
Di luar 16 kelurahan berpredikat bersinar tersebut, Maulana juga meminta secara swadaya masyarakat, upaya pembentukan kelurahan Bersinar terus dilakukan.
“Kami juga tadi berdiskusi dengan kepala BNN Kota Jambi, bahwa Bersinar juga akan dikembangkan seperti Kampung Bantar. Sehingga ada inovasi-inovasi Bersinar.”
“Dan satu fakta, kebanggaan juga adalah rehabilitasi berbasis masyarakat terbesar di Indonesia itu ada di kota Jambi. Ini adalah satu prestasi, artinya masyarakat kita juga sudah sangat peduli dengan berpartisipasi dalam penanganan narkoba,” ujar Maulana.
Sementara, Agus mengatakan rawannya provinsi Jambi sebagai puntu masuk dan sasaran pelaku peredaran narkoba.
Ia mencotohkan, saat BNN RI berhasil menggagalkan peredaran sabu 170 kg dan puluhan ribu butir ekstasi di Sumatera Selatan.
“Yang mana jaringan pengedar tersebut akan mengedarkan ke wilayah salah satunya ke tempat kita di provinsi Jambi ini.”
“Dan kita juga selalu memonitor bahwa pintu masuk itu memang dari segala arah, yang biasa kita monitor dari Tungkal, Riau, Medan, Aceh itu melalui pintu masuknya itu Tungkal. Di Kita. Dan itu sebagian juga ada yang numpang lewat,” ujar Agus.
“Mudah-mudahan segala upaya Kita, dengan berbagai macam kegiatan seperti yang kita lakukan saat ini atau yang akan kita launching nanti di Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) itu, kita akan melakukan satu sinergitas kegiatan BNN, 3 pilar berjalan bersamaan mudah-mudahan akan mempersempit dari pergerakan para penjahat pengedar narkoba dan penggunanya,” jelas Agus. (Rolan)
Discussion about this post