SINARJAMBI.COM – Agustus 2024, Kota Jambi kembali mengalami deflasi sebesar -0,16 persen. Deflasi bulan ke bulan atau month to month itu, secara beruntun dialami Kota Jambi sejak Juni 2024 lalu.
Hendra Saputra, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Jambi, dalam siaran persnya pada Selasa (3/9/2024), mengungkapkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi pada Agustus 2024 tercatat sebesar 105,55, mengalami penurunan dibanding Juli 2024, yaitu sebesar 105,72. Sedangkan Inflasi tahunan Kota Jambi mengalami kenaikan menjadi 2,05 persen (yoy), dibandingkan dengan 1,67 persen (yoy) pada bulan Juli.
“Beruntun, angka inflasi di Kota Jambi kembali lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional dan provinsi. Secara indeks, memang terjadi yoy untuk Kota Jambi, namun masih tetap dibawah posisi inflasi nasional dan provinsi,” jelas Hendra.
Secara nasional, terjadi deflasi sebesar -0,03 persen (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 2,12 persen, dengan IHK sebesar 106,06. Sementara inflasi di Provinsi Jambi tercatat deflasi sebesar -0,01 persen (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 2,5 persen, dengan IHK sebesar 105,99.
“Inflasi tahun ketahun yang terjadi di Kota Jambi pada Agustus diakibatkan oleh efek baseline dari tingkat harga pada bulan Agustus 2023 yang memang terjadi deflasi cukup dalam,” beber Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kota Jambi itu.
Untuk komoditas komoditas penyumbang inflasi bulan ke bulan di Kota Jambi antara lain, komoditas makanan dan minuman seperti cabai merah, udang basah, minyak goreng, kacang panjang. Biaya kontrak rumah, pengeluaran untuk biaya sekolah, bensin, rokok, juga memberi andil cukup signifikan. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi tahun ke tahun Kota Jambi antara lain, beras, kopi bubuk, petai, cabai merah, daging ayam ras, pempek, cabai rawit, emas perhiasan dan rokok.
Untuk komoditas penahan inflasi bulan ke bulan antara lain, bawang merah, daging ayam, jeruk, cabai rawit, telur ayam ras. Sedangkan untuk komoditas penahan inflasi tahun ke tahun Kota Jambi antara lain, jeruk, ikan dencis, air kemasan, ikan gabus, vitamin, daging sapi, dan bawang merah.
“Khusus cabai merah yang menjadi andil penyumbang inflasi Agustus, telah kita analisa dan proyeksikan di bulan sebelumnya, akan terjadi kenaikan harga selama Agustus. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian RI, ketersediaan stok cabai besar secara nasional pada bulan Juli s.d. September 2024 diperkirakan akan mengalami trend penurunan kapasitas produksi. Untuk kenaikan harga rokok sigaret kretek, akibat implementasi PMK atas kenaikan tarif cukai perbatang rokok golongan 1 dan 2. Sedangkan bensin akibat kenaikan harga BBM Non Subsidi dan yang menarik adalah biaya pendidikan sekolah imbas dimulainya tahun ajaran baru yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran biaya kebutuhan sekolah,” secara detail diungkapkan Hendra.
Lebih lanjut, Hendra ungkapkan bahwa Pemkot Jambi terus berupaya menjaga kontinuitas ketersediaan pasokan komoditas sensitif penyumbang inflasi di Kota Jambi. Utamanya komoditas volatile food yang memang selama ini pasokannya sangat tergantung dari pasokan daerah luar Kota Jambi.
“Pemkot Jambi terus berupaya keras menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan volatile food di Kota Jambi. Karena timpangnya supply dan demand di Kota Jambi. Contohnya untuk cabai, kebutuhan harian di Kota Jambi berkisar antara 12 hingga 15 ton perhari. Angka tersebut untuk memenuhi kebutuhan lokal, maupun wilayah sekitar penyangga Kota Jambi. Sedangkan luas lahan pertanian di Kota Jambi sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga kontinuitas pasokan menjadi tantangan utama bagi kita, untuk terus kita jaga dan pastikan tersedia setiap hari,” ungkapnya.
Meski begitu, Sekretaris TPID Kota Jambi itu menegaskan bahwa Pemkot melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Jambi terus meningkatkan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah penghasil berbagai komoditas penting di Kota Jambi.
“Pemkot Jambi agresif untuk terus menjalin Kerjasama Antar Daerah dengan daerah produsen. Tujuannya agar kontinuitas pasokan bagi Kota Jambi, dapat dipenuhi dari berbagai daerah yang menjadi mitra kerjasama kita. Sehingga pasokan stabil, harga juga dapat kita kendalikan,” pungkas Hendra. (*)
Discussion about this post