Proses peralihan kepemimpinan di negara adidaya Amerika Serikat tahun 2020 sangat mengguncang dunia. Dipandang sebagai salah satu negara -katanya- paling demokrasi di dunia, Amerika menyuguhkan kejadian langka. Ya, langka menjurus aneh.
Saya sebut aneh karena memang beberapa kejadian belum pernah terjadi di abad modern mereka. Semua ulah presiden Donald Trump. Ini tak lepas dari sikap dirinya menolak hasil pilpres dan memanasi pendukungnya via medsos.
Pertama, gedung ‘suci’ DPR-nya Amerika Serikat, Capitol Hill di demo pendukung presiden petahana, Donald Trump. Demo, pemandangan biasa di negara demokrasi. Yang jadi luar biasa langka, pendemo merangsek masuk ke dalam Capitol Hill. Ini belum pernah terjadi. Fasilitas gedung dan kantor dirusak.
Bentrok pun pecah. Anggota DPR-nya lari tunggang langgang. Polisi yang kalah jumlah terpaksa melakukan tindakan tegas. Akibatnya, sedikitnya 5 orang pendemo tewas. Salah satunya seorang perempuan pendukung Trump, mantan tentara angkatan laut AS tewas tertembak.
Kejadian super langka berlanjut dengan digulirkannya pemakzulan sang presiden. DPR AS yang dikuasai partai Demokrat saingan Trump, sepakat memakzulkan Trump dengan suara mayoritas.
Dua kali pemakzulan bahkan. Ini menjadikan Trump presiden pertama dalam sejarah AS yang menghadapi dua tuntutan pemakzulan dalam satu periode kepresidenan.
Meski, Trump tetap ‘selamat’ sampai akhir masa jabatannya tanggal 20 Januari 2021. Pasalnya, persetujuan pemakzukan masih harus melewati proses panjang lainnya. Salah satunya harus lewat senat AS yang dikuasai partai Republik tempat Trump bernaung.
Mau tahu kelangkaan lainnya? Trump melewati tradisi menyambut presiden terpilih Joe Biden di Capitol Hill. Ia bersama sang istri Melania Trump, ngacir duluan dengan helikopter kepresidenan Marine One.
Sikap Trump ini menjadikannya presiden pertama AS-yang terakhir kali 150 tahun lalu- melewatkan tradisi itu. Puncak keanehan pun terjadi saat pengambilan sumpah Joe Biden bersama sang Wakil Presiden Kemala Haris. Tak ada Trump. Hanya ada Wapres petahana Mike Pance.
Di luar itu, Saya juga dikejutkan dengan pemandangan ngeri yang dipertontonkan AS dengan kebebasannya. Ya, kebebasan. Bebasnya warga AS menenteng senjata laras panjang di jalanan jelang pelantikan. Memang, di beberapa negara bagian AS melegalkan senjata api.
Tetap saja, ini pemandangan langka. Bahkan, setahu Saya, belum pernah sebegitu terancamnya keamanan jelang pelantikan presiden AS. Ancaman warga yang membawa senjata ini sudah diwanti-wanti FBI. Imbasnya, 25 ribu pasukan garda nasional dikerahkan.
Hari Kamis pukul 11.48 siang waktu AS, atau Rabu pukul 23.48 WIB, Joe Biden-Kemala Haris resmi dilantik. Joe Biden jadi presiden ke-46 AS.
Polemik pilpres AS di atas, sedikit mengganggu Saya. Pasalnya, di tengah pandemi covid-19 dibutuhkan peran sentral AS dalam pemulihan perekonomian global. Termasuk Indonesia.
Sebagai negara dengan kekuatan finansial dan pengaruh terbesar ekonomi di dunia, mau tak mau dunia menggantungkan stabilnya situasi politik AS. Beragam kejadian langka di atas sempat bikin goyah pergerakan saham dunia.
Mari kita lihat data BPS terkait ekspor RI ke AS. Surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara, pada posisi Juli 2020 Amerika Serikat (AS) menjadi terbesar, yakni surplus mencapai US$1,08 miliar. Saat itu, ekspor Indonesia ke AS mencapai US$1,6 miliar dan impor US$607 juta. Angka yang cukup besar.
Angka di atas akan bisa bertambah jika kepemimpinan Joe Biden menguntungkan negara berkembang seperti Indonesia. Ditambah jika pandemi covid-19 berakhir nantinya. Semoga.
Selamat bertugas Mr President United States of America.
Penulis : Rolan
Pemimpin Redaksi sinarjambi.com
Discussion about this post