SINARJAMBI.COM – Wakil Walikota Jambi Dr. dr. H. Maulana, MKM mengatakan tantangan kepemimpinan generasi Z (generasi yang lahir di atas tahun 2000) adalah perkembangan teknologi yang sangat dinamis.
Dalam hal idiom kunci yang bisa di formulasikan seorang mahasiswa atau pemuda adalah mengotimalkan potensi IKAT ( Intelektual, Kreativitas, Analytic Thingking and Team Work) dalam mengasah jiwa kepemimpinan yang mampu menjawab tantantan zaman.
Pernyataan ini disampaikan Maulana dalam seminar kebangsaan UKM Rohis Ar – Rahman Universitas Jambi kemarin di Balairung Universitas Jambi (30/10). Seminar ini menghadiri berbagai tokoh nasional dan lokal baik virtual dan langsung, di antaranya Jendral TNI Andika Perkasa (Kasad AD), Anies Baswedan (Gubernur DKI), Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng), Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo (Kapolda Jambi), Brigjen TNI M Zulkifli (Danrem Garuda Putih) dan lain sebagainya.
Wawako Maulana dalam materinya lebih banyak membicarakan masalah kepemimpinan yang terinspirasi dari Rasulullah, yang mampu mengelola dinamika dengam kerjasama menjaga keberagaman dan harmonisasi para sahabat, situasi yang sekarang disebut era disruption.
Generasi kita saat ini, kata Maulan antara hidup di Indonesia di era awal 2002. Jauh sekali dengan masa masa diperjuangkan secara fisik.
“Kita sudah difasilitasi infrastuktur dan suprastruktur negara. Bahwa yang kita nikmati bukanlah sesuatu yang seharusnya. Tapi Indonesia itu suatu titik hasil kolaborasi anak bangsa. Bahwa ketika seluruh generasi bekerja bersama sama,” ungkap birokrat entrepreneur sukses ini.
Selanjutnya Maulana yang pernah menjabat sebagai Ketua MW Kahmi Jambi selama ini memaparkan proses harmonisasi dalam keberagaman yang terbentuk di Indonesia.
“Maka kemudian 17 Agustus lahirlah Indonesia. Harmonasi itu adalah kata kerja. Indonesia ini lahir dari kata kerja. Lahir dari kerja kerja kolektif. Maka saya berharap generasi saat ini betul betul memahami bukan hasil pemberian tapi takdir yang diwujudkan oleh kerja kolektif. Maka saat ini merawat dan memajukan Indonesia membutuhkan kerja kolektif,” tuturnya.
Wawako yang lulusan Pondok Pesantren Kebun Melati Cirebon Jawa Barat ini juga mengajak para peserta seminar yang hadir untuk mewarisi hasil kerjasama bangsa serta meningkatkan niat baik untuk menjaga keutuhan bangsa dalam keberagaman.
“Semua guratan tangan dan langkah kaki kita harus berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia. Kalau tidak bisa berkontribusi minimal jangan melemahkan kekuatan bangsa Indonesia, maju atau mundurnya bangsa Indonesia, ada di pundak kalian, tandasnya di hadapan ratusan peserta seminar. (*)
Discussion about this post