” Kamu bisa menjadi korban kanker atau penyintas kanker. Itu adalah pola pikir.” – Dave Pelzer”
Pernahkah Anda mendengar kanker serviks? atau mungkin ada orang disekeliling Anda yang mengalaminya? Ya, prevelensi kanker serviks menjadi salah satu kanker tertinggi di pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Setidaknya, ada 15.000 kasus wanita Indonesia terinfeksi kanker serviks setiap tahunnya. Kendatipun demikian, kesadaran dan pengetahuan mengenai bahaya kanker serviks masih sangat rendah.
Kanker yang berbahaya untuk perempuan, yang terjadi saat sel-sel di leher rahim alias serviks tidak normal. Kanker Serviks adalah kanker yang timbulnya di serviks (mulut rahim) seorang perempuan. Tanda gejalanya berupa keputihan yang tidak wajar (berbau, gatal), nyeri panggul, pendarahan ketika berhubungan (post coital bleeding), pendarahan tidak masa haid, dan pendarahan pada masa menopause.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV) yang masuk melalui hubungan seksual. Itulah mengapa faktor risiko terbesar kanker serviks banyak terjadi pada pasien yang menikah muda, wanita yang gonta-ganti pasangan, atau wanita yang pasangan hidupnya berganti-ganti pasangan.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan jenis kanker ke-4 yang paling sering menyerang wanita. Bahkan kanker serviks lebih berisiko terjadi di negara berkembang.
Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Karena itu, para ahli percaya diet tinggi antioksidan, karotenoid, flavonoid dan folat yang bisa ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran.
Sangat penting untuk wanita Untuk mendeteksi dini kanker serviks. Mengingat setiap wanita berisiko terkena kanker serviks apabila memiliki pola hidup yang tidak sehat. Salah satunya bisa melalui papsmear. Hanya saja, tindakan ini dilakukan bagi mereka yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Cara yang lebih mudah bisa dilakukan di puskesmas terdekat dengan IVA test.
Kanker serviks tidak sama dengan myoma meskipun keduanya bisa memberikan gejala pendarahan pervaginaan. Pada myoma pendarahan terjadi pada siklus haid atau di luar rahim. Pendarahannya biasanya segar, banyak, & bergumpal-gumpal. Pada kanker serviks terjadi pendarahan post coitus (post coital bleeding) atau pendarahan pasca menopause. Kanker serviks bisa menyebar kemana-kemana. Jika menyebar ke rahim bisa menyebabkan pembesaran rahim.
Mengingat kanker serviks adalah salah satu penyakit paling mematikan, khususnya bagi perempuan, maka sangat perlu menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan sedari awal. Hal paling sederhana dan mudah ialah dengan cara memperbaiki pola makan dengan memperbanyak sayuran dan buah serta mengurangi makanan fast food.
Sebuah studi dalam jurnal Cancer Research menemukan bahwa wanita yang hasil tes darahnya menunjukkan tingkat tinggi senyawa kimia tertentu, menunjukkan diet kaya buah-buahan dan sayuran mampu membersihkan infeksi HPV lebih cepat dan mengurangi risiko kanker.
Termasuk pola makan diet nabati yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian adalah yang terbaik untuk memerangi kanker serviks.
Sebagai Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Jambi, untuk menekan jumlah penderita kanker serviks, saya melihat pentingnya kegiatan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim pada Perempuan melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Jambi.
Pemeriksaan IVA ini masuk dalam rangkaian kegiatan Kampanye Edukatif Pola Asuh Anak dan Remaja Dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang” dengan sasaran peserta yaitu anggota Pembinaan Kesehatan Keluarga (PKK) Pusat dan PKK Wilayah Jambi, Dharma Wanita, serta anggota organisasi wanita lainnya.
Bagi saya pelaksanaan kegiatan ini bukan sekedar wujud apresiasi GOW untuk mendukung penuh program promotif dan preventif, khususnya program Deteksi Dini Kanker Serviks bagi Wanita Indonesia, tapi juga mnejadi sosialisasi terhadap berbagai uoaya pencegahan kankers serviks.
Seperti apakah masyarakat mengetahui peran tentang peran BPJS Kesehatan dalam meminimalisir angka penderita kanker serviks di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi.
Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS. Sebagai informasi, kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itu sebaiknya lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini bagi peserta JKN-KIS.
Terlebih, program pemeriksaan IVA tersebut sejalan dengan implementasi program promotif preventif yang senantiasa dilakukan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia. Tentu saja ini hanya satu ikhtiar dari banyak ikhtiar yang bisa dilakukan. Karena Kita memiliki dua pilihan, secara medis dan emosional: menyerah atau berjuang sekuat tenaga. (*)
Discussion about this post