SINARJAMBI.COM – Uang setoran retribusi terminal Muarabulian terkesan dipotong dan diduga direkayasa oleh petugas Dishub.
Sekretaris Komisi II DPRD Batanghari Yoghi Verly Pratama, saat dikonfirmasi menegaskan bahwa, jika dikalkulasikan dengan jumlah truk bertonase 1 ton hingga 9 ton, dan 10 ton hingga 14 ton, 15 ton hingga 24 ton yang melintas. Namun uang setoran yang tercatat di Dinas Perhubungan (Dishub) Batanghari tidak sesuai dengan jumlah truk dan bus yang melintas, Selasa (2/3/2021).
Yoghi menyebut, selaku anggota DPRD Batanghari, komisi II dalam waktu dekat ini akan menggelar pertemuan dengan Dishub Batanghari.
“Iya, kami akan panggil pihak Dishub Batanghari dan mempertanyakan Retribusi terminal Muarabulian.”
“Data yang kita temukan, setoran perbulan retribusi terminal sungguh tidak masuk akal. Sebab, jika setoran perbulannya Rp 1.640.000, dikalikan dengan jumlah truk tonase yang melintas sangat jauh nilainya.”
“Data yang ada, retribusi truk dan Bus bertonase 1 hingga 9 ton Rp 5000 permobil. Untuk tonase 10 hingga 14 ton Rp 7000 permobil dan tonase 15 hingga 24 ton Rp 10.000 permobil,” tegas Yoghi.
Dengan data tersebut, lanjutnya, Fraksi Perindo ini menilai sangat tidak mungkin retribusi terminal hanya bisa menyetor perbulannya Rp 1.640.000.
“Data yang kami terima untuk setoran retribusi truk batu bara sehari semalamnya hanya 300 truk batubara dikalikan Rp 5000 permobil ditambah 20 mobil tonase 10 hingga 14 ton.”
” Setahu kami, jumlah truk batubara saja yang melintas sehari semalam lebih kurang 1000 mobil bahkan lebih. Kan tidak masuk akal hanya bisa setor retribusi 300 mobil truk batubara, kemana sisanya, apakah goodbye saja tidak dipungut setoran. Bagaimana PAD meningkat kalau seperti ini terus hasilnya,” kesal Yoghi.
Terpisah, Kabid Penataan Lalu Lintas dan Terminal Dishub Batanghari saat dikonfirmasi diruang kerjanya Selasa menjelaskan bahwa, data setoran retribusi terminal yang masuk perharinya selalu bervariasi.
“Ada dua regu yang bertugas sehari semalam disana, satu regu terkadang setorannya Rp 200.000. Jika cuaca hujan, setoran tidak sampai segitu. Jika cuaca normal terkadang sehari semalam mencapai Rp 500.000 setoran retribusi terminal,”kata Dwi Wasto kepada Sinarjambi.Com
Dwi Wasto menjelaskan, seringkali petugas dilapangan cekcok dengan para sopir batu bara terkait setoran retribusi terminal.
“Bukan gampang dindo untuk memungut setoran di terminal. Apalagi saat petugas menagih retribusi dengan sopir truk batubara, terkadang nyaris ribut dengan sopir karena tidak mau membayar retribusi.
“Namun kami tetap optimis setiap tahunnya setoran retribusi terminal dan parkir ditepi jalan umum selalu mencapai target,”jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya, pada tahun 2021 ini, target retribusi terminal sebesar Rp. 1.259.060.000. Retribusi tersebut mencakupi retribusi terminal, parkir dan jasa usaha mobil.
“Target retribusi terminal Muarabulian capai Rp.896.780.000 pertahun. Sementara parkir ditepi jalan umum mencapai Rp.165.720.000 dan retribusi jasa usaha mobil Rp.36 juta.”
“Tahun 2020 lalu, retribusi terminal mencapai 103 persen. Meliputi, target retribusi mencapai Rp. 679.149.000, realisasinya Rp.701.998.000 atau 103, 36 persen,”tutupnya. (Afr)
Discussion about this post