Sejak tahun 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada tahun 2021. Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.
Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman. Sepanjang semester I tahun 2025, BEI telah menyelenggarakan 8.922 kegiatan edukasi, baik secara luring maupun daring. Berbagai program edukasi telah dilaksanakan oleh BEI melalui Area dan Kantor Perwakilan BEI di seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM) Level 1 hingga Level 3, webinar, seminar, dan workshop yang menjangkau berbagai segmen masyarakat.
BEI menilai potensi pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih sangat besar. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyebut bahwa dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, angka investor pasar modal saat ini masih tergolong rendah. Namun, perkembangan teknologi digital dan kemudahan akses layanan investasi dari perusahaan sekuritas, menjadi faktor pendorong masyarakat untuk semakin mudah menjadi investor. Menurut Jeffrey, keberadaan Galeri Investasi BEI menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan literasi pasar modal di berbagai wilayah. Saat ini, telah terdapat hampir 1.000 Galeri Investasi BEI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Atas pencapaian tersebut, BEI tidak akan berhenti mendorong pertumbuhan investor. Untuk tetap menjaga momentum ini di tengah dinamika sentimen pasar baik dari dalam maupun luar negeri, BEI akan terus berkomitmen melanjutkan upaya edukasi yang adaptif dan memperkuat kolaborasi serta komunikasi dengan para stakeholder termasuk pelaku industri, perusahaan efek, asosiasi, akademisi, komunitas, hingga media. Melalui sinergi, kolaborasi dan edukasi yang konsisten, BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor akan terus berlanjut dan semakin merata di seluruh Indonesia.
Aktivitas Sepekan
Pada Kamis (3/7), perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana Sukuk Wakalah bi al-istitsmar Subordinasi I Bank BJB Syariah tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Bank Syariah Indonesia. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk Sukuk ini adalah idA(sy) (Single A Syariah) dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Pada hari yang sama, dua instrumen dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk juga resmi tercatat di BEI. Obligasi Berkelanjutan V SMART Tahap I Tahun 2025 dicatatkan dengan nilai nominal Rp500 miliar dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I SMART Tahap I Tahun 2025 dicatatkan dengan nilai nominal yang sama. Kedua instrumen ini memperoleh pemeringkatan dari PEFINDO, yakni idAA- (Double A Minus) untuk Obligasi dan idAA-(sy) (Double A Minus Syariah) untuk Sukuk. PT Bank Mega Tbk berperan sebagai Wali Amanat penerbitan ini.
Selain itu, pada Kamis (3/7), Obligasi Berkelanjutan IV Duta Anggada Realty Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Duta Anggada Realty Tbk juga resmi dicatatkan. Obligasi ini memiliki nilai nominal pokok sebesar Rp300 miliar, dengan pemeringkatan irA- (Single A Minus) dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI). PT Bank Syariah Indonesia Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Pada kesempatan yang sama, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk turut mencatatkan Obligasi Berkelanjutan II Trimegah Sekuritas Indonesia Tahap I Tahun 2025 di BEI. Obligasi ini tercatat dengan nilai nominal pokok Rp700 miliar, dan memperoleh pemeringkatan idA (Single A) dari PEFINDO. Wali Amanat untuk obligasi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Kemudian pada Jumat (4/7), Obligasi Berkelanjutan IV OCBC Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Bank OCBC NISP Tbk dengan nominal pokok sebesar Rp1,5 triliun mulai dicatatkan di BEI. Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi adalah AAA(idn) (Triple A) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. PT Indomobil Finance Indonesia juga mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VI Indomobil Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I 2025 pada hari yang sama.
Obligasi ini tercatat dengan nilai nominal Rp1 triliun dan memperoleh pemeringkatan idAA- (Double A Minus) dari PEFINDO dengan PT Bank Mega Tbk sebagai Wali Amanat. Selain itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Eagle High Plantations Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Eagle High Plantations Tbk juga mulai dicatatkan di BEI. Sukuk ini dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp62,18 miliar. Hasil pemeringkatan dari PEFINDO adalah idA-sy, dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 74 emisi dari 46 emiten senilai Rp79,28 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 629 emisi dengan nilai outstanding Rp491,63 triliun dan USD111,98 juta, diterbitkan oleh 138 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 193 seri dengan nilai Rp6.337,96 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, telah tercatat 7 Efek Beragun Aset (EBA) di BEI dengan nilai Rp2,22 triliun.
Data Perdagangan
Data perdagangan saham di BEI selama sepekan pada periode 30 Juni—4 Juli 2025 ditutup dengan sejumlah perubahan. Kapitalisasi pasar BEI mengalami perubahan sebesar 0,23% menjadi Rp12.070 triliun dari Rp12.098 triliun pada sepekan sebelumnya. Kemudian, pergerakan IHSG selama sepekan mengalami perubahan sebesar 0,47% dan ditutup pada level 6.865,192 dari 6.897,400 pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini juga berubah sebesar 12,18% menjadi 19,44 miliar lembar saham dari 22,13 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian selama pekan ini turut mengalami perubahan sebesar 12,24%, menjadi 1,05 juta kali transaksi dari 1,19 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan mengalami perubahan yaitu sebesar 21% menjadi Rp10,39 triliun dari Rp13,15 triliun pada pekan sebelumnya. Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp465,75 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp55,99 triliun. (*)
Discussion about this post