SINARJAMBI.COM – Di lokasi utama Festival Ekonomi Syariah (FESyar) wilayah Sumatera tahun 2025 di Lampung, dihebohkan dengan kehadiran Dian Pelangi pendiri brand busana muslimah terkemuka di Indonesia.
Ia bersama Eni Dwi Astuti selaku Brand Activition Head Paragon Corp induknya kosmetik Wardah dan Kahf tampil di acara talk show FESyar 2025 di Lampung City Mall, Kota Bandar Lampung, Jumat (20/6/2025) malam.
Kepada audiens yang mengikuti talk show, Dian Pelangi sekilas mengisahkan awal perjalanan karirnya di dunia halal lifestyle. Semua diawali dari usaha orang tuanya yang memang telah berkecimpung di dunia fashion.
“Alhamdulillah bisa ada hadir di Lampung mengikuti festival ekonomi syariah. Alhamdulillah rame sekali acaranya. Bagaimana awalnya halal lifestyle, awalnya diprakarsai oleh orang tua. Saya lahir besar di Palembang dan akrab dengan songket Palembang.”
“Nah, nama Saya itu Dian Wahyu Utami. Kenapa jadi Dian Pelangi, karena pelangi itu adalah nama kain Jumputan khas di Palembang yang disebut kain Pelangi. Jadi biar bisa menurunkan usaha orang tuaku,” ujarnya disambut riuh yang hadir.
Bahkan, sejak kecil sang ibu selalu menjahit baju untuknya jika ingin punya baju baru. Dengan begitu, ia terpacu harus bisa membuat baju karya sendiri.
“Dari kecil tidak boleh beli, harus gambar dan buat sendiri. Jadi terpacu bagaimana cara membikin baju yang bagus. Sampai boneka-boneka waktu kecil, aku buat baju-bajunya.”
“Jadi dari peran orang tua mendidik aku cinta dengan fashion. Akhirnya suka dalam fashion, jadi sekarang dikembangkan halal lifestyle jadi gaya hidup,” ujar Dian Pelangi mantap.
Sementara, Eni Dwi Astuti menceritakan strategi pihaknya bertahan dari gempuran brand kosmetik lainnya. Salah satunya mengedepankan ciri khas yakni halal.
“Beauty industry memang lagi meriah banget, lagi naik daun. Dan Alhamdulillah kita dari pemain beauty industry itu malah senang, jadi Indonesia pasarnya meriah.”
“Kita Paragon dari Wardah dan Kahf senang banget, berarti ekonominya tumbuh. Karena memang niat baik kita adalah bagaimana ekosistem ini jadi maju, ekosistemnya jadi berkembang,” jelasnya.
Nah, ramainya persaingan inilah menuntut Paragon berkreasi dengan mengedepankan ciri khas yang unik yakni produk halal yang tidak dimiliki kompetitor lainnya.
“Saat persaingannya lebih banyak, uniqueness-nya jadi penting. Sesuatu yang Wardah banget, makanya di Wardah dan Kahf sendiri kita memang memperkuat identity sebagai halal beauty brand itu kita perkuat.”
“Salah satunya dengan, oh bagaimana formula-formulanya, bagaimana juga kita membangun ekosistem dan menjadikan halal ini bukan hanya terhadap produk yang dipakai. Tetapi hal ini sebuah lifestyle, sebuah gaya hidup sehingga akhirnya orang menjadi relevan, orang menjadi merasa hal itu keren,” jelas Eni Dwi Astuti.
Di lokasi utama ini juga ditampilkan beragam kuliner halal, halal mart, ngopi sambil berwakaf dan lainnya.
Diketahui, festival yang digagas Bank Indonesia tahun ini mengusung tema ‘Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional’.
Tema ini akan diimplementasikan melalui tiga pilar utama yakni ekosistem produk halal, keuangan syariah serta literasi, inklusi dan halal lifestyle. (Rolan)








Discussion about this post