SINARJAMBI.COM – Satreskrim Polres Merangin pada Kamis (27/2/2025) sekira pukul 09:00 Wib, berhasil mengamankan seorang laki-laki berinisial SR (52) yang merupakan warga Jl.Tumbro Raya RT/RW.035 Desa Rawa Jaya Kec.Tabir Selatan Kab.Merangin.
Tersangka SR (52) bersama barang bukti berupa 1 (satu) mobil Suzuki Carry Futura warna Hijau dengan No Pol BA 1268 II yang sudah di Modifikasi, diamankan oleh Tim Opsnal Sat Reskrim Polres Merangin karena kedapatan mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 16 buah galon/jerigen yang berisikan BBM bersubsidi jenis Pertalite, dari SPBU untuk dijual kembali.
Kapolres Merangin AKBP Roni Syahendra, S.H., S.I.K., M.Si, melalui Kasat Reskrim AKP Mulyono.SH, saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa penangkapan tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat yang menyebutkan maraknya aktifitas mobil yang mengangkut BBM bersubsidi untuk dijual kembali.
“Berdasarkan informasi tersebut, saya langsung perintahkan anggota untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap pelaku yang menyalahgunakan pengangkutan dan/atau niaga bahan bakar minyak,” terang Mulyono, Senin (03/03/2025).
“Tersangka ini sudah melakukan kegiatan menyalahgunakan pengangkutan dan/atau niaga bahan bakar minyak bersubsidi jenis Pertalite, dengan modus operandinya yakni tersangka membeli BBM jenis pertalite dari SPBU dengan menggunakan mobil carry yang sudah dimodif tanki minyaknya. Selanjutnya BBM jenis pertalite tersebut dikumpulkan dalam galon/jerigen plastik sebanyak 16 galon/jerigen atau sebanyak 560 liter dan BBM jenis pertalite yang masih didalam tangki minyak mobil sebanyak 245 liter, selanjutnya BBM jenis pertalite tersebut akan dijual kembali kepada masyarakat, dan dari kegiatan tersebut tersangka mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2.000. (dua ribu rupiah) untuk setiap liternya.” Jelas Mulyono.
Terhadap Tersangka melanggar Pasal 55 UU RI Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang, dengan ancaman 6 tahun penjara dan denda paling tinggi Rp.60.000.000.000.- (enam puluh milyar rupiah). (Yendri)
Discussion about this post