SINARJAMBI.COM – Program dan inovasi Kampung Bersih, Aman dan Pintar (Bantar) andalan Wali kota Jambi Sy Fasha telah diakui dunia. Bahkan, masuk 30 besar dunia terkait program pemberdayaan masyarakat. Di Indonesia, kampung Bantar telah menjadi role model yang banyak diadopsi daerah lainnya.
Begitu besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat, maka Kampung Bantar akan terus digencarkan menjangkau semua Rukun Tetangga (RT) di kota Jambi. Disampaikan Fasha, Kampung Bantar telah diikuti 900 lebih RT dari 1.650 RT di kota Jambi.
“Kampung Bantar ini mengajarkan bagaimana pola hidup masyarakat itu bersih. Masyarakat bertanggung jawab terhadap halaman masing-masing, bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan rumah tangga masing-masing.”
“Bersih tidak cukup, tetapi bagaimana dengan keamanan. Maka ketua RT harus melakukan sistem keamanan lingkungan yaitu membuat pos kamling masing-masing,” tegas Fasha sebelum menyerahkan piala dan tropi pemenang kampung Bantar periode tahun 2022 yang berlangsung di Aula Griya Mayang, rumah dinas Walikota Jambi, Selasa (20/9/2022) pagi.
Fasha bercerita awal munculnya ide kampung Bantar., Di awal kepemimpinannya sekitar tahun 2014, bahwa pendapatan daerah harus ditingkatkan karena tidak mungkin dengan dana Rp 50 miliar di dinas PU bisa membangun kota Jambi.
“Akhirnya yang pertama kami lakukan adalah memotong anggaran perjalanan dinas semua OPD sebesar 50 persen. Kemudian melakukan optimalisasi penerimaan pajak, bukan menaikkan pajak. Bagi wajib pajak yang belum membayar pajaknya, itulah yang Kami optimalkan,” jelas Fasha
Lewat Kampung Bantar, tambah Fasha, baik pemerintah kota (Pemkot) Jambi maupun masyarakat mendapatkan banyak manfaat. Bagi Pemkot Jambi, Fasha menyampaikan mampu menggerakkan masyarakat dengan anggaran yang minim. Pasalnya, jika semua RT mendapatkan suntikan dana, maka pemkot Jambi tidak akan mampu.
Sementara, masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar yakni lingkungan yang bersih, aman dan pintar. Dan itu semua berkat masyarakat itu sendiri. Pemkot Jambi hanya menggerakkan swadaya dan kerukunan warga masing-masing. Disinilah tujuan sebenarnya yang ingin dicapai, yakni kerukunan di masyarakat sambil bergotong royong.
“Tidak boleh ada lagi warga yang tidak bisa menulis dan membaca yaitu harus pintar. Apa yang kami (Pemkot Jambi) dapatkan yaitu sangat banyak dan besar sekali. Kalau kami menjadikan 1.650 RT menjadi kampung yang bersih, butuh dana Rp 150 miliar dibagikan kepada setiap RT membuat kampungnya bersih, aman dan pintar. Tapi dengan pemberdayaan masyarakat, Kami hanya mengeluarkan 2 sampai 3 miliar saja.”
“Kita menggunakan kekuatan masyarakat, karena kekuatan besar itu di masyarakat. Sumber daya yang banyak di masyarakat. Tinggal kita poles bagaimana membuat masyarakat ini menjadi berkompetisi. Itulah dengan Kampung Bantar sehingga sampai dengan saat ini ada 60 persen yang sudah menjadi kampung Bantar. Sampai dengan hari ini sudah 900 RT lebih jadi kampung Bantar,” jelas Fasha yang turut dihadiri Wakil Walikota Jambi, Maulana.
Fasha pun mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi yang sampai dengan saat ini melaksanakan tanggung jawabnya untuk melaksanakan program Kampung Bantar.
Kepada RT yang kecil dengan jumlah KK-nya 50 sampai 70 diberikan hadiah juara sebesar Rp 5 juta. Bagi RT dengan jumlah KK 70-100 diberikan hadiah Rp 7 juta. Sementara, RT yang besar di atas 1000 KK diberikan hadiah Rp 10 juta.
Noverintiwi Dewanti, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi menekankan betapa pentingnya program Kampung Bantar ini. Selain itu, tambahnya, Kampung Bantar sesuai dengan visi misi Walikota dan Wakil Walikota Jambi yang termaktub dalam RPJMD tahun 2018-2023.
Kampung Bantar, jelas Noverintiwi Dewanti adalah salah satu program inovasi untuk mengakselerasi pembangunan melalui pemberdayaan dan memberdayakan masyarakat di lingkungan terkecil yaitu rukun tetangga.
Untuk itu peran Camat, Lurah dan ketua RT dirasa penting untuk mengakselerasi pembangunan di kota Jambi melalui inovasi Kampung Bantar.
“Kampung Bantar jadi agenda tahunan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Jambi. Dan Kami DPMPPA kota Jambi selaku instansi terkait meminta kepada bapak ibu Lurah, Bapak Ibu Camat untuk mendorong ketua RT agar segera mengikuti program Kampung Bantar di tahapan selanjutnya.”
“Karena seperti kita ketahui, program Kampung Bantar telah menjadi cikal bakal dan role model bagi program pemberdayaan masyarakat satuan terkecil yaitu lingkungan rukun tetangga. Selain itu dengan adanya Kampung Bantar, lebih memudahkan para Lurah dan Camat untuk mendorong masyarakat mengikuti program-program lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Jambi,” pungkas Noverintiwi Dewanti. (Rolan)
Discussion about this post