HUBUNGI KAMI
  • BERITA
  • BISNIS
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • JAMBI KITA
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • RAGAM
Cahaya Baru Masyarakat Jambi
No Result
View All Result
PARTNER
  • BERITA
  • BISNIS
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • JAMBI KITA
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • RAGAM
Cahaya Baru Masyarakat Jambi
  • BERITA
  • BISNIS
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • JAMBI KITA
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • RAGAM

Tekad ‘Polisi Rimba’ Polda Jambi Angkat Derajat SAD dan Keluarga

Rabu, 18 Juni 2025
in KOTA JAMBI
A A
Bripda Seri saat mengajar anak-anak SAD. (Foto : ist)

Bripda Seri saat mengajar anak-anak SAD. (Foto : ist)

ShareTweetSendCode

SINARJAMBI.COM – Rasa bangga kini terpatri di dada Bripda Seri Santoso, Bripda Jeni Adi Saputra dan Bripda Perbal Tampung. Bangga karena bisa menjadi abdi negara. Tiga orang Korps Bhayangkara di Polda Jambi ini dikenal sebagai Polisi Rimba. Julukan itu disematkan karena mereka berasal dari Suku Anak Dalam (SAD). Ya, suku asli yang tersebar di pedalaman hutan provinsi Jambi.

Tak lama setelah dilantik sebagai polisi tanggal 22 Desember 2021, mereka langsung diminta mengabdi di komunitasnya di kawasan Taman Nasional (TN) Bukit Dua Belas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Setelah hampir setahun di sana, mereka dikembalikan ke daerah asal. Seri kini tercatat sebagai anggota Satbinmas Polsek Pelepat di Polres Muaro Bungo dan Perbal di Satbinmas Polres Sarolangun. Sementara, Jeni di Satlantas Polres Merangin. Tak jauh berbeda saat di TN Bukit Dua Belas, mereka juga melakukan aktifitas kemasyarakatan, terutama di kelompok SAD asal mereka. Mulai dari himbauan Kamtibmas sampai mengajar anak-anak SAD.

Bagi Seri yang tinggal di desa Dwi Karya Bhakti, kecamatan Pelepat, Kabupaten Muaro Bungo, mengabdi ke suku asalnya menjadi tantangan mengasyikkan. Dengan menyisihkan sedikit penghasilan, Ia lebih fokus berbagi ilmu pendidikan bagi anak-anak kelompok SAD di desanya yang berjumlah sekitar 37 kepala keluarga (KK). Tak mudah membujuk anak-anak belajar. Jurus jitu pun dikeluarkannya, yakni dengan iming-iming jajanan.

SekilasBerita

Polda Jambi Gelar Pelatihan Pelayanan Publik yang Prima

Kapolda Jambi : Saya Ingin Personel Jaga Kehormatan Dirinya, Keluarganya dan Institusi Kita

Gubernur Al Haris Tinjau Pelaksanaan TKA di SMAN 8 dan SMKN 1 Kota Jambi 

Gubernur Al Haris Minta Daerah Miiki Data Terintegrasi dan Terjamin Tingkat Keamanan

“Kesulitannya mengajak belajar karena dunia anak-anak itu kan bermain. Nah, membujuknya Kita awali dengan beli jajan. Supaya mereka semangat mau belajar, Kita iming-imingi jajan biasanya kerupuk, roti, permen gitu. Siapa yang bisa menjawab pertanyaan, Saya kasih lebih jajannya,” ujar Seri sambil tertawa kepada sinarjambi.com saat dihubungi, Senin (16/6/2025) siang.

Jumlah anak yang belajar tak banyak, hanya 8 sampai 11 orang dari kelompok Temanggung Badai dan Temenggung Hari. Durasi pertemuan pun tak menentu. Kadang seminggu sekali, seminggu dua kali bahkan hanya satu kali dalam sebulan. Meski begitu, Ia tetap menularkan ilmu terutama untuk memotivasi anak-anak SAD agar semangat belajar.

Statusnya sebagai seorang polisi, tambah Seri, diharapkan menjadi pemacu anak-anak SAD untuk maju dan menggapai cita-cita. Sembari berharap pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib SAD. Ungkapan bangga pun meluncur dari bibir anak tertua dari 3 bersaudara ini selaku penegak hukum. Satu alasan keinginannya memajukan SAD yakni bertekad agar SAD dapat sejajar dengan orang lain.

“Alhamdulillah Kita bangga dengan memakai baju seragam coklat ini, dengan seragam ini Kita percaya diri. Harapan kita supaya pemerintah lebih perhatikan lagi warga SAD, supaya adik-adik Saya ini dibantu misal mau menjadi Polri atau TNI, atau mewujudkan kemauan mereka seperti mau jadi dokter dan lainnya.”

“Tujuannya kita supaya mereka lebih pintar lagi, supaya mereka kedepannya bisa menjadi mengikuti jejak-jejak saya. Supaya orang luar tidak menganggap mereka ini orang bodoh lagi. Saya berusaha semaksimal mungkin, biar orang berkata oh ya orang SAD bisa seperti ini, oh ya orang SAD jadi bisa kuliah, bisa menjadi orang kayak gini, kayak gini.”

“Itu usaha saya saat ini, itu ujian bagi saya yang sangat besar untuk membawa adik-adik saya, menyekolahkan adik-adik saya agar semangat adik saya tinggi. Biar mereka tidak patah semangat untuk tetap semangat sekolahnya,” harap Seri yang masih membujang ini.

Ia sadar, kesuksesan yang kini diraih tak lepas dari peran besar kedua orang tuanya. Wujud bakti sebagai anak kepada orang tua, Seri tak lupa tetap memperhatikan kedua orang tua dan dua adiknya.

“Kalau ke orang tua seperti orang biasa lainnya, kalau orang tua sakit dirawat, kita yang masak, kita yang ngurus. Orang tua sama keluarga, mana yang sakit kita yang bawa ke rumah sakit, kita yang nunggu di rumah sakit, seperti itu.”

“Pokoknya keluarga tetap nomor satu deh, karena sukses Seri juga pasti ada doa dari orang tua. Berkat orang tua kita bisa seperti ini, tanpa orang tua kita tidak bisa seperti ini, tanpa orang tua pun kita tidak bakalan ada di dunia ini,” ujar Seri.

Ia pun menyelipkan harapan ke institusi yang dicintainya. Tak lain agar Polri semakin dicintai masyarakat dan terus memberikan yang terbaik bagi negara.

“Harapan saya kepada institusi semoga Polri makin Jaya, makin dicintai oleh masyarakat pokoknya. Jaya selalu, Polri semakin untuk masyarakat,” tutupnya mengakhiri pembicaraan.

 

Bripda Jeni saat mengajar anak-anak SAD. (Foto : ist)

 

Perjuangan serupa diceritakan Jeni. Secara rutin Ia menyambangi anak-anak SAD untuk mengajar. Tak lupa, memberi himbauan ke orang tua SAD terkait kambtibmas. Selain sulitnya mengumpulkan anak-anak, jarak tempuh yang cukup jauh dari ibukota Merangin menjadi tantangan tersendiri.

Ternyata, trik serupa dilakukan Jeni untuk menarik minat belajar yakni dengan iming-iming jajanan. Itu tak terlepas umur anak yang ikut belajar mulai dari usia 2 sampai 7 tahun.

“Betul sekali itu pak. Kalau mereka dengan jajanan makanan, mereka itu langsung mendekat tanpa kita panggil. Kalau mereka nampak Kita bawa bingkisan jajanan, mereka sudah mendekat itu.”

“Kalau mengajar masih. Tapi karena Saya sekarang di unit lalu lintas jadi waktunya agak sempit. Kalau ke anak-anaknya kita kasih motivasi untuk giat belajar. Kalau sekarang kita rutin aktifitas yang paling sering dilakukan mengajar,” ujar Jeni, Senin (16/6/2025).

Jeni berasal dari kelompok SAD berjumlah 63 KK di desa Pauh Menang, Kecamatan Pemenang yang dipimpin ayahnya sendiri yakni Temenggung Ngilo.

Di tempatnya mengajar, terdapat semacam perpustakaan kecil yang dibangun Warsi tahun 2019 lalu. Anak-anak SAD pun memanfaatkan buku sebagai bahan bacaan. Ia pun menjelaskan alasan masih semangat mengajar.

“Motivasi Saya tetap mengajar, pertama sebagai ibaratnya mohon maaf yang berhasil, Saya masih bersemangat mengajar supaya mereka anak-anak tidak terombang-ambing seperti dulu. Masak sih harus kerja (aktifitas) kayak dulu, gak ada perubahan,” jelas Jeni.

“Yang kedua, Saya sebenarnya prihatin dengan orang tuanya. Sedangkan orang tuanya kan mohon maaf mungkin untuk mengajarkan anak-anak ke sekolah itu ada kemauan, tapi mereka tidak mengerti yang terjadi untuk ke depannya. Kita sering kasih pemahaman pentingnya sekolah ke anak-anak dan orang tua. Kadang ada yang nyantol, kadang ada yang loss, bablas. Karena bagi mereka mungkin membantu orang tua masih penting,” ujarnya.

Ia juga punya harapan mulia, baik terhadap kemajuan komunitasnya serta institusi Polri.

“Harapan saya ke adek-adek saya ke depannya, jangan sampai terulang lagi kegiatan yang dulu. Setidaknya walaupun tidak seperti Saya, setidaknya mereka bisa kerja di luar, tidak hanya berburu. Jadi biar dikenal orang luar, itu sudah bagus.”

“Harapan Saya Polri ke depan lebih bagus, lebih giat mengayomi masyarakat. Maksudnya lebih dipandang bagus oleh masyarakat. Salah satunya seperti yang Saya lakukan mengabdi ke masyarakat,” katanya.

Jeni yang baru menikah dengan Fitri tahun 2024, kini menetap di rumah mertuanya di desa A Tiga Lantak Seribu berjarak sekitar 1 jam dari desa orang tuanya. Tentunya, Ia harus bisa membagi waktu bekerja dan keluarga.

“Ibaratnya kalau ada waktu bantu orang rumah (istri) ya Kita bantu masak, nyuci misalnya kan. Terus kalau untuk perhatian ke orang tua mengabdinya banyak cara. Seperti misal orang tua sakit, Kita wajib mengantar ke rumah sakit, belikan obat. Apalagi mertua sudah lama sakit dan Saya bantu sebisa Saya,” pungkasnya.

 

Bripda Perbal saat mengajar anak-anak Suku Anak Dalam. (Foto : ist)

 

Cerita sedikit berbeda dikisahkan Perbal. Selain mengajar, Perbal banyak memberikan pemahaman terkait Kamtibmas. Ia harus membagi waktu menyambangi beberapa kelompok SAD dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dari ibukota kabupaten Sarolangun. Konsekuensinya Ia harus menginap bersama kelompok SAD seperti di desa SPI Bukit Suban, Lubuk Jering dan Pematang Kabau.

Selain mengajar ke anak-anak SAD, Perbal lebih banyak memberi pemahaman kepada SAD dewasa dan orang tua bagaimana beradaptasi dengan warga di luar komunitasnya. Pola pikir yang adaptif dan bermartabat diperjuangkannya, sehingga generasi penerus SAD mampu sejajar dengan yang lain.

“Di sana selain mengajar, kita juga memberikan arahan kepada orang tua yang terbaik. Menghimbau bagaimana beradaptasi kepada masyarakat desa yang baik, mengikuti aturan pemerintah daerah,” jelasnya yang ditinggal wafat sang ayah saat menempuh pendidikan polisi.

Memaksimalkan perannya mengajar, Perbal memilih hari Sabtu atau Minggu menemui warga SAD. Kendala mengajar juga dihadapinya, tak lain dalam hal mengumpulkan anak-anak SAD di bawah pimpinan Temenggung Jalo.

Meski nilainya tak seberapa, Ia harus menyisihkan sedikit gajinya untuk membujuk anak-anak mau belajar.

“Tantangan mengajar itu waktunya, kadang bisanya siang atau sore. Terus kadang kita harus bawa sesuatu biar mereka mau kumpul. Misal kayak roti, minuman. Pernah Saya dak bawa, mereka dak mau belajar, jadinya bermainlah. Jadi idak fokus belajar.”

“Kalau kendala malah untuk mengumpulkan anak-anak itu susah kadang-kadang. Mau mengajar itu sebenarnya tidak ada susahnya, mereka itu mau-mau saja tapi mengumpulkan anaknya itu tidak terlalu banyak. Tujuan Saya tetap semangat mengajar, biar anak-anak itu lebih mengenal dunia luar. Terus biar tahu kalau belajar itu penting untuk Suku Anak Dalam,” jelas bapak satu anak ini yang menikah dengan Ayu Andira tahun 2024.

Tak jauh beda dengan Jeni, Perbal juga harus pintar-pintar membagi waktu untuk istri, anak dan orang tua. Pasalnya, setiap Ia masuk ke dalam hutan untuk mengajar, sang istri terpaksa pulang ke rumah mertuanya di Bangko.

“Karena Kami kan cuma bertiga di rumah, jadi lebih baik kalau Saya ke dalam, anak istri ke rumah di Bangko. Biar Saya fokus dan idak kepikiran lain-lain. Saya kepala keluarga bantu istri juga seperti bersih rumah, angkat air untuk mandi,” jelas anak bungsu dari enam bersaudara ini, Senin (16/6/2025).

Perhatian lebih ditunjukkannya kepada sang ibu yang menetap dengan tiga kakaknya. Ia selalu menyempatkan diri menyambangi ibunya. Tak lupa, membawa buah tangan seperti sembako.

“Kalau pesan dibawakan makanan dak pernah, paling gorengan. Tapi kalau untuk seikhlas kita membantu ibu tetap ada. Mie, beras, roti dan lain,” ujar Perbal.

Sebagai orang tua, ibunya sering berpesan agar Perbal mampu memegang tanggung jawab sebagai abdi masyarakat.

“Pesan Ibu ke Saya sebagai polisi itu, tunjukkan kebijakan Perbal kepada masyarakat. Agar orang tua yang anaknya belum jadi anggota polisi atau TNI, bisa memberi semangat untuk mencapai cita-citanya.”

“Harapan Ku kepada institusi Polri agar jaya selalu dan lebih meningkat penerimaan anggota Polri dari Suku Anak Dalam,” tutup Perbal.

 

Kapolda Jambi Irjen Pol Krisno H Siregar usai rakor lintas sektoral. (Foto : Rolan – sinarjambi.com)

 

Kapolda Jambi Irjen Pol Krisno H Siregar menegaskan bahwa, anggotanya yang berasal dari SAD harus terus mengabdi di komunitasnya. Karena memang mereka direkrut untuk itu melalui jalur penerimaan rekpro.

“Jadi mereka itu lebih efektif menjadi polisi di komunitasnya. Mungkin lebih mudah memahami nilai-nilai budaya terpelihara bagi mereka. Dia bisa saja bekerja di fungsi lain, tetapi tetap menjadi Bhabinkamtibmas.”

“Dia jangan ditarik keluar dari situ, karena memang Dia direkrut untuk itu. Jadi Dia itu adalah rekpro, namanya rekpro. Jadi jangan pindah ke mana-mana, ke Polda Metro pindah ke sana,” tegasnya ditemui usai rakor lintas sektoral di ruang Siginjai Mapolda Jambi, Selasa (17/6/2025) siang.

Ditanya rencana penerimaan anggota Polri lewat jalur rekpro, Kapolda Jambi menjelaskan tahun 2025 tidak ada. Namun, Ia akan mengupayakan di tahun 2026.

“Tahun ini sudah selesai, tahun depan Saya gak janji juga tapi Saya sedang upayakan. Tahun ini sebenarnya Saya mau cari cuma gak ketemu,” jelas jenderal bintang dua yang sebelumnya menjabat Gubernur Akpol ini. (Rolan)

Previous Post

Canangkan Duta Gertik, Upaya Syukur Kurangi Limbah Plastik di Pemkab Merangin

Next Post

Pemkot Jambi Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih, Wujudkan Ekonomi Gotong Royong di Tingkat Kelurahan

Next Post
Pemkot Jambi Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih, Wujudkan Ekonomi Gotong Royong di Tingkat Kelurahan. (Foto : ist)

Pemkot Jambi Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih, Wujudkan Ekonomi Gotong Royong di Tingkat Kelurahan

Haikal ditemukan tak bernyawa. (Foto : ist)

Dini Hari, Jasad Haikal Ditemukan

Wakil Wali Kota Jambi Hadiri Pesta Siaga Pramuka : Dari Baris-Berbaris hingga Misi Pelestarian Lingkungan. (Foto : ist)

Wakil Wali Kota Jambi Hadiri Pesta Siaga Pramuka : Dari Baris-berbaris hingga Misi Pelestarian Lingkungan

Foto : ist

OJK Dorong Industri Pindar Perkuat Manajemen Risiko Mitigasi Gagal Bayar

Upacara pemuliaan nilai-nilai Tribrata. (Foto : ist)

Polda Jambi Gelar Upacara Pemuliaan Nilai-nilai Tribrata

Discussion about this post

Pencarian

No Result
View All Result

Indeks

November 2025
MSSRKJS
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30 
« Okt    

KOLOM IKLAN

Cahaya Baru Masyarakat Jambi

© 2023 Sinar Jambi - Jalan Lingkar Selatan II, RT 28, Blok B-8, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi. Developed by Ara.

  • BERANDA
  • KODE ETIK
  • PEDOMAN
  • REDAKSI
  • PERLINDUNGAN
  • DISCLAIMER

Media Sosial

No Result
View All Result
  • BERITA
  • BISNIS
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • JAMBI KITA
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • RAGAM