SINARJAMBI.COM – Pemerintah Indonesia terus mendorong masyarakat untuk mempercayakan tenaga dokter dan fasilitas rumah sakit dalam negeri daripada berobat ke luar negeri. Selain biaya yang lebih terjangkau, pemerintah bersama stakeholder dunia kesehatan dalam negeri menjamin kualitas tak kalah baik.
Khusus di Jambi, warga yang ingin melakukan pengobatan lanjutan kini tak perlu repot-repot terbang ke luar negeri. Pasalnya, rumah sakit di Jakarta dan kota besar lainnya siap melayani. Salah satunya Rumah Sakit Premier Bintaro, Jakarta.
Sebagai rumah sakit swasta ternama di Indonesia, RS Premier Bintaro telah lama dipercaya menerima pasien rujukan dari seluruh Indonesia. Baik individu maupun dari korporat seperti PT Freeport Indonesia, Papua.
Untuk lebih mendekatkan diri ke warga Jambi, diadakan Health Talk bertajuk ‘Update Center of Excellence RS Premier Bintaro’ di Swiss-Belhotel Jambi, Sabtu (23/3/2024) sore. Acara bekerjasama dengan Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) provinsi Jambi dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) provinsi Jambi.
Acara menampilkan dua nara sumber yakni DR dr Raden Suhartono, Sp.B, SubSp.BVE(K) dan dr Ajiantoro, Sp.OT(K-Spine). Tampak hadir Dr Martha M.L Siahaan SH Mars MH.Kes selaku CEO RS Premier Bintaro bersama dr R Deden Sucahyana, Sp.B, M.Kes selaku ketua IDI provinsi Jambi dan Ketua IKABI Jambi, Denilson.
Dikatakan dr Deden bahwa masyarakat tidak perlu ragu dengan kemampuan dokter dan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Lewat acara ini, ingin membuka wawasan masyarakat luas bahwa jika membutuhkan tindakan kesehatan lanjutan cukup berobat di Indonesia.
“Sedih gitu kalau ada orang Indonesia berobat, maaf ke luar negeri segala macam. Sementara saya tahu betul, saya tahu kemampuan dokter-dokter Indonesia karena saya juga pendidik juga ya yang ngajar kursus segala macam,” ujar dr Deden ditemui di sela-sela acara.
Kehebatan dokter Indonesia terkadang tidak begitu diinformasikan secara luas ke masyarakat. Apa yang disampaikan dr Deden bukan sekedar asal cuap. Sebagai dokter ahli bedah, dirinya sangat mengenal kemampuan koleganya sesama dokter bedah di Indonesia.
Health Talk ini juga sebagai peran aktif dirinya menyelamatkan devisa negara, agar uang warga negara Indonesia tidak mengalir ke luar negeri.
“Saya ikut rasa punya andil saya menyelamatkan devisa negara. Bahasanya begitu, jadi daripada ke luar negeri segala macam. Karena saya tahu proses kemampuan teman-teman (sesama dokter bedah) saya. Itu sih pesan yang saya ingin sampaikan kenapa saya setuju banget acara ini. Saya tidak dapat keuntungan apa-apa dari acara ini,” tegas dr Deden.
Sementara, Dr Martha M.L Siahaan SH, Mars, MH.Kes selaku CEO RS Premier Bintaro berterima kasih kepada dr Deden selaku ketua IDI Jambi yang telah mendukung lancarnya acara ini. Kolaborasi seperti ini, tambah Martha, harus sering dilakukan.
Pasalnya, sering kali daerah-daerah di luar Jakarta kurang terpapar informasi tentang kemajuan dari pelayanan kesehatan di tanah air.
“Mungkin juga selama ini kita dari rumah sakit ataupun para dokter tidak yang fokus dalam hal mengkampanyekan kemajuan-kemajuan dari para dokter, perawat dan tenaga kesehatan serta rumah sakit yang ada di tanah air.”
“Nah saatnya kita mengabarkan bagaimana sumber daya dalam hal pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini sangat luar biasa dan mereka sudah maju, jauh sebelum hari ini tapi nggak pernah ada orang yang bring-up itu ke permukaan. Nah dengan adanya yang dicanangkan oleh negara ini adalah port entry atau pintu masuk kita untuk selalu campaign tentang para dokter.”
“Dan mereka itu bukan cuma sekolah di dalam negeri, mereka bahkan jadi pembicara di luar negeri. Seperti tadi dokter dan bilang mereka juga belajar ke luar negeri ke negara-negara maju. Seperti Eropa, Amerika dan sekitarnya dan teknologi dengan menggunakan artificial intelijen juga di Indonesia sudah banyak. Salah satunya Premier Bintaro, kita sudah lama juga menggunakan penunjang dengan menggunakan artificial intelijen,” ujar Martha.
Hebatnya, RS Premier Bintaro satu-satunya di Asia Tenggara punya robot kesehatan senilai Rp 60 miliar yang bisa mendukung tindakan pengobatan. Prestasi membanggakan ini, kata Martha, tidak akan ada artinya jika tidak disebarluaskan ke masyarakat bahwa RS Premier Bintaro tak kalah hebat dari rumah sakit luar negeri.
“Kita juga punya robot, di mana robot ini se-Asia Tenggara cuma ada di Indonesia. Itu kan suatu prestasi yang sangat luar biasa, namun si robot ini walaupun harganya 60 miliar, nggak akan jadi apa-apa kalau kita nggak memberitahukan itu kepada masyarakat gitu. Dengan harga 60 miliar, dia akan menjadi sebuah teknologi yang tak berfungsi kalau tidak bermanfaat,” jelas Martha.
Tak melulu soal kesehatan, Martha juga membawa misi untuk lebih memperkenalkan Jambi di Indonesia, khususnya Jakarta. Salah satunya siap membawa paket wisata di Jambi secara nasional. Baik itu kuliner, kawasan wisata sampai cinderamata khas Jambi.
Keseriusan itu ditunjukannya dengan bertemu pemangku pariwisata di Provinsi Jambi. Sehingga, kolaborasi dengan daerah di Indonesia itu tidak sebatas urusan kesehatan saja.
“Artinya kolaborasi bersama tidak hanya terfokus di ibukota, tapi ke seluruh provinsi yang ada di negara ini. Membuat kita maju bersama, tumbuh bersama untuk Indonesia.”
“Tadi pagi saya sudah ketemu dengan Dinas Pariwisata Jambi. Saya bilang, ayo kita kolaborasi. Saya support Jambi, karena bukan hanya kesehatan dan saya juga bersedia membawa apa sih paket-paket wisata di Jambi ini. Baik itu cenderamata, kuliner, wisata. Saya mau bawa ke Jakarta supaya orang Jakarta nggak cuma lihat Bali atau Jogja gitu.”
“Bali sama Jogja sudah nggak usah dipromosiin, orang di dunia ini sudah tahu gitu ya. Tapi saatnya kita lihat Maluku seperti apa, Sumatera seperti apa. Kita harus promosiin daerah-daerah yang mungkin kelupaan di promosikan. Saatnya kita mempromosikan Jambi,” ujarnya mantap.
Sebelumnya, dalam paparan nara sumber dr Ajiantoro bahwa dokter ahli bedah vaskuler di Indonesia hanya sekitar 100 orang. Dirinya pun membandingkan disparitas itu dengan jumlah penduduk Indonesia yang mendekati angka 280 juta orang.
“Itu sama dengan 1 (dokter ahli bedah vaskuler) banding 100 ribu orang,” ujarnya. Undangan yang hadir dari kalangan dokter di Jambi selanjutnya menikmati jamuan berbuka puasa bagi yang menunaikan ibadah puasa. (Rolan)
Discussion about this post