SINARJAMBI.COM – Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Jambi terus menggenjot pemahaman masyarakat di sektor keuangan dan pasar modal. Salah satunya lewat ‘Semarak Gebyar Literasi Bijak Investasi’ yang berlangsung di ruang Griya Mayang, rumah dinas Wali Kota Jambi, Selasa (12/11/2024) pagi. Acara ini bagian dari gebyar program TPAKD Kota Jambi tahun 2024 yang terdiri dari Pemkot Jambi, OJK, BEI dan Bank Mandiri Jambi.
Kegiatan diikuti 200 peserta, mulai dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), mahasiswa sampai masyarakat lainnya. Tampak hadir Sekda Kota Jambi A Ridwan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata, Kepala Perwakilan BEI Jambi Rena, perwakilan pihak Unja dan bank Mandiri.
Dalam sambutan Wali Kota Jambi yang dibacakan Ridwan menyampaikan terima kasih Pemkot Jambi kepada Tim Percepatan Akses Keuangan (TPAKD) Jambi, bersama-sama Bank yang dimotori oleh OJK Jambi Daerah Indonesia dan segenap stakeholder yang tergabung dalam Tim ini, atas Komitmen yang tinggi dan konsistensinya untuk memperluas akses keuangan di bumi Tanah Pilih Pusako Betuah.
“Kalau beberapa waktu yang lalu kita sudah melaunching E-Money dengan ikon Kota Jambi untuk memperluas akses keuangan khususnya dengan platform uang digital, hari ini kita berkumpul disini pada giat “Semarak Gebyar Literasi Bijak Investasi.”
“InsyaAllah kegiatan ini nantinya akan lebih membuka wawasan kita semua terkait investasi yang secara spesifik, juga nanti akan membicarakan tentang investasi penting bagi kita semua untuk mengetahui apa-apa saja bentuk investasi,” ujar Ridwan.
Dikatakan Yudha Nugraha Kurata, acara lagi ini merupakan salah satu program TPAKD yang dulu bernama adalah Siginjai yang ditujukan kepada masyarakat dan ASN kota Jambi.
“Kalau kita berbicara tentang otoritas jasa keuangan OJK ini didirikan atas dasar undang-undang nomor 21 tahun 2011 tentang OJK dan undang-undang nomor 4 tahun 2023 tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan. Tujuan dari didirikan OJK di sini disebutkan agar seluruh kegiatan yang ada di sektor jasa keuangan ini dapat terlaksana secara teratur, adil, transparan dan akuntabel.”
“Sehingga nanti tercipta suatu sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan juga mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat yang konsumen. Untuk itu kami di OJK dimandatkan dengan tiga tugas utama 3M mengatur, mengawasi dan melindungi. Baik di perbankan, pasar modal dan ada industri keuangan non bank. Ada asuransi, leasing ada dana pensiun. Ada pinjol legal.”
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas melindungi kepentingan masyarakat dan juga konsumen, tambah Yudha, OJK senantiasa bekerjasama dengan berbagai stakeholder membuat kegiatan preventif maupun kuratif sampai dengan penindakan dan penanganan.
“Salah satu kegiatan itu adalah hari ini, kegiatan edukasi di bidang keuangan. Harapannya dengan ada kegiatan edukasi ini dapat meningkatkan pemahaman atau literasi masyarakat terhadap produk dan layanan diberikan oleh industri jasa keuangan, yang pada akhirnya dengan literasi yang baik tersebut dapat meningkatkan inklusi atau pemahaman produk-produk layanan yang diberikan oleh industri jasa keuangan. Paham dulu baru kemudian pakai.”
Bicara tentang literasi inklusi keuangan, secara berkala OJK bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik melakukan survei nasional literasi dan inklusi keuangan. Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65%. Artinya, kata Yudha, 65 dari 100 orang di Indonesia itu sudah benar-benar memahami produk dan layanan yang diberikan oleh industri jasa keuangan.
Sedangkan indeks inklusi keuangannya sebesar 75%, artinya 75 dari 100 orang di Indonesia ini sudah mengakses atau menggunakan produk yang diberikan oleh industri jasa keuangan.
“Dari hasil survei ini sebenarnya ada fenomena yang tidak sesuai dengan teori paham dulu, baru pakai. Ternyata yang pakai itu lebih banyak dari yang pahamnya. Akibatnya banyak terjadi sengketa atau perselisihan antara masyarakat dengan industri jasa keuangan. Kemudian banyak juga masyarakat terperangkap investasi-investasi bodong, terperangkap pinjaman online yang ilegal dan juga termasuk dalam judi online.”
“Makanya OJK hadir bersama dengan stakeholder terkait, dalam hal ini dengan Bursa Efek, dengan Pemkot Jambi, dengan Bank Mandiri, dengan Universitas Jambi, kita hadir untuk memberikan edukasi,” pungkas Yudha.
Sementara, apresiasi tinggi disampaikan Rena kepada Pemkot Jambi yang gencar meningkatkan literasi pasar modal kepada para ASN. Menariknya, semua peserta akan difasilitasi menjadi investor dengan dibukakan Reksadana di Livin bank Mandiri.
“Tahun ini yang paling aktif itu di TPAKD itu pemerintah kota Jambi, dengan program utamanya itu pasar modal. Jadi program utama bagian ekonomi Pemkot Jambi itu pasar modal. Programnya, ya edukasi, literasi dan inklusi.”
“Nah hari ini semua peserta akan Kita inklusi kan, jadi mereka akan mendapatkan reksadana yang pembeliannya itu melalui Livin by Mandiri. Jadi peserta akan dibukakan Livin Reksadana, karena Reksadana di Bank Mandiri kan mulai 10 ribu. Jadi peserta bisa jadi investor Reksadana mulai hari ini. Tapi syaratnya harus punya KTP karena akan dibukakan akun,” jelasnya ditemui di sela-sela acara. (Lan)
Discussion about this post