SINARJAMBI.COM – Dukungan terus mengalir kepada Gubernur Jambi Al Haris yang menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) terkait larangan angkutan batu bara menggunakan jalan nasional.
Gubernur Jambi dengan tegas agar pengusaha tambang bersama transportir memikirkan hauling batu baranya menggunakan jalur sungai.
Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi Muhlisin salah seorang yang menyuarakan dukungannya. Dikatakannya, kebijakan Gubernur sudah tepat. Ini karena sesuai aturan yang ada, truk hasil tambang apapun dilarang menggunakan jalan umum.
“(Kebijakan) itu sudah pas. Kalau itu masih dibuka, Saya pastikan mahasiswa dan juga masyarakat akan menggeruduk kantor Gubernur jika Gubernur plin plan membuka lagi jalur nasional untuk tambang baru bara,” ujarnya dikonfirmasi via telepon, Selasa (9/1/2024) sore.
Muhlisin juga meminta para sopir memahami bahwa, secara aturan dan undang-undang yang dengan tegas melarang truk tambang menggunakan jalan umum. Satu-satunya solusi, tegas Muhlisin yakni lewat jalan khusus.
“Silahkan para sopir protes ke para pengusaha tambang baru bara, sampai saat ini jalan yang mereka janjikan itu tidak selesai-selesai. Itu lebih tepat, lebih kongkrit didemo lah itu pengusaha tambang baru.”
“Sudah cukup mahasiswa dan masyarakat itu menjadi korban, atas lalu-lalangnya truk batubara di jalan nasional. Karena pengguna jalan itu tidak hanya truk batubara, tetapi seluruh masyarakat melalui jalan itu semua,” tegas Muhlisin.
Salah seorang mahasiswi Unja bernama Zara Almunawaroh bersyukur adanya Instruksi Gubernur (Ingub) melarang truk batubara melintas di jalan nasional.
“Saya mewakili suara mahasiswa mahasiswi sangat mendukung ketegasan Bapak Gubernur yang melarang untuk batubara melintas di jalan umum. Mungkin jalur sungai merupakan alternatif yang bisa digunakan oleh pengguna truk batubara.”
“Keuntungan bagi saya sebagai mahasiswa adalah tidak adanya lagi korban kecelakaan dan pengguna jalan tidak terganggu lagi. Di mana juga Mendalo merupakan tempat kami sebagai mahasiswa-mahasiswi menggapai ilmu,” ujar Zara, Selasa (9/1/2024).
Mahasiswi Unja lainnya, Yaya merasa bersyukur dengan kebijakan Gubernur Jambi tersebut. Pasalnya, dirinya selalu menggunakan kendaraan roda dua jika menuju kampus.
Terlebih, arus lalu lintas di depan kampus Unja Mendalo sangat padat dan sempit. Itu diperparah jika truk batu bara melintas.
“Senang lah, pak. Jalan gak macet lagi. Kami soalnya sering naek motor ke kampus. Kalo biso seterusnya lah dilarang,” ujar mahasiswi fakultas hukum ini dihubungi via telepon, Selasa (9/1/2024) siang.
Hal senada disampaikan Tasya. Mahasiswi Unja yang tengah menyusun skripsi ini juga mendukung penuh kebijakan Gubernur Jambi itu.
Begitu takutnya Ia dengan padatnya arus lalu lintas di kawasan Mendalo, sampai-sampai membuat dirinya mencari jalan pintas menghindari banyaknya truk batu bara yang melintas.
“Agak trauma, Pak. Soalnya sering lihat ada kecelakaan,” ujarnya singkat. (Lan)
Discussion about this post