SINARJAMBI.COM – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022. Disaksikan sinarjambi.com melalui channel YouTube BEI, peresmian pembukaan perdagangan ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Joko Widodo, Senin (3/1/2022) pagi.
Tampak hadir menteri koordinator perekonomian Airlangga Hartarto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, menteri keuangan Sri Mulyani, Gubernur BI, ketua dewan komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa pimpinan industri jasa keuangan.
Di awal sambutannya Jokowi menyinggung beratnya tahun 2021 dimana penanganan virus covid-19 yang melonjak pada bulan Juli tahun 2021 lalu.
“Saya ingat kengerian yang ada adalah di lorong-lorong rumah sakit, di halaman rumah sakit semuanya penuh dengan pasien covid-19. Tetapi Alhamdulillah pada hari kemarin 2 Januari 2022, dari 56.000 di pertengahan Juli, kemarin berada di angka 174 kasus per hari.”
“Berkaitan dengan ekonomi, pemulihan ekonomi kita juga cukup kuat. Neraca dagang kita surplus USD 34,4 miliar dalam 19 bulan surplus terus, belum pernah kita mengalami seperti ini.”
“Kita terus semangat bekerja keras menghadapi tantangan-tantangan di tahun 2022 ini dan diharapkan kita bisa melaluinya dengan baik,” ujar Jokowi disambut tepuk tangan undangan.
Sementara Airlangga Hartarto berharap bursa ke depan tumbuh optimis. Selain itu yang tak kalah penting yakni upaya pemulihan ekonomi nasional terus dilanjutkan.
“Terkait dengan teknologi, tahun kemarin kita sudah bisa me-launching IPO Bukalapak, salah satu yang terbesar di Asia sebesar Rp 21,9 triliun. Dan berlakunya perdagangan terbesar di regional terbesar dan diharapkan ini memberikan dukungan kepada pasar modal,” ujar Airlangga Hartarto singkat.
Ketua dewan komisioner OJK Wimboh Santoso mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden dan kabinet Indonesia maju yang telah menangani covid-19 dengan luar biasa. Sehingga memberikan kepastian untuk bisa berusaha dan bangkit kembali untuk membangun ekonomi Indonesia, yang ujungnya bisa melakukan kegiatan sosial, ekonomi dan kegiatan lainnya seperti semula.
Dikatakannya, financial sector stabil dengan beberapa faktor permodalan kuat, likuiditas yang apple dan juga kredit tumbuh sekitar 4,8 persen. Selain itu dana masyarakat juga apple 10,57 persen di tahun 2021.
Bahkan, sektor asuransi juga mulai lebih baik dengan arbisi yang jauh di atas minimal yakni 329 persen untuk asuransi jiwa dan umum. Minimal arbisi yakni 120. Hal ini, tegas Wimboh Santoso merupakan hal-hal yang bagus sebagai modal ke depan.
“Pasar modal sebagai agenda kita hari ini, bapak Presiden, ini di luar dugaan jauh lebih ekspektasi kita semula, indeks kita sudah 6581. Ini adalah kalau kita invest, return-nya sudah 10,08%. Ini adalah termasuk jajaran terbaik di Asia di antara negara-negara lain,” urai Wimboh Santoso.
Sektor investor juga menjadi hal di luar dugaan OJK. Dimana, tahun 2020 investor itu hanya 3,8 juta dan melonjak tajam 7,5 juta di tahun 2021.
Hal ini, tambah Wimboh Santoso menunjukkan bahwa banyak investor-investor, terutama investor ritel. Bahkan, kalangan milenial yang selama ini banyak bersifat konsumtif, sekarang banyak menanamkan uangnya, terutama di saham dan berupa tabungan.
“Penghimpunan dana pasar modal ini juga luar biasa mencapai Rp 363,3 triliun dari 194 emiten, dan ini bersumber dari sektor teknologi dan sektor keuangan. Di samping itu, ini jauh lebih tinggi dari 2020 yang hanya Rp 118 triliun.”
“Bahkan ini luar biasa dalam sejarah raising fund di pasar modal lebih tinggi dari pertumbuhan kredit. Kreditnya selama 2021 hanya Rp 228 triliun dan mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi ke depan kita,” harap Wimboh Santoso. (Rolan)
Discussion about this post