SINARJAMBI.COM – Ketua dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menegaskan komitmen OJK dalam mendukung UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang. Tak hanya sebatas sebagai pemain lokal dan regional, UMKM di Indonesia akan didorong mendunia.
Keseriusan OJK tersebut, kata Wimboh Santoso ditunjukkan dengan dibuatnya platform marketplace digital UMKM-MU untuk membantu UMKM memasarkan produk unggulan secara online. Dukungan kepada UMKM ini dilakukan OJK di masa pandemi covid-19 selain dari kebijakan pemberian stimulus perbankan melalui POJK dalam hal merestrukturisasi kredit.
“Kita juga selalu mencari untuk bukan hanya bagaimana kita me recover kredit yang dalam restructuring ini, dengan berbagai upaya kita diantaranya ada subsidi pemerintah UMKM yang masih dilanjutkan dan juga penjaminan masih dilanjutkan. Dan kita bahkan berbagai upaya lain terus dilakukan. Diantaranya kita juga mencari sumber-sumber ekonomi baru yaitu yang ramah lingkungan dan juga dimasukkan dalam suatu ekosistem yang lengkap. Baik UMKM dan korporasi menjadi satu kesatuan yang ini proyek dari hulu sampai hilir mulai dari pembiayaannya, pemasarannya, ekspornya ini akan ditangani secara serius oleh pemerintah,” ujar Wimboh Santoso dalam jumpa pers virtual perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit sampai 31 Maret 2023, Rabu (8/9/2021).
KUR akan didorong menjadi KUR klaster dengan berbagai komoditi akan dilakukan termasuk pertanian, perkebunan dan juga mining. Bahkan aksesnya juga nanti akan digital dan masing-masing bank akan mempunyai program yang unik untuk masing-masing produknya.
Digitalisasi, kata Wimboh Santoso sangat penting untuk mempercepat akses dan memperluas jangkauan, memberikan service yang lebih bagus, lebih cepat dan lebih murah.
“(Digitalisasi) ini sudah dilakukan di luar sektor keuangan. Secara bisnis mereka startup-startup itu sudah masuk dalam suatu ekosistem yang seperti ini. Di antaranya mulai dari produksinya sampai dengan distribusinya, penjualannya lewat e commerce. Bahkan sampai dijual ke luar negeri.”
“Nah ini adalah akan kita dorong dengan berbagai stimulus yang bisa kita berikan. Khusus untuk ini dimasukkan dalam kelompok KUR klaster yang disubsidi dan dijamin pemerintah mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga ini penting sekali, karena tanpa ini tentunya perkembangannya akan kurang cepat. Dan ini seluruh pemangku kepentingan, kementerian ikut bersama-sama. Bahkan ada platform khusus untuk UMKM ini namanya Bangga Buatan Indonesia, OJK termasuk di dalamnya.”
“Bahkan OJK sendiri juga sudah men-develope bersama-sama pebisnis dan juga praktisi yang kita sebut UMKM MU ini adalah e-commerce yang semua masuk tanpa biaya. Bahkan kita bina dengan pembiayaan yang murah. Itu satu ekosistem payment dan juga e-commerce lainnya link menjadi satu,” jelas Wimboh Santoso.
“Sehingga kita harapkan akan lebih cepat lagi. Ini secara privat sudah terjadi namun demikian kita juga pemangku kepentingan untuk mendorong menjadi satu gerakan yang masif nasional dan seluruh Indonesia kita harapkan semua e-commerce yang ada di Indonesia akan menjadi hub kita untuk mendorong UMKM go internasional.”
“Kita cukup mempunyai optimisme, ini karena kita mempunyai penduduk yang 272 juta orang dan startup kita adalah startup yang cukup potensi yang besar maju dan bahkan bukan hanya local player tapi regional. Bahkan internasional nantinya kita harapkan,” harap Wimboh Santoso.
UMKM dan juga sektor informal, kata Wimboh Santoso menjadi prioritas utama dengan berbagai kebijakan sehingga OJK juga mendukung bahwa UMKM ini diantaranya target pemerintah untuk 30% sampai 2024.
Tak terpaku hanya dengan pencapaian angka target saja, pihaknya juga berupaya menciptakan enterpreneur- entrepreneur baru. Sehingga nantinya bisa memberikan multiplayer kepada penciptaan lapangan kerja dan juga kepada pertumbuhan ekonomi.
“Dan perbankan akan kami dorong melalui rencana bisnis dia untuk mempunyai target target UMKM namun target-target ini tentunya akan secara nasional kita targetkan bisa 30% di 2024. Namun demikian untuk secara individu kita atur dan kita sesuaikan dengan bisnis model dia. Apabila ternyata ada bank yang porsi UMKM sudah besar, tetap akan kita minta untuk dalam jalurnya dan bahkan memperbesar UMKM.”
“Jadi apabila bank bisnis modelnya memang korporat, kita harapkan tetap fokus ke UMKM, tapi tetap menjalankan fungsinya sebagai bisnis modelnya dia fokus kepada korporat. Sehingga ini adalah hal yang penting yang akan kita monitor dan tetap kita gaet perbankan untuk tetap fokus ke umkm,” tegas Wimboh Santoso. (Rolan)
Discussion about this post