SINARJAMBI.COM – Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK, Agus Edy Siregar bicara terkait banyaknya penduduk usia produktif serta disrupsi akibat pandemi covid-19, menyebabkan kenaikan kebutuhan lapangan kerja baru sebagai kompensasi terjadinya peningkatan pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja dan para pekerja yang dirumahkan.
Namun demikian, tambah Agus Edy Siregar, justru pandemi menjadi wake-up call untuk transisi menuju ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berorientasi ramah lingkungan, serta menjadi bagian dari proses recovery dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Salah satu sektor potensial yakni di bidang pertanian. Dirinya pun merilis data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2021.
“Pertanian sebagai sektor ekonomi dengan pertumbuhan positif selama pandemi dan didukung oleh minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian dapat mendorong penyerapan tenaga kerja melalui green jobs dengan lebih optimal,” jelas Agus Edy Siregar dalam materinya sebagai nara sumber webinar “Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau”, Selasa (28/12/2021) siang.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tambah Agus Edy Siregar, memprediksi bahwa produk ecotourism dan wellness tourism akan lebih diminati masyarakat pasca pandemi. Di mana, wellness tourism diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2022 menjadi USD 919 miliar dengan pertumbuhan 7,5% per tahun.
Berdasarkan survei Kementerian Koperasi dan UKM yang bekerjasama dengan UNDP dan Indosat ooredoo pada tahun 2021 menunjukkan bahwa, 95% UMKM menyatakan minatnya pada praktik usaha ramah lingkungan hal ini berpotensi untuk menyerap tenaga kerja melalui green jobs.
Namun demikian, UMKM masih kesulitan memperoleh akses pendanaan untuk pengembangan bisnis karena dianggap belum bankable. Untuk itu, dukungan kebijakan OJK diterbitkan melalui roadmap tahap 1 dan 2 tahun 2021-2025 terkait roadmap keuangan berkelanjutan di Indonesia. Diantaranya dituangkan dalam POJK No 51/2017 tentang keuangan berkelanjutan dan POJK No 60/2017 tentang Green Bond.
Selain itu, ada juga dukungan kebijakan OJK terkait Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dimana per Oktober 2021 program ini telah mencapai 38.110 peternak dengan jumlah total premi sebesar Rp 17,423 miliar. Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah premi terbesar keempat nasional sebesar Rp 1,47 miliar dari 4.724 peternak.
Dukungan kebijakan OJK lainnya yakni Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di mana melalui asuransi ini petani milenial memperoleh mitigasi risiko yang memadai.
“Per Oktober 2021 program ini telah mencapai 619.700 petani dengan jumlah total premi sebesar Rp 70,95 miliar. Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah premi terbesar kedua nasional sebesar Rp 16,05 miliar dari 191.603 petani,” papar Agus Edy Siregar.
Webinar juga menampilkan nara sumber lainnya yakni Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto, Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia Guntur Subagja dan Hendi Nur Seto selaku petani milenial.
Acara diawali keynotes speech dari Wimboh Santoso selaku Ketua Dewan Komisioner OJK, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Rolan)
Discussion about this post