SINARJAMBI.COM – Berbagai kegiatan terus dilakukan oleh para pemain Garuda Select Jilid III yang sampai saat ini masih terus mengadakan pemusatan latihan di Inggris. Mulai dari latihan rutin, inspirasi pemain, hingga persiapan menghadapi ujian nasional. Semua hal itu diungkapkan langsung oleh pemain, Kamis (25/3/2021).
Latihan yang kali ini dibahas, berfokus pada penjaga gawang, Pelatih Kiper Phil Smith, menunjukkan beberapa latihan dua penjaga gawang Garuda Select, Adre Arido dan Aditya Juli. Gerakan-gerakan yang di latihan ini berguna untuk meningkatkan refleks di tangan dan kekuatan kaki.
Gerakan pertama ada Variation Cycle 1. Pelatih menendang voli ke arah kiper. Sebelumnya, kiper harus menendang bola yang ada di sisi kanan atau kirinya, sebelum menangkap bola tendangan pelatih yang datang mengarah kepadanya. Konsentrasi harus penuh agar mampu melakukan gerakan antisipasi yang baik untuk datangnya bola.
Latihan kedua agak sedikit berbeda. Jika sebelumnya pada Cycle 1 pelatih menendang bola ke arah kiper cukup keras dengan tendangan voli, pada Cycle 2 kali ini bola ditendang mendatar. Sebelum itu, kiper juga harus menerima bola voli dari orang di sebelahnya. Gerakan ini juga dilakukan dengan bantuan cone untuk membantu membatasi gerakan dalam melatih gerakan kaki.
Varian gerakan terakhir, atau disebut Variation Cycle 3 dimulai dengan tendangan voli yang lebih keras. Kiper berada di posisi tengah-tengah cone dan menangkap atau menghalau bola dari tengah. Umpan sebelum menerima bola juga kali ini dilempar, berbeda dari dua kesempatan sebelumnya yang ditendang voli dan mendatar.
Bentuk latihan seperti ini bertujuan untuk melatih refleks tangan untuk menangkap bola dengan baik, juga membantu melatih penempatan posisi yang benar sebagai seorang penjaga gawang. Latihan adalah salah satu metode latihan yang biasa dilakukan Adre dan Adit dalam kesehariannya menjalani program latihan bersama tim Garuda Select.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh dua kiper Garuda Select bersama Phil ini juga bisa dilakukan di area yang kosong atau di halaman rumah. Latihan ini bisa membantu gerakan tubuh agar tetap berolahraga sehingga membuat badan tetap fit dan bugar.
Beralih ke inspirasi. Sejauh ini selama pemusatan latihan di Inggris, para pemain memiliki sosok yang menjadikan inspirasi tersendiri. Noval Junior mengungkapkan, “Saya mendapat pelajaran tentang bagaimana menguasai bola semaksimal mungkin. Selain itu juga penempatan posisi saat menjaga lawan harus tepat dan sederhana agar tidak mudah kehilangan bola. Karena hal itu bisa menguntungkan lawan untuk melakukan serangan,” katanya. Pemain ini juga mengidolakan sosok Ayahnya dan juga Xabi Alonso.
Kemudian untuk Ridho Syuhada, “Kita harus cepat mengambil keputusan pada saat-saat tertentu. Harus tahu kapan menguasai bola, kapan harus mengumpan, dan juga pergerakan kita harus cepat serta tepat. Harus bisa memanfaatkan celah di antara bek lawan untuk bisa mengumpan kepada para penyerang di depan,” ungkap Ridho.
Mereka juga dibiasakan bagaimana bermain dengan sistem formasi diamond. Bagi mereka, ini adalah pengalaman baru dan memudahkan mereka untuk mengalirkan bola ke segala arah. Seperti yang dirasakan Elia Di Guiliomaria.
“Bermain dengan skema ini memungkinkan banyak teman yang bisa membantu di sekitar saya sehingga saya jadi lebih mudah mengalirkan bola. Selain itu, sesama gelandang juga lebih kompak ketika bergerak tanpa khawatir kehilangan posisi atau berpencar-pencar,” kata Elia.
Terakhir, selain latihan demi latihan, para pemain juga dihadapkan dengan ujian nasional yang akan datang, untuk itu, para pelatih membiarkan mereka untuk mempersiapkan diri belajar demi menghadapi ujian nasional tersebut.
Pemain-pemain seperti Fernando Pamungkas, Rafly Asrul, Edgard Amping, hingga Daniel Naa, akan melewati salah satu fase penting dalam hidup mereka yakni Ujian Nasional level menengah atas, karena mereka berada di kelas 3 SMA dan sedang bersiap untuk mengikuti ujian akhir.
Ujian tahun ini tentu berbeda bagi mereka. Tantangan jelas harus dihadapi mengingat saat ini mereka berada jauh dari rumah. Penyesuaian pun harus dilakukan agar tetap bisa belajar dengan fokus. Dengan semua persiapan, mereka berharap bisa melewati ujian dengan baik tahun ini.
“Bagi saya, tantangannya sangat berat karena sudah beberapa bulan saya tidak masuk sekolah walaupun disini masih tetap belajar secara rutin dengan bimbingan guru. Tantangannya saya harus bisa menyerap dengan baik semua pelajaran yang diberikan oleh guru kami. Saya tidak ada masalah dengan pembagian waktu antara latihan dan belajar,” kata Fernando Pamungkas.
“Di sini, kami semua belajar setiap selesai latihan sore. Menurut saya, tidak terlalu ada yang menyulitkan karena belajar itu biasanya memang di luar waktu latihan. Bagaimanapun, kami tetap butuh belajar dan sekolah agar tidak ketinggalan pelajaran,” sebut Rafli.
Bagi Edgard, Rafli, dan Fernando, pengalaman membagi waktu antara belajar dan latihan sudah mereka rasakan sejak tahun lalu. Namun, bagi Daniel Naa, ini adalah pengalaman baru dalam hidupnya. “Kesulitannya di sini hanya terasa pada perbedaan jam dan waktu. Di sini malam dan di Indonesia masih siang. Perasaannya aneh saja karena harus ujian malam-malam di sini. Selain itu, tidak ada tantangan yang terlalu berat,” tutup Daniel. (*)
Discussion about this post