SINARJAMBI.COM – Pasar modal Indonesia pada tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Indikator pertumbuhan pasar modal itu dipaparkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025 di kantor BEI, Kamis (2/1/2025) pagi.
Dikatakan Mahendra, pertumbuhan pasar modal selaras dengan pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu indikator pertumbuhan pasar modal yakni angka IHSG tahun 2024 yang ditutup tanggal 30 Desember menyentuh angka 7.079,91. Yang meski turun 2,6 persen namun masih di level terendah yakni 6.726,92 pada 19 Juni 2024.
“Rentang besar sebesar 1.200 poin antara tingkat tertinggi dan terendah indeks di tahun 2024, merefleksikan volatilitas yang luar biasa pasar modal global sebagai dampak perekonomian dunia yang mengalami tantangan berat.”
“Nilai kapitalisasi pasar mencapai 12.336 triliun atau tumbuh 6 persen yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56 persen PDB,” ujar Mahendra Siregar.
Indikator lainnya yakni aktifitas penghimpunan dana di pasar modal juga cukup baik, dimana tercatat 199 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana Rp 259,24 triliun. Termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp 16,68 triliun dan PUPS senilai Rp 44,77 triliun.
Untuk bursa karbon hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi sebesar 908.018 ton CO2e dengan total nilai investasi Rp 50,64 miliar. Jumlah Single Investor Identification (SID) berjumlah 14,8 juta investor atau meningkat 22,21 year to day.
“Namun demikian, Kita juga melihat masih banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan. Indeks LQ45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling liquid serta biasanya menjadi rujukan investasi fund manajer global dan domestik , justru melemah 15,6 persen.”
“Kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140 persen, Thailand 101 persen atau Malaysia 97 persen. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa, untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar, diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal kita. Sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi landasan utama atau well functioning and efficient capital market,” ujar Mahendra.
Pertumbuhan pasar modal yang positif, tambah Mahendra, merupakan modal penting bagi mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu pada tahun 2025, OJK bersama seluruh pemangku kepentingan termasuk SRO berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai program strategis pemerintah.
“Berbagai program tersebut difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal, salah satunya melalui peningkatan pendalaman pasar,” jelas Mahendra. (Rolan)
Discussion about this post