SINARJAMBI.COM – Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, secara resmi membuka The 45th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies, Asia and The Pacific (HONLAP), yang digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel, Kuta, Bali, tanggal 24 s.d. 28 Oktober 2023.
Dalam keterangan persnya, Kepala BNN RI yang didampingi oleh Country Manager UNODC untuk Indonesia, Erik Van Der Veen, menyampaikan bahwa permasalahan narkotika tidak bisa dilakukan secara mandiri, akan tetapi membutuhkan kerja sama dan dukungan dari berbagai negara.
“Tidak ada satu negarapun yang bisa sendirian berperang melawan narkotika” imbuh Kepala BNN RI.
Oleh karena itu, pertemuan HONLAP ke-45 yang mempertemukan para pimpinan penegak hukum yang berada di kawasan Asia Pasifik ini menjadi momentum penting dalam menyatukan persepsi penanganan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di dunia.
Sebagai tuan rumah penyelenggara pertemuan HONLAP ke-45 ini, Kepala BNN RI mendorong agar terciptanya pertemuan yang produktif yang dapat berdampak bagi penyelamatan generasi di masa yang akan datang.
Hal ini sejalan dengan perintah Presiden RI Ir. Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Pemberantasan dan Penanganan Kasus Narkoba yang telah dilakukan pada Senin (11/9) dan Kamis (12/10) lalu yang memerintahkan Kepala BNN RI beserta Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan kegiatan extraordinary dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di 10 wilayah, salah satunya adalah Bali.
Kepala BNN RI dalam keynote speechnya pada Opening Ceremony The 45th Meeting of HONLAP menitikberatkan pada permasalahan narkotika jenis baru – New Psychoactive Substances (NPS) yang kian marak beredar dengan ragam jenisnya dan menjadi ancaman terkini bagi negara-negara di dunia.
Ia juga mengungkapkan bahwa jatuhnya 110.000 orang korban meninggal dunia akibat Fentanyl di Amerika Serikat pada 2022 lalu menjadi salah satu bukti ancaman nyata dari peredaran NPS. Fentanyl diketahui merupakan NPS yang diproduksi oleh clandestine laboratorium.
Menutup keterangan persnya, Kepala BNN RI berharap pertemuan internasional ini dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat diadopsi oleh masing-masing negara untuk mengeleminir permasalahan narkotika, khususnya di Indonesia.
#warondrugs
#speedupneverletup
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
Discussion about this post