SINARJAMBI.COM – Upaya Kementerian Kebudayaan RI untuk menjadikan Indonesia sebagai Ibukota budaya dunia didukung penuh Pemerintah Kota Jambi bersama DPRD Kota Jambi. Setelah sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih gencar berkolaborasi bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Kemendikbudristek dalam rangka ekskavasi situs cagar budaya Candi Solok Sipin dan Rumah Batu Olak Kemang di Kota Jambi, kini, giliran Ketua DPRD Kota Jambi Faried Alfarelly menjumpai Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Rabu (20/11/2024).
Pertemuan dilakukan disela-sela kunjungan kerja Menteri Kebudayaan RI itu ke Provinsi Jambi guna meninjau langsung revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi.
Dalam pertemuan dengan Menteri Kebudayaan itu Ketua DPRD Kota Jambi Faried Alfarelly didampingi unsur pimpinan lainnya, M Yasir, Jefrizen dan Naim. Kepada Menteri Fadli Zon, Dia menyampaikan komitmennya mendukung penuh upaya Kemenbud untuk mengembangkan cagar budaya tersebut.
Tadi saya ditemani pimpinan DPRD Kota Jambi yang lain, bertemu langsung dengan Menteri Kebudayaan Bapak Fadli Zon. Kita mengucapkan terimakasih dan menyambut baik atas kunjungan kerja beliau ke Jambi. Artinya Jambi ini menjadi prioritas beliau karena belum genap sebulan beliau sudah mimilih kunjungan kerjanya ke Jambi,” ujar Faried Afarelly.
Kata Faried, kepada Menteri Dia menyampaikan komitmennya siap mendukung upaya Kementerian Kebudayaan untuk mempercepat revitalisasi KCBN Candi Muarajambi tersebut.
“Kami sampaikan kepada beliau, bahwa kami DPRD Kota Jambi bersama Pemkot Jambi tentunya siap mendukung KCBN Candi Muarajambi. Karena sebagai wilayah peyangga objek wisata itu, Kota Jambi sudah tentu akan mendapatkan manfaatnya. Multiplier effectnya ciptakan pertumbuhan ekonomi daerah dalam hal ini Kota Jambi,” sebut Faried.
“Misalnya perhotelan, transportasi, restoran, kuliner daerah, oleh-oleh khas daerah, serta sektor ekonomi kreatif lainnya akan semakin bergeliat, yang itu sendiri tentu akan meningkatkan PAD kita. Jadi Kota Jambi sebagai kota perdagangan dan jasa sangat bertumpu pada sektor budaya dan pariwisata termasuk potensi pariwisata Candi Muarajambi tersebut,” tambahnya.
Kata Faried, Kota Jambi juga amat bertumpu pada event-event baik lokal, nasional maupun internasional, oleh karenanya seni, budaya dan pariwisata mesti digalakkan sebagai daya tarik wisatawan.
“Kota Jambi juga sebagai Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exibithion-red). Nah, untuk mendukung MICE itu kita perlu kembangkan potensi seni budaya dan pariwisata sebagai daya tarik Kota Jambi,” kata Faried.
Faried menyebut, komitmen yang disampaikannya kepada Menteri Kebudayaan itu juga sebagai upaya mendukung Pemkot Jambi mewujudkan “Jambi Gateway”.
“Intinya, kepada pak Menteri, kami sampaikan Kota Jambi siap mendukung suksesnya KCBN Candi Muarajambi dengan mempersiapkan fasilitas pendukungnya, seperti penyediaan akomodasi, transportasi, kuliner serta sektor pendukung lainnya, yang ini juga sejalan dengan gagasan Ibu Pj Wali Kota Jambi untuk mewujudkan Jambi Gateway,” tutup Ketua DPRD Kota Jambi itu.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa (19/11/2024) lalu, Dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Jambi, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi KCBN Muarajambi sebagai salah satu situs budaya peninggalan kerajaan Sriwijaya yang saat ini sedang dalam proses pembangunan museum dan laboratorium pengetahuan.
Seperti di rilis hypeabis.id, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan revitalisasi KCBN Muarajambi akan melibatkan penataan lingkungan dan pemugaran kawasan seluas 3.981 hektar. Dengan lahan seluas itu, nantinya KCBN Muarajambi akan menjadi salah satu situs bersejarah terluas dan terbesar di Asia Tenggara.
“Ini salah satu proyek kebudayaan yang penting karena disini ditemukan kurang lebih sekitar 115 struktur candi. Dan mungkin dengan penelitian-penelitian lanjutan, mungkin bisa ditemukan lagi peradaban-peradaban sebelumnya,” kata Fadli Zon, tulis hypeabis.id
Fadli menekankan pentingnya upaya revitalisasi dengan pendekatan yang sesuai kaidah pemugaran cagar budaya, yakni dengan mengutamakan keaslian struktur, dan menggali narasi sejarah yang mendalam. Lain dari itu, dia berharap pemugaran ini tidak menghilangkan esensi perdesaan di mana masyarakat menjadi aktor utama.
Lebih lanjut, dia juga menegaskan bahwa proses penelitian dan revitalisasi masih akan terus berlanjut dan harus digali semaksimal mungkin. Upaya tersebut dilakukan agar dapat lebih fokus tentang bagaimana cagar-cagar budaya nasional dapat dilindungi, dikembangkan, dibina dan dimanfaatkan. (*)
Discussion about this post