SINARJAMBI.COM – Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada Juli 2021 Provinsi Jambi mengalami deflasi bulanan sebesar 0,16% (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 2,35% (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 0,17% (ytd).
Demikian keterangan tertulis Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) provinsi Jambi Suti Masniari Nasution, Jumat (13/8/2021) malam.
Secara keseluruhan, tambah Suti Masniari Nasution, jenis barang dan jasa yang menyumbang deflasi adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu daging ayam ras sebesar -22,61 % (mtm), kangkung -13,56% (mtm), bayam 12,24% (mtm), rempela hati ayam -15,64% (mtm) dan ikan gabus -4,87% (mtm).
“Secara umum, penurunan harga bahan pangan tersebut seiring dengan bertambahnya pasokan komoditas daging ayam ras dan rempela hati ayam Iokal yang tengah memasuki masa panen sehingga pasokan yang ada dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,” jelas Suti Masniari Nasution.
Selain itu, memasuki musim kemarau, persediaan sayuran menjadi lebih mudah layu dan kualitas sayuran menjadi lebih rendah dari biasanya sehingga memengaruhi harga pasokan di tingkat pedagang eceran.
Adapun rincian perkembangan inflasi di Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan : Deflasi 0,21 % (mtm)
Tahun Berjalan : Inflasi 0,18% (ytd)
Tahunan : Inflasi 2,42% (yoy)
Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada daging ayam ras (andil -0,38%), kangkung (andil -0,03%), bayam (andil -0,02%), rampela hati ayam (andil -0,01 %) dan ikan gabus (andil -0,01 0/0). Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain cabai merah (andil O, 1 5%), ikan nila (andil 0,03%), bawang merah (andil 0,03%), cabai rawit (andil 0,02%) dan ikan dencis (andil 0,02%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan : Inflasi 0,20% (mtm)
Tahun Berjalan : Inflasi 0,14% (ytd)
Tahunan : Inflasi 1,82% (yoy)
Inflasi utamanya didorong oleh kenaikan harga pada komoditas cabai merah (andil 0,26%), cabai rawit (andil 0,06%), bawang merah (andil 0,06%), bayam (andil 0,04%) dan kentang (andil 0,04%).
Sementara itu, inflasi lebih tinggi tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti daging ayam ras (andil -0,23%), emas perhiasan (andil -0,04%), beras (andil -0,04%), jeruk (andil -0,04%) dan ikan tongkol/ ambu-ambu (andil -0,03%).
Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, tekanan inflasi pada Agustus 2021 di Provinsi Jambi diprakirakan tetap terkendali. Sumber tekanan inflasi terutama masih berasal dari komoditas bahan pangan yang disebabkan oleh normalisasi pasokan setelah melewati masa panen.
Selain itu, adanya potensi keterbatasan pasokan yang akan menyebabkan inflasi akibat gangguan distribusi pasca implementasi PPKM Jawa-Bali mengingat Jawa merupakan daerah sentra produsen dan hub beberapa komoditas.
“Dalam rangka menjaga inflasi tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,” tutup Suti Masniari Nasution. (*/Lan)
Discussion about this post