SINARJAMBI.COM – Memasuki hari terakhir sekolah dibulan ramadhan, MTS N 2 Merangin kian aktif melaksanakan aktifitas keagamaan. Bahkan, dihari terakhir itu, MTSN 2 Merangin menggelar pesantren Ramadhan, dan menggalang bantuan dana kemanusiaan korban bencana alam (banjir), di Bekasi Jawa Barat, Kamis, (20/3/2025).
Pantauan media ini, siswa dan majelis guru tampak kompak mendengarkan tausiah agama yang disampaikan salah satu guru madrasah setempat. Sebelumnya, pihak madrasah juga menggalang dana bantuan kemanusiaan secara suka rela atas korban banjir.
Kepala MTSN 2 Merangin Sanadi mengatakan, selama ramadhan aktifitas belajar mengajar dimadrasah berjalan seperti biasanya. Hanya saja jam belajarnya dikurangi dari waktu jam belajar dihari biasa.
“Bulan ramadhan masuk jam 08.00 pulang jam 11.30 Wib. Aktifitas belajar mengajar berjalan seperti biasa guru dan siswa hadir semua,” ujar Sanadi, Kamis (20/3/2025).
Sebelum menggelar Pesantren Ramadhan dihari terakhir tersebut, siswa terlebih dahulu membaca sholawat Nabi Muhammad SAW. Setelah itu barulah siswa mendengarkan tausiah agama yang dibawakan oleh salah satu guru setempat.
“Tak hanya itu kami juga mengadakan tadarus Al-Qur’an, dan buka bersama guru, siswa, disekolah ini,” ucapnya.
Setelah mendengar tausiah agama pesantren ramadhan dihari terakhir sekolah, dirinya juga memberikan pengarahan agar setelah libur sekolah ini, siswa dapat melanjutkan belajarnya dirumah.
“Jangan keluyuran mamfaatkan waktu libur ini dengan banyak belajar dirumah,” sebutnya.
Selain itu Ia menjelaskan, sumbangan suka rela bagi korban bencana alam tersebut sesuai dengan surat edaran Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Tim “Tanggap Darurat Kemenag”.
Menurut Sanadi, dana yang terkumpul tersebut dikirimkan langsung melalui rekening berdasarkan surat edaran yang diterima oleh pihaknya.
“Berapapun yang terkumpul langsung kita kirimkan kerekening itu,” jelasnya.
Sementara itu, Sanadi juga menuturkan, pihaknya juga mengajarkan materi pembelajaran seperti moderat, moderasi dalam beragama kepada siswa madrasah. Yang mana lanjut Sanadi, program ini merupakan program nasional.
“Tak hanya siswa, guru, kepala madrasah, juga masuk dalam program ini,” paparnya.
Dijelaskan Sanadi, moderasi beragama adalah cara beragama yang tidak ekstrem dan tidak berlebihan serta tidak memandang rendah agama yang dianut oleh orang lain.
Sedangkan prinsip moderasi beragama yakni menghormati nilai kemanusiaan, menghormati kesepakatan bersama dalam bangsa dan bernegara.
“Taat hukum dalam menjaga ketertiban umum berkomitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta menerima perbedaan tradisi dan budaya.”
“Tidak boleh merendahkan agama lain kalau kita tidak seagama. Jika Kerja sama membantu dalam kegiatan sosial sah-sah saja. Hanya saja cara ibadahnya yang berbeda,” tutupnya. (Yazdi)
Discussion about this post