SINARJAMBI.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memperluas sumber-sumber pembiayaan bagi ekonomi Indonesia. Tidak hanya dari kredit, tapi terutama juga dari penerbitan sekuritas surat-surat berharga jangka panjang maupun jangka pendek.
“Kita di dalam forum ini, Kita melakukan harmonisasi, pengaturan, ketentuan dan juga kebijakan, sehingga sinergitas kebijakan dari empat lembaga ini semakin lama semakin kuat dan semakin mendukung pengembangan pasar uang Kita,” ujar Perry Warjiyo di acara pembukaan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) via live channel YouTube Kemenkeu yang diikuti sinarjambi.com, Selasa (3/8/2021).
“Kita juga membangun integrasi dari infrastruktur pasar modal menjadi infrastruktur pasar keuangan yang betul-betul terintegrasi, untuk semakin mendorong pasar uang Kita yang lebih dalam, lebih efisien dan lebih menjadi bagian dari reformasi struktural Indonesia maju dan yang terutama juga perluasan basis investor.”
“Inilah acara live kita saat ini fokusnya adalah bagaimana kita memperluas, memperbanyak partisipasi dari investor ritel. Like It. Peran dari basis investor sangat penting didalam mengembangkan pasar keuangan untuk Indonesia.”
“Pertama kita perlu seluruh investor ritel, ayo ikut membangun negeri ini, investasikan rencana Anda untuk membangun negeri ini. Tidak hanya untuk melalui pembiayaan invest sekarang melalui SBN, tapi juga membangun korporasi dan juga sekuritas, baik tentu saja yang diterbitkan oleh para korporasi, termasuk juga simpanan tabungan di perbankan. Ini diperlukan.”
“Yang kedua tentu dengan semakin banyaknya investor ritel berpartisipasi dalam pasar keuangan, tingkat perputaran uang, tingkat velositas dari peredaran pasar keuangan sangat bagus dan itu bagian dari reformasi struktural. Kalau kita terus putarkan dana-dana Kita, yang di perbankan ke pasar modal, yang di pasar modal ke perbankan, kita putar untuk membiayai tidak hanya anggaran pemerintah dan korporasi itu kelipatan dari perputaran uang akan sangat mendukung produktivitas, efisiensi dan kemajuan ekonomi kita.”
“Yang ketiga, basis ritel sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi kita ketahanan pasar keuangan kita semakin banyak investor ritel tentu saja pasar keuangan akan semakin kuat sehingga tentu saja lebih tahan menghadapi angin globalisasi penuh dengan ketidakpastian, termasuk ke depan adalah bagaimana antisipasi kebijakan bank sentral lain,” jelas Perry Warjiyo.
Bank Indonesia, tambah Perry Warjiyo, bersama kementerian keuangan, OJK dan LPS terus memajukan pembiayaan ini. Dan karena itu untuk mendukung investor ritel, program peningkatan literasi keuangan sangat diperlukan.
Ditegaskan Perry Warjiyo, investor ritel tidak hanya harus meningkatkan literasi keuangannya untuk memilih investasi yang menguntungkan dan aman. Investor ritel dalam literasi keuangan juga harus bijak, bagaimana mengenali produk dan resiko investasi.
“Like It. Mari kita berliterasi keuangan kita semakin Like It dalam pengembangan pasar keuangan kita. Ini adalah langkah-langkah penting, acara yang kita lakukan ini untuk supaya literasi keuangan semakin kuat untuk memperluas investor ritel bagi pembiayaan ekonomi. Dan dalam konteks ini tentu saja Bank Indonesia mendukung sesuai dengan ranah masing-masing. Bank Indonesia sangat banyak bergerak untuk investasi pasar uang, baik rupiah maupun valas,” jelas Perry Warjiyo.
Upaya-upaya diatas, kata Perry merupakan kerja keras bersama empat lembaga dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Untuk itu, acara Like It akan berlangsung sebanyak 3 seri.
Dimana Like It pertama, jelas Perry Warjiyo fokus terkait pengenalan instrumen investasi surat berharga negara ritel yang menampilkan Menkeu sebagai keynote speech. Like It kedua (5/8) tentang produk dan layanan investasi di pasar modal, waspada investasi ilegal, reksa dana dan peran fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan serta perlindungan dana investor di pasar modal.
Pada Like It ketiga (13/8) diadakan talk show membangun negeri dengan menjadi investor di negeri sendiri serta talk show cerdas mengatur keuangan dan bijak berinvestasi.
“Oleh karena itu ayo jangan hanya hadir hari ini. Ini baru pembukaan, series-nya masih banyak. Terus Like It series-series ini, Like It untuk berinvestasi di Indonesia, Like It negeri kita, Like It untuk memajukan keuangan kita. Dan InsyaAllah, Allah SWT Tuhan yang maha kuasa akan memberikan keberkahan kepada kita bangsa dan negara untuk bisa segera mengatasi covid, membangun pemulihan ekonomi, mengembangkan pasar keuangan kita. Dan tentu saja itu ikhtiar Kita bersama, dalam mewujudkan cita-cita Indonesia maju,” pungkas Perry Warjiyo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai keynote speech menegaskan kondisi keuangan yang baik suatu negara, akan menentukan kemajuan suatu negara. Terutama dukungan sistem intermediary (perantara) antara pemilik dan yang membutuhkan dana.
“Negara yang memiliki sistem intermediary (perantara) dari sektor keuangannya yang sangat efisien, dalam dan stabil maka dia bisa berharap untuk bisa terus membangun dan mendukung berbagai inovasi, kreativitas dan kreasi dari ekonomi yang lebih kompetitif,” ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, kepala OJK Pusat Wimboh Santoso dan kepala LPS Purbaya Yudhi Sadewa juga memberikan paparannya kepada peserta acara. (Rolan)
Discussion about this post