SINARJAMBI.COM – Setelah menyelesaikan revitalisasi tujuh buah pasar rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali menyelesaikan dua buah pasar rakyat yakni Pasar Legi di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur dan Pasar Pariaman di Sumatera Barat. Revitalisasi pasar ini dilakukan guna mendukung pemulihan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, revitalisasi dan pembangunan pasar tradisional merupakan bentuk perhatian Pemerintah kepada para pedagang, agar pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19 dapat berjalan lebih cepat. Diharapkan dengan bantuan Pemerintah Pusat, harga sewa kios pasar yang baru tetap terjangkau.
“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor riil atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” jelas Menteri Basuki.
Revitalisasi Pasar Legi dilakukan karena pasar ini sempat terbakar pada 2017 silam. Pasar Legi kembali dibangun dengan luas total 32.172 m2 untuk empat lantai pasar dan dua lantai area parkir. Pasar ini dibangun dengan konsep bangunan hijau sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.
Pasar Legi direncanakan dapat menampung sekitar 2480 pedagang dengan urutan prioritas yang menempati gedung baru ini adalah pedagang lama Pasar Legi, pedagang Pasar eks-Pengadilan, pedagang eks-Pasar Lanang, Pedagang eks-Stasiun, dan pedagang pendatang baru.
Pembangunan Pasar Legi dimulai pada 5 Februari 2020 dengan anggaran Rp 133,6 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Persada Gedung, konsultan manajemen konstruksi PT Rancang Persada dan konsultan perencana CV Profil Emas Konsultan. Saat ini pengerjaan revitalisasi Pasar Legi telah selesai dilakukan dan siap diserahterimakan pada Pemerintah Daerah.
Selanjutnya, pasar yang telah selesai direvitalisasi adalah Pasar Pariaman di Sumatera Barat. Pasar Pariaman mulai dibangun bersamaan dengan Puncak Peringatan Hari Nusantara di Kota Pariaman pada Desember 2019 lalu di atas lahan seluas 5.431 m2 dengan tinggi empat lantai. Revitalisasi pasar ini dilengkapi dengan konstruksi atap dak beton sebagai shelter apabila terjadi bencana tsunami. Pasar Pariaman juga akan dilengkapi dengan ramp di sisi selatan bangunan agar dapat dimanfaatkan sebagai lokasi evakuasi. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung dengan anggaran Rp 89,74 miliar.
“Dalam penanganan pasar rakyat ini, Kementerian PUPR memberikan atensi percepatan. Besar harapan kami, pasar ini bisa dimanfaatkan untuk peningkatan dan pemulihan situasi krisis ekonomi pada situasi pandemi COVID-19,” ujar Direktur Prasarana Strategis Iwan Suprijanto.
Revitalisasi pasar rakyat ini dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (*)
Discussion about this post