SINARJAMBI.COM – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk tidak melakukan hal yang cenderung kanibalistik, atas program tabungan listrik (Talis) dari PT PLN (Persero). Ia menegaskan, program tersebut tidak bertabrakan dengan program tabung gas elpiji yang sudah dimiliki oleh Pertamina. Mengingat, di masa pandemi ini, sudah seharusnya Pertamina maupun PLN memanfaatkan kedua program tersebut seefisien mungkin.
Hal itu diungkapkan Hekal usai pertemuan tim kunjungan kerja Komisi VI DPR RI dengan Eselon I Kementerian BUMN, Dirut PT Pertamina, Dirut PTPN III dan PTPN IX, Dirut Perum Perhutani, Dirut PT Phapros, Dirut PT PLN, Dirut PT Pupuk Indonesia yang membahas progres kinerja BUMN dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19 di Pendopo Istana Mangkunegaran Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (18/2/2021).
“Dari penjelasan para mitra kerja tadi, itu (program talis dan program tabung gas elpiji, red) tidak akan tabrakan, karena itu semua sudah dialokasikan. Nanti ada yang mengerjakan Talis, dan ada juga yang mengerjakan Jargas (jaringan gas). Itu semua sudah dibagi dalam rencana penggunaan energi nasional. Oleh karenanya, saya bilang semua harus bisa. Kita jangan membuang-buang tenaga, karena kita sekarang kondisi lagi prihatin sehingga harus benar-benar maksimalkan apa yang ada,” tegasnya.
Hekal juga mengapresiasi keinginan Pertamina dan PLN untuk turut andil dalam peningkatan energi baru terbarukan (EBT). Apalagi EBT ini memanfaatkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri, dimana salah satu kekayaan alam Indonesia antara lain Biothermal, tenaga air, dan angin. Selama ini Indonesia masih fokus di petro energi atau energi berbasis binet dan berbasis batu bara.
“Kita tadi dapat penjelasan yang cukup komprehensif mengenai rencana penggunaan energi nasional yang ditetapkan DEN (Dewan Energi Nasional) dan Menteri ESDM. Jangan sampai nanti mereka (Pertamina dan PLN, red) tabrakan. Energi yang kita miliki harus digunakan se-efisien mungkin, jangan nanti pertamina melakukan hal yang cenderung kanibalistik dengan apa yang dilakukan oleh PLN,” pintanya.
Dalam pertemuan tersebut didapati bahwa terjadi penurunan penggunaan BBM, khususnya di Jawa, sekitar 13 persen. Di sisi lain, terjadi kenaikan yang cukup signifikan juga dalam penggunaan gas elpiji. Kenaikan ini disinyalir karena banyaknya ibu rumah tangga saat pandemi memilih masak di rumah. Hekal menilai, hal tersebut belum bisa dipastikan akan terus terjadi pasca Covid-19, mengingat untuk kembali normal butuh recovery yang cukup lama.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima, juga Anggota Komisi VI DPR RI yakni Adisatrya Suryo Sulistio, I Nyoman Parta(F-PDI Perjuangan), Singgih Januratmoko (F-Golkar), Marwan Jafar, Siti Mukarormah, Mohamad Toha (F-PKB), dan Melani Leimena Suharli (F-Demokrat).
Discussion about this post