SINARJAMBI.COM – Segala cara terus dicari untuk mencegah potensi bencana banjir di kota Sungai Penuh. Ahmadi Zubir selaku Wali Kota Sungai Penuh pun gerak cepat mengumpulkan seluruh stakeholder di provinsi Jambi lewat Focus Group Discussion (FGD) untuk berkolaborasi agar banjir besar akhir tahun 2023 dan awal 2024 tak terulang.
Lewat Focus Group Discussion (FGD), Pemkot Sungai Penuh mencoba menyatukan persepsi dalam penanganan banjir tersebut. Acara berlangsung di hotel Aston dan dibuka Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Selasa (7/5/2024) pagi. Hadir juga PJ Bupati Kerinci Asraf, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI David Partonggo Oloan Marpaung serta pihak terkait lainnya.
Di paparannya, Ahmadi Zubir menyampaikan bahwa air yang masuk ke kota Sungai Penuh berasal dari segala penjuru. Mulai dari sungai Batang Sangkir dan Batang Terung di Timur, dari Utara sungai Batang Merao, dari arah Barat ada sungai Batang Bungkal.
“Dari arah Selatan, kalau air Danau Kerinci itu sudah full, dia (air) akan kembali ke (kota) Sungai Penuh lagi,” ujarnya.
Sejak awal kepemimpinannya, Ahmadi Zubir telah memprediksi bahwa banjir akan menjadi masalah utama dan terbesar di kota Sungai Penuh. Untuk itu, sejak awal juga dirinya telah memitigasi dengan cara berkoordinasi dengan kementerian PUPR. Ini sekaligus membantah anggapan bahwa pihaknya tidak melakukan apapun dalam pencegahan banjir.
Ditemui usai acara, Ahmadi Zubir kembali menyampaikan bahwa mitigasi banjir tidak dilakukan secara mendadak. Jauh-jauh hari, kata Ahmadi, telah mengantisipasi rawan banjir tersebut. Namun, bencana banjir lalu memang disebabkan beragam faktor. Salah satunya curah hujan yang sangat tinggi. Selain itu, adanya sendimen di dasar sungai Batang Merao dan penyempitan alur sungai, sampai aktifitas pertambangan di wilayah kabupaten Kerinci.
“Dalam hal penanganan banjir sebenarnya kita tidak mendadak seperti ini. Begitu saya dilantik menjadi Wali Kota Sungai Penuh tanggal 25 Juni 2021, sebenarnya saya sudah menginventarisir kondisi bahwa Sungai Penuh yang selama ini tidak tertangani dan kurang direspon itu adalah masalah banjir.”
“Makanya dari tahun 2022 kami melakukan audiensi dengan Kementerian PUPR, tahun 2023 kami melakukan audiensi dengan Kementerian PUPR. Ternyata memang di akhir tahun 2023 dan di awal tahun 2024 terjadi banjir besar,” ujar Ahmadi Zubir.
Kesimpulan yang didapat dari dua kali audisi tersebut, Ahmadi menyampaikan bahwa penanganan banjir memang tidak bisa dilakukan pihaknya sendirian, dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak. Begitu banjir besar terjadi, tambah Ahmadi, pihaknya kembali berkoordinasi dengan kementerian PUPR.
“Makanya hari ini kita secara terpadu melaksanakan FGD bersama untuk semua lintas sektoral. Akhirnya supaya masing-masing kita ikut serta dalam penanganan banjir. Dan memang persoalan yang paling krusial yang terjadi kondisi saat ini adalah perlunya kembali normalisasi sungai. Itu yang memang harus kita dorong agar betul-betul bisa terlaksana,” jelasnya.
Untuk itu normalisasi sungai dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat, dikarenakan kemampuan anggaran kota Sungai Penuh yang sangat terbatas. Kondisi saat ini, kata Ahmadi, telah terjadi kejenuhan tanah untuk menyerap air. Sehingga, jika saat ini hujan turun dengan intensitas rendah pun, beresiko terjadinya banjir kembali.
Selain itu, kondisi sungai Batang Merao sudah terjadi pendangkalan dengan perkiraan sendimen lumpur setinggi 1,5 meter. Ditambah lagi adanya penyempitan alur sungai. Dirinya pun berharap sangat besar agar normalisasi sungai Batang Merao dapat segera direalisasikan.
“Makanya kita menghadirkan diskusi bersama melibatkan semua lintasan sektoral, bahwa penanganan banjir di kota Sungai Penuh tidak bisa kami lakukan sendirian saja, karena kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci tidak bisa dipisahkan.”
“Karena bagian hulu dan muaranya itu adalah Kabupaten Kerinci, Kami ada di tengah-tengah. Jadi itu makanya kita undang Kabupaten Kerinci, untuk bersama-sama berkolaborasi di dalam hal pengusulan penanganan masalah banjir ini. Alhamdulillah Ini sudah terlaksana semua dan Insya Allah tinggal Kita merealisasikan dan Kita bersama-sama memperjuangkan lagi di Kementerian,” harap Ahmadi Zubir. (Rolan)
Discussion about this post