SINARJAMBI.COM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) provinsi Jambi Suti Masniari Nasution menekankan pentingnya aspek transformasi dan inovasi merupakan hal yang penting yang harus dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah dan lebih berkualitas.
Bauran kebijakan moneter, kebijakan makro prudensial dan kebijakan sistem pembayaran, tambah Suti Masniari Nasution diperlukan sinergi dengan sektor fiskal dan sektor riil untuk memperkuat ketahanan dan stabilitas ekonomi yang sudah dicapai dengan kerja keras selama ini.
Kondisi perekonomian dunia yang sempat tertahan sejak tahun 2020 akibat pandemi covid 19 mulai membaik. Meski belum seutuhnya, dimana hampir seluruh perekonomian dunia mengalami resesi. Dengan meredanya Covid-19 memberi sentimen positif terhadap pemulihan ekonomi global.
“Perbaikan ekonomi global tersebut tentunya turut mendorong perbaikan ekonomi di provinsi Jambi, yang sebagian besar ditopang oleh komunitas primer setelah sempat berkontraksi sebesar 0,46% year on year pada tahun 2020,” jelas Suti Masniari Nasution pada pertemuan tahunan BI di Swiss-Belhotel, Rabu (24/11/2021) pagi.
Ditambahkannya, perekonomian provinsi Jambi tumbuh terakselerasi di angka 5,39% dan 5,91% year-on-year berturut-turut pada triwulan II dan III 2021. Berdasarkan kelompok pengeluaran di Triwulan III tahun 2021 pertumbuhan ekonomi didominasi oleh komponen ekspor yang menyumbang 64,42% dari total pengeluaran seluruh komponen.
“Kinerja ekspor di provinsi Jambi pada triwulan ini tercatat tumbuh sebesar 34,71% year on year dibandingkan periode sebelumnya. Lebih lanjut pada sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja yang terjadi pada hampir seluruh sektor akan terus berlanjut dan diperkirakan akan mendorong perekonomian bertumpu positif pada keseluruhan tahun 2021.”
“Pertumbuhan ekonomi sebagian besar masih ditopang oleh sektor pertanian, pertambangan, perdagangan dan industri pengolahan sebagai sektor unggulan. Perbaikan ekonomi global maupun domestik tersebut tidak lepas dari peranan penting vaksinasi covid-19 sebagai game changer yang dapat meningkatkan level of confidence masyarakat dan pelaku usaha,” ujar Suti Masniari Nasution.
Sejalan meningkatnya ekonomi, tekanan inflasi Jambi pada tahun 2021 diproyeksikan tetap tumbuh positif dan berada pada kisaran target nasional. Tekanan inflasi didorong menguatnya daya beli seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran PPKM.
Di sisi lain, tingginya curah hujan akhir tahun ini berpotensi mengakibatkan keterbatasan pasokan komoditas bahan pangan strategis. Meski demikian, inflasi di provinsi Jambi diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% plus minus 1 year on year.
Hal ini, kata Suti Masniari Nasution tidak terlepas dari berbagai upaya telah dilakukan bank Indonesia bersama pemerintah daerah, beserta lembaga instansi terkait lainnya yaitu melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID).
“TPID provinsi Jambi telah menyusun berbagai program pengendalian harga melalui kerangka empat hal yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.”
“Terakselerasinya perekonomian di provinsi Jambi pada tahun 2021 merupakan cerminan bahwa berbagai sektor usaha telah kembali bergeliat dan menunjukkan pemulihan. Namun demikian perbaikan tersebut belum sejalan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang menurun dari 67,79% tahun 2020 menjadi 67,17% pada tahun 2021.”
“Penurunan tersebut antara lain disebabkan pertumbuhan angkatan kerja sebesar 0,44% year-on-year yang belum diiringi dengan perluasan lapangan pekerjaan. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan di provinsi Jambi masih didominasi oleh pekerja informal sebesar 61,95% yang meliputi sektor pertanian, perkebunan dan UMKM,” ujar Suti Masniari Nasution.
Sementara, Gubernur Jambi Al Haris mengapresiasi Bank Indonesia khususnya kantor perwakilan bi provinsi Jambi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik.
Ekonomi suatu daerah, kata Al Haris tidak bisa dipisahkan dari peranan Bank Indonesia. Ini tak lepas bahwa Bank Indonesia tugasnya bagaimana menstabilkan ekonomi Indonesia.
“Hari ini Bank Indonesia tidak lagi bicara melulu dari meja kerja mereka. Bank Indonesia hari ini juga tidak hanya bicara mencetak uang atau moneter dan lainnya. Tapi BI sudah mulai menyentuh langsung dan melakukan pendampingan kepada masyarakat.”
“Saya lihat Ibu Suti mengambil langkah-langkah membina para petani, juga membina teman-teman lain. Artinya BI sudah go public, bukan lagi mereka bicara di balik layar tapi sudah ikut langsung terjun ke masyarakat.”
“Oleh karena itu, pemerintah provinsi Jambi sangat berterima kasih dengan teman-teman BI, Ibu Suti dan lainnya sudah bekerja luar biasa termasuk juga sampai ke kampung-kampung. Ini menunjukkan bahwa BI punya beban moral terhadap ekonomi bangsa ini.”
“Terlebih kondisi pandemi ini hampir 2 tahun kaku dalam ekonomi kita. Kemudian kita bangkit, di mana ada gejala positif pertumbuhan ekonomi, kita Jambi sudah 5,91%. Alhamdulillah nomor 2 di bawah Bangka Belitung di Sumatera. Oleh karena itu, dengan pertumbuhan ekonomi positif ini, Saya mengharapkan bahwa para pelaku ekonomi tidak boleh lengah,” harap Al Haris.
Puncak pertemuan tahunan BI mendengarkan sambutan Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Rolan)
Discussion about this post