SINARJAMBI.COM – Sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan transaksi Exchange-Traded Fund (ETF) di pasar modal Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memberikan insentif baru kepada Anggota Bursa (AB) dan Dealer Partisipan (DP). Insentif tersebut berupa pembebasan biaya bagi AB yang melakukan pembelian dan/atau penjualan ETF di pasar sekunder. Selain itu, bagi DP yang melakukan kewajibannya untuk memasukkan penawaran jual atau permintaan beli ETF di pasar sekunder dengan nilai transaksi tertentu setiap bulannya juga mendapatkan tambahan insentif sebesar satu sampai dua kali pembebasan biaya.
Biaya yang dimaksud pada kedua insentif tersebut mencakup biaya Transaksi Bursa sebesar 0,018% dan biaya jasa penyelesaian Transaksi Bursa di KSEI sebesar 0,003%. Insentif ini diberikan di pasar reguler dan tunai yang dihitung setiap akhir bulan dan akan mengurangi tagihan biaya transaksi kepada AB pada periode tersebut. Insentif transaksi ETF ini berlaku sejak 1 Juli 2024 hingga 31 Desember 2026, dan BEI bersama KSEI berhak untuk melakukan evaluasi setiap 6 (enam) bulan atas penerapan insentif tersebut.
Selama sepekan terdapat pencatatan saham, serta beberapa obligasi dan sukuk di BEI. Pada Rabu (3/7), perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di Papan Akselerasi BEI. SPRE merupakan perusahaan tercatat ke-26 yang tercatat di BEI pada tahun 2024. SPRE bergerak pada sektor Barang Konsumen Non-Primer dengan subindustri Tekstil. SPRE merupakan perusahaan konveksi skala mikro seperti sprei, bed cover, bantal, guling, dan aksesoris rumah tangga dengan merek Soraya Bedsheet.
Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan V WOM Finance Tahap I Tahun 2024 oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dan Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI. Nilai keduanya masing-masing adalah Rp1.000.000.000.000,00 dan Rp399.000.000.000,00. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan idBBB+ (Triple B Plus). Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat bagi emisi ini.
Menutup pekan ini, perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2024 oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem, dan saham PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) pada Jumat (5/7). Obligasi yang diterbitkan oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem mulai dicatatkan di BEI dengan nilai sebesar Rp600.000.000.000,00. Hasil pemeringkatan PEFINDO untuk obligasi ini adalah idA- (Single A Minus) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Selanjutnya, PART yang tercatat di Papan Pengembangan BEI, merupakan perusahaan tercatat ke-27 di BEI pada tahun 2024. PART adalah perusahaan manufaktur yang berfokus pada stamping dan assembling parts. PART bergerak pada sektor Barang Konsumen Non-Primer dan subindustri Suku Cadang Otomotif.
Selain itu pada hari yang sama, terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Obligasi dan sukuk ini dicatatkan dengan nilai masing-masing sebesar Rp240.225.000.000,00 dan Rp10.015.000.000,00. Hasil pemeringkatan PEFINDO atas obligasi dan sukuk ini adalah idA (Triple A) dan idA (Triple A) Syariah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk emisi ini.
Terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Lautan Luas Tahap I Tahun 2024 oleh PT Lautan Luas di BEI pada hari yang sama. Obligasi yang dicatatkan senilai Rp285.500.000.000,00, menunjuk PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat dan mendapatkan rating idA (Single A) dari PEFINDO.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 65 emisi dari 43 emiten senilai Rp63,36 triliun. Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 576 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp473,79 triliun dan USD54,758 juta, yang diterbitkan oleh 133 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.996,99 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,93 triliun.
Data perdagangan saham BEI selama periode 1 sampai 5 Juli 2024 ditutup bervariasi. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 24,44% menjadi 947 ribu kali transaksi dari 761 ribu kali transaksi pada penutupan pekan lalu. Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sepekan ini, yaitu sebesar 2,8% menjadi Rp12.431 triliun dari Rp12.092 triliun. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami kenaikan sebesar 2,69% pekan ini, menjadi berada pada level 7.253,372 dari 7.063,577 pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan 18,79%, menjadi 15,55 miliar lembar saham dari 19,147 miliar lembar saham pada pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 34,09% menjadi Rp10,65 triliun dari Rp16,16 triliun pada pekan lalu. Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp558,44 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp5,092 triliun.
Pada periode Juni 2024, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 313 ton CO2 ekuivalen (tCO2e), senilai Rp19.277.000,00 dan frekuensi sebanyak 4 kali transaksi. Jumlah pengguna jasa bertumbuh menjadi sebanyak 67. Terdapat 2 Sertifikat Pengurangan Emisi – Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang terdaftar di IDXCarbon, yaitu Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk serta Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang.
Discussion about this post