SINARJAMBI.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jambi H. A Ridwan mewakili Pj Wali Kota Jambi menghadiri acara Pembacaan “Doa Pelepas Cemas Perdamaian Kasus Gentala Arasyi” yang diselenggarakan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi.
Prosesi adat yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Jabatan Gubernur Jambi, Sabtu pagi (29/06/2024) itu dihadiri Gubernur Jambi yang diwakili Sekda Provinsi Jambi H. Sudirman, Ketua LAM Kota Jambi Datuk H. Nawawi Ismail bergelar Datuk Mangku Setio Pengembiro beserta pengurus LAM Kota Jambi, unsur Forkompimda Kota Jambi, Kakan Kemenag Kota Jambi, Ketua MUI Kota Jambi, unsur instansi terkait, Camat Jambi Timur, Camat Pelayangan beserta Lurah dan Ketua RT setempat serta perwakilan keluarga pelaku dan korban.
Pemerintah Kota Jambi sangat mengapresiasi mediasi perselisihan dalam masyarakat dengan bentuk penyelesaian adat yang difasilitasi oleh LAM Kota Jambi tersebut. Hal itu disampaikan dalam sambutan tertulis Pj Wali Kota Jambi yang dibacakan oleh Sekda Kota Jambi A. Ridwan.
“Perkenankan Saya menyampaikan permohonan maaf atas berhalangan hadirnya Ibu Pj Wali Kota dalam acara ini karena saat bersamaan beliau sedang melaksanakan tugas pemerintahan diluar daerah, oleh karenanya beliau menitipkan salam untuk kita semua. Beliau menyampaikan apresiasi yang setingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya utamanya kepada jajaran LAM Kota Jambi yang menginisiasi perdamaian dalam bentuk prosesi adat ini. Selain itu, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Jambi beserta jajaran yang telah memfasilitasi prosesi adat “Doa Pelepas Cemas Perdamaian Perselisihan Masyarakat” di Pendopo Gubernuran ini,” ujar Sekda A. Ridwan mengawali sambutannya.
Lanjut Sekda, Pj Wali Kota berharap, agar segala tunjuk ajar yang telah diberikan oleh para tuo-tuo tengganai dari Lembaga Adat Kota Jambi dapat di terima dengan hati penuh damai.
“Dengan adanya pertemuan hari ini, saya berharap usai sudah segala konflik yang terjadi, dan mari kita kembali menjalankan kehidupan bermasyarakat dengan damai dan penuh kasih. Mudah-mudahan kita dapat memgambil hikmah dari peristiwa ini,” tambahnya.
Sekda juga mengingatkan, agar pemangku LAM mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan dapat menguatkan perannya khususnya melakukan sosialisasi dan mendeteksi kerawanan di masyarakat dengan mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan dibawah koordinasi lembaga adat masing-masing dan ditengahi oleh Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.
Sekda mengingatkan, bahwa tidak ada yang lebih indah dari terjalinnya silaturahim yang kian erat dari waktu ke waktu. Tidak ada yang lebih penting untuk dijadikan panutan selain adat dan budaya.
“Adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah, kita tidak pernah meninggalkan ajaran Agama dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, untuk itu mari kita bekerja sesuai peraturan dan perundang-undangan dalam bidang pemerintahan dan juga menjunjung tinggi adat dan budaya pada kehidupan sosial ditengah-tengah masyarakat. Mari kita saling membantu, saling asah, asuh dan asih untuk mewujudkan masyarakat Kota Jambi Tanah Pilih Pusako Betuah yang adil, makmur dan sejahtera,” tutur Sekda membacakan sambutan Pj Wali Kota Jambi.
Diakhir sambutannya Sekda A. Ridwan sempat berpantun, yang berisikan keluruhan budaya dua kelurahan tersebut.
“Kota Seberang Kota Santri, Masyarakatnya Elok Berbudi, Kita Sekarang Sudah Mengerti, Tak Ada Guna Saling Membenci.”
Lanjut Sekda, nak duo pantun seiring. “Kampung Kasang Tempatnya Pelabuhan, Awalnya Kota Dagang Orang Jambi, Karena Sekarang Kita Sudah Berdamai, Mari Kita Saling Berjabat Tangan,” pungkas Sekda A. Ridwan.
Sementara itu, Gubernur Jambi dalam amanatnya yang disampaikan oleh Sekda Provinsi Jambi H. Sudirman, menyambut baik prosesi adat perdamaian perselisihan masyarakat tersebut. Menurutnya LAM Kota Jambi sudah melakukan langkah yang tepat dalam penyelesaian perselisihan di masyarakat.
Selain menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih, Sudirman juga berharap prosesi adat “Doa Pelepas Cemas Perdamaian” ini mengakhiri perselisihan dan masyarakat kembali hidup rukun damai seperti sediakala.
“Terima kasih atas dukungan dan kerja ikhlas tuo-tuo tengganai dalam menyelesaikan perselisihan masyarakat ini dengan menggelar prosesi adat pembacaan “Doa Pelepas Cemas Perdamaian” ini, kedepan mari kita terus saling menghormati satu sama lain, menghilangkan ego dan mengedepankan kerukunan antar sesama, serta terus melestarikan adat budaya Jambi,” pungkas Sekda Sudirman.
Rangkaian prosesi adat “Doa Pelepas Cemas Perdamaian” (Luko di Pampas Mati di Bangun) yang ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Musyawarah Adat yang berisi butir-butir kesepakatan perdamaian yang ditandatangani oleh keduabelah pihak yang bertikai serta pihak-pihak terkait lainnya.
Lembaga Adat Melayu Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi berharap masing-masing pihak dapat melaksanakan ketentuan kesepakatan yang telah ditandatangani tersebut.
“Alhamdulillah, dengan ditandatanganinya kesepakatan ini, maka para pihak sudah berdamai, oleh karenanya kami berharap keduabelah pihak dapat menjunjung kesepakatan ini sebagai putusan adat yang telah ditetapkan secara bersama dalam musyawarah adat,” kata Ketua LAM Kota Jambi Datuk H. Nawawi Ismail, bergelar Datuk Mangku Setio Pengembiro.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu sempat terjadi pertikaian antara pemuda Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan dengan pemuda Kelurahan Kasang Kecamatan Jambi Timur di kawasan wisata Gentala Arasyi.
Lembaga Adat Melayu Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi turun cepat mengambil langkah-langkah perdamaian yang akhirnya berhasil memediasi perdamaian antar kedua kelompok dengan menyelesaikan masalah tersebut secara damai dan kekeluargaan menurut ketentuan Hukum Adat Melayu Kota Jambi. (*)
Discussion about this post