SINARJAMBI.COM – Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada Juni 2021 Provinsi Jambi mengalami deflasi bulanan sebesar 0,22% (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 2,43% (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 1,55% (ytd).
Demikian keterangan tertulis Suti Masniari Nasution selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia provinsi Jambi, Jumat (16/7/2021) pagi.
Dijelaskan Suti Masniari Nasution, secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang menyumbang deflasi adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah sebesar -23,56% (mtm), jeruk -9,40% (mtm), bawang merah -8,90% (mtm), udang basah -6,13% (mtm) dan ikan nila -3,24% (mtm).
“Secara umum, penurunan harga bahan pangan tersebut seiring dengan normalisasi permintaan pasca momentum HBKN (Idul Fitri) sesuai dengan pola historisnya. Selain itu, bertambahnya pasokan beberapa komoditas bahan pangan yang tengah memasuki masa panen di produksi lokal dan luar daerah seperti cabai merah dan bawang merah membuat pasokan yang ada dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,” tulis Suti Masniari Nasution.
Selain itu, dikarenakan adanya kenaikan kasus COVID-19 di beberapa daerah dan untuk mencegah penambahan kasus baru, pemerintah telah melakukan pengetatan mobilisasi kembali.
Adapun rincian perkembangan inflasi di Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan : Deflasi 0,20% (mtm)
Tahun Berjalan : Inflasi 0,39% (ytd)
Tahunan : Inflasi 2,58% (yoy)
Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada cabai merah (andil -0,22%), jeruk (andil -0,05%), bawang merah (andil -0,05%), ikan nila (andil -0,04%) dan udang basah (andil -0,04%).
Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain daging ayam ras (andil 0,11%), mobil (andil 0,08%), bioskop (andil 0,03%), sawi putih (andil 0,02%) dan rokok kretek filter (andil 0,02%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan : Deflasi 0,39% (mtm)
Tahun Berjalan : Deflasi 0,06% (ytd)
Tahunan : Inflasi 1,27% (yoy)
Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada cabai merah (andil -0,26%), bawang merah (andil -0,16%), bayam (andil -0,04%), jengkol (andil -0,03%) dan kangkung (andil -0,03%).
Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain emas perhiasan (andil 0,05%), terong (andil 0,04%), kentang (andil 0,04%), mobil (andil 0,04%) dan seragam sekolah anak (andil 0,03%).
“Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, tekanan inflasi pada Juli 2021 di Provinsi Jambi diprakirakan tetap terkendali,” tambah Suti Masniari Nasution.
Sumber tekanan inflasi terutama masih berasal dari komoditas bahan pangan yang disebabkan oleh normalisasi pasokan setelah melewati masa panen.
Selain itu, adanya potensi keterbatasan pasokan yang akan menyebabkan inflasi akibat gangguan distribusi pasca implementasi PPKM Jawa-Bali mengingat Jawa merupakan daerah sentra produsen dan hub beberapa komoditas.
“Dalam rangka menjaga inflasi tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,” tutup Suti Masniari Nasution. (*/Lan)
Discussion about this post