SINARJAMBI.COM – Hari kedua pelaksanaan Capital Market Summit and Expo (CMSE) 2025 yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI) diawali talk show yang cukup menarik. Dipandu jurnalis televisi senior yakni Andy F Noya, talk show menghadirkan 3 nara sumber investor saham.
Mereka adalah Tutus Setiawan seorang guru SMP tuna netra asal Surabaya, Hairil Huda seorang driver ojek online asal Aceh dan Hugo Rein Hard selaku ASN dari Papua.
Kisah inspiratif diceritakan Tutus Setiawan. Sebagai penyandang disabilitas, dirinya sadar pentingnya mengasah diri untuk mendapatkan penghasilan selain gaji.
Ketertarikannya pada investasi saham begitu tinggi. Berbekal modal sebagai penjual alat bantu penyandang disabilitas, ia sisihkan sebagian keuntungan untuk membeli saham.
Tak tanggung-tanggung, modal awal yang disetor sebesar Rp 5 juta. Disinilah cerita menarik disampaikannya. Dimana, dua perusahaan sekuritas yang didatangi tidak yakin dengan dirinya sebagai tuna netra. Pengalaman ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu.
“Alasannya sama, mereka takut kalau uang saya itu hilang. Ini bisa atau tidak jadi investor, bisa nggak mengoperasikan aplikasi. Akhirnya saya tunjukkan handphone saya yang ada pembaca layarnya.”
“Akhirnya Saya bilang gini. Ini uang saya, (kalau) hilang, (yang) hilang juga uang saya. Ini bukan uang Bapak, ini urusan saya,” ujar Tutus disambut gemuruh undangan yang hadir di Hall BEI, Jakarta seperti diikuti sinarjambi.com via live YouTube BEI, Sabtu (18/10/2025) siang.
Jeffrey Hendrik selaku Direktur Pengembangan BEI menjelaskan, pihaknya selalu mengedukasi perusahaan sekuritas terkait inklusivitas bagi penyandang disabilitas.
“Kami dari Bursa Efek Indonesia juga mendorong seluruh anggota bursa, untuk mendukung inklusivitas ini. Artinya teman-teman disabilitas, harusnya juga bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat secara umum.”
“Dan saat ini juga Saya kira sudah banyak fasilitas yang disediakan untuk teman-teman disabilitas, untuk bisa ikut menjadi investor di pasar modal. Jadi harusnya tidak ada masalah untuk itu di anggota bursa,” tegas Jeffry Hendrik saat diminta Andy F Noya meminta penjelasan pihak BEI.
Tutus Setiawan pun mengamini apa yang disampaikan Jeffrey Hendrik. Pihak sekuritas, tambah Tutus, sangat aware dengan seringnya melakukan sosialisasi terkait dengan kegiatan pasar modal.
Ketiga nara sumber selanjutnya menjawab pertanyaan peserta yang hadir terkait pesatnya teknologi pengaruhi minat anak muda untuk masuk ke pasar modal.
Bagi Hairil Huda, anak muda diharuskan gemar membaca apa saja informasi yang tersaji. Dirinya pun mengutip apa yang pernah diucapkan salah seorang investor saham individual bernama Lo Kheng Hong.
“Perbanyaklah membaca kata beliau. Orang yang banyak membaca akan meninggikan literasi. Orang yang tinggi literasi akan dekat dengan kecerdasan dan orang yang cerdas akan dekat dengan kekayaan,” ujarnya mantap disambut tepuk tangan peserta talk show.
Sementara, Tutus Setiawan mengingatkan bahwa era digital saat ini dunia informasi seperti tanpa batas. Namun sekarang cukup dengan handphone dalam genggaman sudah bisa melakukan aktivitas apapun, termasuk bermain saham.
“Ketika generasi Z ini ingin mencari informasi terkait pasar modal Indonesia, sebenarnya sangat mudah sekali. Asalkan mereka punya kemauan. Ini yang membuat minat generasi saat ini sangat tinggi. Kemudahan informasi digital itu sangat memotivasi generasi saat ini. Oh, ternyata berinvestasi itu sangat mudah,” ujar Tutus Setiawan.
Sedikit berbeda disampaikan Hugo Rein Hard terkait dampak kemajuan informasi digital itu yaitu hoax atau informasi bohong. Ia meminta generasi Z lebih berhati-hati jika menerima segala informasi.
“Makanya kalau teman-teman mau mencari literasi yang benar, atau benar-benar itu bukan hoax, teman-teman bisa install idx mobile yang dikeluarkan oleh Bursa Efek.”
“Di situ ada artikel untuk kita pelajari tentang saham. Jadi ada video, ada artikel yang bisa kita dapat. Jadi digital boleh tapi harus lewat sumber yang terpercaya,” Hugo Rein Hard.
Diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 pada 17–18 Oktober 2025 di Main Hall BEI, Jakarta.
Dikemas dengan lebih ringkas namun padat makna, CMSE 2025 mengusung tema “Pasar Modal untuk Rakyat: Satu Pasar Berjuta Peluang” yang mencerminkan semangat inklusivitas, keterbukaan akses, dan perluasan manfaat pasar modal bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hari pertama CMSE 2025 dimulai Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2025. Serta seminar utama dengan tema ‘Peran Dunia Usaha dan Pasar Modal dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional’.
Dilanjutkan dengan Podcast terkait ‘Investasi Saham No Ribet dan ditutup dengan talk show Pasar Modal oleh 3 pemuka agama dengan tema “Muda Kaya, Tua Bahagia, Mati Bagaimana?.
Sementara, hari kedua (18/10/2025) CMSE ada Talk Show ‘Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Manfaat’. Dilanjutkan Inspirational Talk ‘Sehat Raga, Sehat Finansial’ serta Closing Ceremony Capital Market Summit & Expo 2025. (Rolan)
Discussion about this post