SINARJAMBI.COM – FX Widarto selaku Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menekankan pentingnya budaya membaca buku di masyarakat. Lewat membaca, maka jendela dunia akan terbuka lebar.
Menyadari itu, Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi menggelar jelajah buku inspiratif yang diikuti Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jambi dan Forum Wartawan Ekonomi Bisnis (Forweb) Jambi, di Taman Raja ballroom hotel BW Luxury, Selasa (14/10/2025) siang. Tampak hadir Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi Robby Fathir Nashary.
Hadir juga Wildan dari Disdik Provinsi Jambi, Siti Hardiyanti dari Disdik Kota Jambi, Riduan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jambi serta Rizki Oktaviani dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Jambi.
Tak ketinggalan hadir dari BI Corner Unja, Unbari, UIN STS dan Muhammadiyah Jambi. Dari pihak sekolah, hadir BI Corner SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMKN 4, MAN Cendikia, Titian Teras, SMA Al Falah, BI Corner Ponpes Al Muttakin dan Ponpes As’ad.
Semakin ramai dengan kehadiran komunitas membaca yakni Rumah Basama, Jambi Fun Book, UMKM Unjasic, Debat Gentala, komunitas Sketch Jamming dan lainnya.
Buku yang dijelajahi yakni karya Dee Lestari selaku penulis buku ‘Selaras’ dan Agus Mulyadi selaku penulis buku ‘Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih’.

FX Widarto memaparkan data minimnya minat membaca di masyarakat Indonesia. Terlebih di provinsi Jambi. Dipaparkannya, tahun 2016 minat baca di Indonesia ternyata tidak begitu bagus. Intinya hanya satu orang yang gemar membaca. Tahun 2025 sedikit membaik, yakni sekitar 5 atau 6 orang yang membaca per tahun.
Tahun 2024, tambah FX Widarto, satu orang Indonesia dalam satu tahun hanya menyelesaikan 5 sampai 6 buku. Data akan jomplang sekali jika dibandingkan negara maju. Di Amerika, bisa sekitar 15-20 buku per orang per tahun dan Jepang sekitar 15-an buku per orang per tahun.
“Artinya kita masih jauh di bawah. Kalau kita naik lagi untuk di provinsi Jambi, berdasarkan data, 3 sampai 4 buku per tahun satu orang. Sementara kita lihat buku ini adalah jendela pengetahuan.”
“Jadi kalau ibaratnya seseorang ingin meninggalkan legacy, ya harus melalui buku itulah. Bagaimana mengenalkan pemahaman dari sebuah buku, kemudian bisa dipahami oleh banyak orang,” jelas FX Widarto.
Ia merasakan sekali begitu pentingnya gemar membaca. Di senggang waktu, tambah FX Widarto, membaca buku serasa ada teman yang menjadi lawan bicara.
“Dalam waktu kosong, dalam kesunyian dengan membaca buku itu seolah-olah Saya mempunyai teman. Punya teman ngobrol, ada orang yang berbicara kepada saya atau ada orang yang berbicara menghibur saya. Sehingga saya bisa ketawa-ketawa sendiri.”
“Itu sebuah nikmatnya membaca buku. Pun demikian kalau misalnya kita dalam perjalanan, sangat enak kita membaca buku. Melalui kegiatan pada hari ini, kita mungkin akan diajak mendengarkan bagaimana nanti Mbak Dee Lestari dan Mas Agus Mulyadi akan bercerita terkait dengan buku-buku beliau. Tentunya sudah cukup dikenal oleh masyarakat,” ujar FX Widarto.
Untuk buku Selaras, tambah Widarto, pembaca diajak untuk berkontemplatif dengan kembali menyelaraskan diri dengan alam setelah dihadapi berbagai macam kesibukan.
Sementara buku karya Agus, membawa sesuatu yang lebih bahagia tetapi mengingatkan kepada kehidupan sehari-hari yang mungkin tidak terpikirkan, tetapi ini digali oleh Agus Mulyadi.
“Kami berharap dengan buku yang inspiratif ini, kita bisa memperoleh inside. Memperoleh hal-hal yang kiranya bisa kita lakukan untuk membuat kita hidup lebih baik. Untuk membuat kita hidup lebih nyaman.”
“Kami berharap juga dengan adanya kegiatan jelajah buku ini, literasi masyarakat di kota Jambi, di provinsi Jambi bisa lebih baik. Ini ada adik-adik GenBI, ada pihak sekolah juga.”
“Kami berharap di pihak sekolah nanti juga, mohon bantuan Bapak dinas (pendidikan) supaya kita dorong ada upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat kembali menghidupkan gemar membaca.”
“Tentunya ini hal yang cukup kritis, karena orang Indonesia dikondisikan, dibudayakan lebih kepada melihat dan mendengar. Sementara kalau kita melihat beberapa negara maju, mereka dikondisikan untuk membaca buku untuk mengetahui banyak hal dari buku,” pungkas FX Widarto.
Acara dilanjutkan dengan jelajah buku yang disampaikan Dee Lestari selaku penulis buku ‘Selaras’ dan Agus Mulyadi selaku penulis buku ‘Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih’. (Rolan)
Discussion about this post