SINARJAMBI.COM – Merujuk pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan, inflasi Provinsi Jambi pada Bulan Januari 2025 mengalami deflasi sebesar -0,13% (mtm), tidak sedalam deflasi Nasional yang sebesar -0,76% (mtm). Secara tahunan, Provinsi Jambi tercatat mengalami Inflasi sebesar 0,46% (yoy), terpantau lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,76% (yoy). Secara bulanan deflasi IHK Januari 2025 utamanya disumbang oleh Tarif Listrik dengan andil sebesar -1,22%, Petai dengan andil sebesar -0,05%, Tomat dengan andil -0,05%, Beras dengan andil -0,04% dan Jeruk dengan andil -0,03%.
Tarif Listrik merupakan komoditas penyumbang deflasi terbesar dikarenakan adanya insentif pemerintah sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024 dalam bentuk diskon tarif listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga PLN dengan daya 2.200 VA ke bawah pada periode Januari sampai dengan Februari 2025. Sebagai informasi, komoditas Tarif Listrik sesuai SBH Provinsi Jambi tahun 2022 memiliki bobot sebesar 4,11% atau bobot terbesar kedua setelah komoditas Bensin (4,52%). Selanjutnya, penurunan harga Petai diindikasi oleh meningkatnya pasokan sebagai dampak panen raya daerah penghasil di Kab. Kerinci dan Kab. Bungo. Penurunan harga Tomat diindikasi oleh meningkatnya pasokan di tengah stagnannya permintaan masyarakat. Penurunan harga Beras yang diindikasi dengan meningkatnya pasokan dan mulai masuknya musim panen di wilayah Kab. Kerinci. Serta penurunan harga Jeruk yang diindikasi dengan meningkatnya pasokan seiring dengan momentum perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.
Di sisi lain, deflasi bulanan yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan peningkatan harga Cabai Merah dan Cabai Rawit diindikasi keterbatasan pasokan yang masuk Provinsi Jambi dari daerah penghasil di Jawa sehubungan dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kualitas produk yang kurang. Lebih lanjut, peningkatan harga Daging Ayam Ras didorong oleh relatif meningkatnya permintaan masyarakat sebagai dampak dari Nataru dan Imlek. Kemudian, peningkatan harga Bawang Merah diindikasi oleh keterbatasan pasokan dari sentra penghasil di Pulau Jawa seiring dengan belum masuknya periode panen dan kendala curah hujan tinggi. Peningkatan harga Kentang kemudian diindikasi oleh keterbatasan pasokan dari daerah penghasil di Kab. Kerinci dan kendala curah hujan tinggi yang berdampak pada distribusi. Secara tahunan, berdasarkan komoditasnya, inflasi Provinsi Jambi pada Januari 2025 utamanya disumbangkan oleh Emas Perhiasan (andil 0,28%), Minyak Goreng (andil 0,24%), Daging Ayam Ras (0,23%), Kopi Bubuk (0,12%), dan Bawang Merah (0,11%).
Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
Inflasi Kota Jambi:
Bulanan: -0,31% (mtm)
Tahun Berjalan: -0,31% (ytd)
Tahunan: 0,16% (yoy)
Tarif Listrik menjadi komoditas penyumbang deflasi utama dengan andil sebesar -1,32%. Diikuti dengan Petai (andil -0,08%), Tomat (andil -0,06%), Ikan Nila (andil -0,04%) dan Ketimun (andil -0,03%). Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga pada komoditas Cabai Merah (andil 0,45%), Cabai Rawit (andil 0,14%), Daging Ayam Ras (andil 0,06%), Bawang Merah (andil 0,05%), dan Kentang (andil 0,04%).
Inflasi Kabupaten Bungo:
Bulanan: -0,47% (mtm)
Tahun Berjalan: -0,47% (ytd)
Tahunan: 1,02% (yoy)
Di Kabupaten Bungo, Tarif Listrik merupakan komoditas penyumbang deflasi utama dengan andil sebesar -1,66%. Diikuti dengan Tomat dengan (andil -0,07%), Udang Basah (andil -0.02%), Petai (andil -0,02%), dan Kangkung (andil -0,01%). Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga Cabai Merah (andil 0,56%), Bawang Merah (andil 0,17%), Emas Perhiasan (andil 0,08%), Angkutan Udara (andil 0,07%) dan Cabai Rawit (andil 0,05%).
Inflasi Kabupaten Kerinci:
Bulanan: 0,65% (mtm)
Tahun Berjalan: 0,65% (ytd)
Tahunan: 1,24% (yoy)
Di Kabupaten Kerinci, Cabai Merah merupakan komoditas penyumbang inflasi utama dengan andil sebesar 0,77%. Diikuti dengan Daging Ayam Ras dengan andil 0,30%, Bawang Merah dengan andil sebesar 0,20%, Kentang dengan andil 0,16% dan Terong dengan andil 0,10%. Namun demikian inflasi yang lebih tinggi juga tertahan oleh penurunan Tarif Listrik dengan andil -0,67%, Beras (andil-0,32%), Jeruk (andil -0,13%), Jengkol (andil-0,08%) dan Pisang (andil-0,04%).
Ke depan, TPID Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota akan terus memperkuat upaya pengendalian inflasi daerah melalui berbagai program kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada tahun 2025 didukung berlanjutnya sinergi TPID dan Satgas Pangan serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi. (*)
Discussion about this post