SINARJAMBI.COM – Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Bulan Mei 2024 mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm), lebih tinggi dibandingkan realisasi nasional yang mengalami deflasi sebesar -0,03% (mtm).
“Secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 3,55% (yoy), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 2,84% (yoy),” tulis Deputi Kepala Perwakilan BI Jambi, Robby Fathir Nashary dalam rilisnya, Rabu (12/6/2024).
Ditambahkannya, berdasarkan komoditasnya jenis barang/jasa yang mendorong inflasi disumbangkan oleh cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, kopi bubuk dan cabai hijau. Peningkatan harga Cabai Merah, Cabai Hijau dan Bawang Merah didorong oleh peningkatan harga dari daerah pemasok (Jawa, seperti Tegal dan Brebes) karena terjadinya gagal panen dan penurunan pasokan komoditas.
Peningkatan harga Kopi Bubuk didorong oleh berkurangnya pasokan komoditas sehubungan dengan kondisi cuaca hujan yang menyebabkan banjir dan tanah longsor sehingga menyebabkan penurunan produksi kopi di daerah pemasok (Kabupaten Kerinci). Lebih lanjut, Peningkatan harga emas perhiasan sejalan dengan peningkatan harga emas dunia selaku safe heaven assets di tengah meningkatnya tensi geopolitik global.
“Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan Beras, Kentang, Tarif Kendaraan Travel, Ikan Nila, dan Angkutan Udara. Penurunan harga Beras dan Kentang terjadi sejalan dengan penurunan harga komoditas di petani seiring dengan masuknya periode panen padi pada sejumlah daerah penghasil seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah,” jelas Robby.
Penurunan harga komoditas Ikan Nila diindikasi oleh terjadinya normalisasi seiring dengan membaiknya persediaan pasokan komoditas sehubungan dengan telah tertanganinya kendala cuaca yang sempat mengganggu produktivitas tangkapan dan jalur distribusi komoditas. Lebih lanjut, penurunan tarif kendaraan travel dan angkutan udara disebabkan oleh normalisasi harga komoditas pasca berlalunya HBKN Idul Fitri 1445 H yang merupakan salah satu periode puncak mobilitas masyarakat sepanjang tahun 2024.
Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi
Bulanan: inflasi 0,29% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,46% (ytd)
Tahunan: Inflasi 3,22% (yoy)
Cabai Merah menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Jambi dengan andil 0,19%. Diikuti Bawang Merah (andil 0,09%), Kopi Bubuk (andil 0,04%), Petai (andil 0,03%), dan Kangkung (andil 0,03%). Disisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga Beras (andil -0,07%), tarif Kendaraan Travel (andil -0,06%), Angkutan Udara (-0,05%), Angkutan Antar Kota (-0,04%) dan Kentang (-0,04%).
Kabupaten Bungo
Bulanan: inflasi 0,67% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 2,26 % (ytd)
Tahunan: inflasi 3,45% (yoy)
Di Kabupaten Bungo, Cabai Merah merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,20%. Diikuti oleh komoditas lain yaitu Emas Perhiasan (andil 0,13%), Nasi dengan Lauk (0,08%), Bawang Merah (andil 0,08%) dan Daging Ayam Ras (0,08%). Namun demikian, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga Tomat (andil -0,06%), Kentang (andil -0,06), Ikan Nila (andil -0,04%), Tarif Kendaran Travel (andil -0,03%) dan Udang Basah (andil -,03%).
Kabupaten Kerinci
Bulanan: inflasi -0,34% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 3,16% (ytd)
Tahunan: inflasi 4,74% (yoy)
Cabai Merah merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,38%. Diikuti dengan Bawang Merah (andil 0,20%), Cabai Hijau (andil 0,13%), Terong (andil 0,05%) dan Buncis (andil 0,04%). Namun demikian inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga Beras (andil -0,17%), Ikan Nila (andil -0,15%), Kentang (andil -0,11%), Daging Ayam Ras (andil -0,09%) dan Pisang (andil -0,08%).
Ke depan, Provinsi Jambi diperkirakan akan mengalami inflasi sehubungan dengan belum pulih dan stabilnya sejumlah komoditas pangan strategis pasca terjadinya banjir, dan tanah longsor baik di Provinsi Jambi maupun pada beberapa daerah pemasok seperti Sumatera Barat dan Jawa Tengah yang diperkirakan memberi efek rambatan pada beberapa kota/kabupaten IHK di Jambi.
“Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (Murah) serentak untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,” pungkas Robby . (*)
Discussion about this post