SINARJAMBI.COM – Meski harga cabai di kota Jambi cukup stabil di kisaran Rp25.000 – Rp30.000, namun pemerintah kota (Pemkot) Jambi tetap bergerak cepat menjaga kestabilan harga tersebut. Nantinya, Pemkot Jambi akan mensubsidi jika ada kenaikkan. Bertempat di kantor Bappeda Kota Jambi, para agen dan sub agen cabai pasar Angso Duo Baru dan Pasar Talang Gulo dikumpulkan duduk bersama jajaran Pemkot Jambi dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kota Jambi.
Dipimpin Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih dan didampingi Sekda A Ridwan, rapat turut dihadiri perwakilan Divisi Regional Perum Bulog Jambi, Ginanjar dan Analis Kantor Perwakilan BI provinsi Jambi, Lidya Susilo.
Kepada wartawan usai rapat, Sri Purwaningsih meminta Disperindag kota Jambi untuk mendata agen dan sub agen cabai di kota Jambi. Terutama yang berada di pasar Angso Duo Baru. Selain itu, Sri Purwaningsih juga meminta dipastikan riwayat kebutuhan pasokan yang diterima setiap agen dan sub agen. Itu dilakukan agar dipastikan subsidi dinikmati masyarakat kota Jambi.
“Tadi Kami membahas terkait dengan bagaimana pengendalian inflasi dalam kaitannya mengendalikan harga cabe di kota Jambi. Tadi kami minta supaya para pedagang ini tahu persis bagaimana peran pemerintah dalam konteks pengendalian inflasi, khususnya pengendalian harga cabe di kota Jambi ini.”
“Kami mengantisipasi jangan sampai terjadi seperti di waktu Natal dan tahun baru kemarin. Di mana harga cabe bisa sampai 100 ribuan, yang saat ini 25 ribu. Maka kami minta komitmen seluruh agen dan sub agen, kalau ada lonjakan-lonjakan harga kita komunikasikan. Karena pemerintah ini melindungi pedagang maupun pembeli, dua-duanya adalah masyarakat Kota Jambi,” ujarnya, Selasa (16/1/2024) sore.
Jika ada lonjakan harga, tambah Sri, agar para agen dan sub agen melaporkan ke Disperindag kota Jambi. Pemkot Jambi akan mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga, jika ada lonjakan dengan mensubsidi selisih harganya.
“Supaya masyarakat tetap mendapatkan harga cabe itu di harga yang normal. Kalau 25 ribu ya 25 ribu itu. Kalau ada kenaikan misalnya sampai dengan harga 35 ribu, kita 10 ribunya bisa kita subsidi dari pemerintah kota. Tidak hanya Pemkot Jambi, tadi dari BI, dari Bulog juga menyatakan hal yang sama.”
“Bahwa mereka juga punya program untuk memberikan subsidi terkait dengan kenaikan harga itu. Artinya nanti Kami bertiga, tentu saja dari yang hadir hari ini, Bulog, BI, bagaimana memberikan subsidi itu tujuannya adalah supaya harga cabe, bawang merah, bawang putih tetap stabil di kota Jambi. Itu harapannya,” tegas Sri Purwaningsih didampingi A Ridwan.
Untuk itu, dalam rapat tadi Pemkot Jambi mengambil langkah tepat dengan melakukan pendataan terhadap para agen dan sub agen cabai di pasar Angso Duo sebagai pihak pertama yang mendistribusikan ke pasar-pasar kecil.
Pendataan ini, tegas Sri Purwaningsih, untuk memitigasi jangan sampai ada agen dadakan yang muncul jika program subsidi itu digulirkan. Tugas ini diserahkan Sri ke pihak Disperindag kota Jambi.
“Dinas Perindag tadi kita minta untuk cek benar data-data para agen, sub agen yang ada di pasar itu. Dan riwayatnya, bagaimana orderannya ke pasar-pasar kecil di kota Jambi ini. Sehingga tidak salah distribusinya dan tidak salah subsidi dari pemerintah kota Jambi, maupun dari BI dan Bulog itu akan mengalir kepada masyarakat kota Jambi yang akan beli, belanja dengan harga yang masih stabil tadi,” harap Sri Purwaningsih.
Terkait kondisi Pasar Talang Gulo, Sri Purwaningsih menjelaskan bahwa idealnya secara struktur pasar maka pasar Talang Gulo harusnya menjadi gerbang pertama dalam pendistribusian cabai di kota Jambi. Namun, pasar Talang Gulo tidak dapat memainkan peran itu karena sesuatu hal.
Terkadang, yang terjadi harga di pasar Talang Gulo lebih tinggi dari pasar Angso Duo. Imbasnya, kadang agen di Talang Gulo malah menjadi sub agen di Angso Duo. Alasan inilah kenapa Pasar Angso Duo menjadi titik awal sasaran subsidi yang akan dilakukan Pemkot Jambi nantinya.
“Idealnya seperti itu, namun dalam faktanya ternyata kondisi Pasar Talang Gulo ini ada mengalami sedikit gangguan. Sehingga tidak bisa berperan sebagai palang pintu pertama dan akhirnya agen-agen yang ada di Talang Gulo itu juga jadi sub agen di pasar Angso Duo.”
“Maka tadi disepakati bahwa titik awal kita untuk memberikan subsidi, identifikasi harga kita itu dipatok di pasar Angso Duo itu. Supaya sub-sub agen maupun agen tadi itu yang akan kita data. Sepanjang punya sejarah bahwa memang orderannya itu untuk masyarakat di kota Jambi ini, untuk pasar-pasar di kota Jambi ini. Tidak untuk di luar kota Jambi,” jelas Sri Purwaningsih. (Lan)
Discussion about this post