SINARJAMBI.COM – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menggelar kegiatan Forum Dialog Remaja untuk Paskibraka, Nyong dan Noni se-Sulawesi Utara (Sulut) dengan tema “Semangat Pemuda Bersatu Menuju Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba” di Novotel Manado Sulut pada Kamis (15/12).
Dalam laporannya, Direktur Advokasi BNN, Drs. Jafriedi, M.M., selaku Ketua Pelaksana mengatakan kegiatan tersebut dihadiri oleh 500 peserta yang berasal dari Paskibraka, Nyong dan Noni, Forkopimda, BNNP dan BNNK Sulawesi Utara.
“Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman, sekaligus meningkatkan peran aktif purna paskibraka agar berperan aktif dalam pencegahan, penyalahgunaan narkoba”, jelasnya.
Acara dilanjutkan dengan sosialisasi bahaya narkoba oleh Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose yang diawali dengan pertanyaan kepada purna paskibraka kapan dirinya menjadi seorang paskiraka.
“Saya yakin kedepan diantara purna paskibraka akan ada pejabat bintang tiga. Saya juga dulu dimotivasi sehingga saya bisa seperti ini menjadi Kepala BNN RI”, tambahnya saat memotivasi para peserta agar berprestasi dengan cara menjauhi narkoba.
Kepala BNN juga menyampaikan biografi singkatnya beserta pengalaman dan keberhasilan yang telah dicapainya sehingga banyak ditugaskan di luar negeri oleh negara.
“Saya lulusan AKPOL yang tidak pernah ditugaskan di Sulawesi Utara. Untuk itu saat menjabat Kepala BNN, saya menggelar kegiatan di Sulut untuk memotivasi para generasi muda”, imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala BNN menjelaskan, daya rusak narkoba sangat besar bukan hanya untuk diri sendiri melainkan keluarga dan masa depan.
“Narkoba lebih berbahaya dari terorisme. Aparat terjerat, polisi, tentara, bahkan jaksa. Narkoba dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk kerusakan fungsi otak, HIV, bahkan disfungsi seksual juga bisa menyebabkan gangguan mental seperti skizofrenia” tegasnya.
Ia menambahkan, potensi pasar narkoba sangat besar dengan jaringan yang begitu luas membuat banyak ditemukannya beberapa narkoba jenis baru.
“Jaringan internasional sangat besar, yang patut diwaspadai. Jangan sampai menjaring para generasi muda”, tambahnya.
Dukungan modal oleh para bandar untuk pemasaran barang haram ini sangat luas, baik lewat jalur darat, laut dan udara. Diibaratkan seperti perdagangan senjata secara ilegal, imbuhnya.
Apalagi menurutnya Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas sehingga berpotensi masuk lewat jalur laut. Bahkan mereka (bandar) juga telah beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi untuk berdagang narkoba.
“Untuk teknologi mereka menggunakan dark web” jelasnya.
Dirinya juga menolak mentah-mentah jika ganja dilegalkan untuk digunakan dan dipasarkan dengan berbagai alasan termasuk untuk kebutuhan medis, sebab pajaknya belum tentu menguntungkan dan belum lagi dampak ketergantungan.
“Saya ingin generasi muda berkembang dengan berprestasi, untuk itu saya menolak”, tegasnya.
Ia juga berterima kasih atas dukungan kepada BNN dalam pemberantasan narkoba yang diberikan selama ini.
Pada kesempatan tersebut bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari Kepala BNN RI diberikan hadiah menarik berupa sepeda, jaket dan lain sebagainya. (*)
Discussion about this post