SINARJAMBI.COM – Sejak bergabung secara penuh dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI tanggal 7 Juni 2022, PT Bukit Kausar kini dikenal dengan nama unit usaha Bukit Kausar. Perusahaan kelapa sawit dengan bentangan lahan seluas 5004,92 hektar yang tersebar di desa Rantau Benar, Pulau Pauh, Sungai Rotan dan Lubuk Kambing, Tanjabbar ini mencatatkan sederet capaian mentereng.
Rinciannya, areal tanaman menghasilkan (TM) seluas 4.833,63 hektar, TM non produktif seluas 89,81 hektar dan areal tanaman cadangan seluas 81,48 hektar. Angka 5004,96 hektar menjadikan unit usaha Bukit Kausar dengan jumlah karyawan 508 orang ini menjadi yang terluas di PTPN VI.
Unit usaha Bukit Kausar pun mampu terus tumbuh dalam hal jumlah produksi. Disampaikan Adrian Alamsyah Nasution selaku manager unit usaha Bukit Kausar, produksi cukup stabil. Tahun 2017 sebanyak 12,56 ton per hektar, 2018 sebanyak 12,91 ton per hektar, tahun 2019 sebanyak 12,30 ton per hektar dan tahun 2020 sedikit turun di angka 11,37 ton per hektar. Namun, setahun berikutnya di 2021 melejit sebanyak 14,34 ton per hektar.
Hebatnya, angka 14,34 ton di atas dicapai saat pandemi covid-19 mencapai puncaknya pada tahun 2021. Kerja keras ini patut diapresiasi tentunya. Hasil sangat membanggakan tersebut tak lepas dari keseriusan perusahaan menghasilkan tanaman sawit berkualitas dengan mendatangkan bibit dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Sumatera Utara.
“Kami menghasilkan produktifitas tertinggi dalam sejarah pada tahun 2021 yakni sebanyak 14,3 ton TBS per hektar,” jelas Adrian Alamsyah saat media gathering di lokasi unit usaha Bukit Kausar di kecamatan Renah Mandaluh, Tanjung Jabung Barat, provinsi Jambi, Senin (13/6/2022) siang.
Catatkan Laba Tertinggi dan Nihil Utang
Ditambahkan Adrian, unit usaha Bukit Kausar adalah anak tertua PTPN VI yang mulai diakuisisi pada tahun 2000 dengan struktur manajemen komisaris dijabat Ir Soepratman Susilo dan direktur adalah Andi Fauzi Siregar.
Jumlah produksi yang tinggi tersebut berbanding lurus dengan laba yang dihasilkan. Tahun 2021, mencetak laba tertinggi sebesar Rp 39 miliar dan memberikan kontribusi laba sebesar 13,96 persen dari total laba konsol PTPN VI. Catatan mentereng tak sampai disitu. Secara holding perkebunan di Indonesia, keuangan unit usaha Bukit Kausar sangat sehat.
“PT Bukit Kausar satu-satunya perusahaan perkebunan di lingkup holding perkebunan nusantara yang sejak Juli 2021 tidak memiliki utang perbankan,” tegas Adrian bangga.
Selama masa rehabilitasi, kata Adrian, areal PT Bukit Kausar pada tahun 2020-2021 oleh manajemen telah membuka areal baru seluas 1200 hektar. Beragam fasilitas pendukung pun dibangun. Pihaknya membuat jalan baru sepanjang 60 KM, jembatan plat gelombang 23 unit, gorong-gorong beton 87 unit, rumah 88 pintu, kantor afdeling sebanyak 4 unit, MCK 28 unit, sumur bor artesis sebanyak 16 unit dan jaringan PLN sebanyak 366 sambungan.
Maksimalkan Pupuk Tingkatkan Produksi dan Jalankan CSR
Saat sinarjambi.com melihat langsung kebun sawit di salah satu afdeling, Adrian menyampaikan optimismenya mampu meningkatkan produksi di tahun berikutnya.
“Contoh ini tahun tanam 2017. Saat ini protas 2017 ini kami mencapai 6 ton per hektar, kemungkinan target kami yang 12 ton per hektar tahun ini bisa terlampaui. Bisa mencapai 15 sampai 20 ton. Bisa kita lihat kondisi buahnya ini di sebelah saya terlihat kondisi buah yang sangat rapat. Mulai dari ketiak pelepah yang paling bawah, sampai ke ketiak pelepah paling atas semua terisi buah. Mudah-mudahan potensi buah yang ada saat ini bisa menambah produksi Kami sampai akhir 2022,” jelas Adrian penuh percaya diri.
Untuk mengejar target tersebut, pihaknya menggenjot segala upaya. Salah satunya lewat memaksimalkan pemupukan dengan menggunakan pupuk dolomit dan NPK. Ditambahkan Adrian, rotasi pemupukan dua kali dalam satu tahun, yakni pada semester 1 dan semester 2.
“Kami juga melaksanakan pupuk tankos yang dihamparkan di sekitar batang. Tankos ini memang salah satunya untuk memperbaiki struktur tanah, supaya dari pupuk dolomit dan NPK-nya bisa terserap oleh tanaman,” jelas Adrian sambil memperlihatkan tankos dimaksud.
Tak melulu soal produksi kebun, pihaknya juga melaksanakan dengan baik tanggungjawab sosial perusahaan lewat Corporate Social Responsibility (CSR). “Kita benahi beberapa fasilitas umum, seperti MCK, Madrasah, sekolah, aliran listrik. Yang terbaru ini, kita membantu perbaikan jalan dan bedah rumah,” jelasnya.
Target Rata-rata Produksi
Sederet catatan apik unit usaha Bukit Kausar diibaratkan layaknya ‘gadis cantik’ oleh Sekretaris Perusahaan PTPN VI Achmedy Akbar. “Jadi unit usaha Bukit Kausar ini sekarang menjadi gadis cantik lah kalau boleh diibaratkan. Tentunya tak lepas dari apa yang sudah dicapai teman-teman di unit usaha Bukit Kausar ini,” jelasnya kepada jurnalis yang ikut media gathering.
Pemaksimalan pemupukan diharapkan Achmedy Akbar dapat meningkatkan produksi. Memperbaiki sifat fisik tanah lewat pemupukan dirasa penting dilakukan. Tak lupa, membuat drainase yang baik.
“Tanaman-tanaman baru kita fokuskan untuk meningkatkan produktivitas di atas 25 ton untuk tahun depan. Jadi bisa menderek tanaman-tanaman lama yang masih produktivitasnya di bawah 15 ton. Jadi average tahun depan seperti disampaikan Pak Adrian tadi, angka 20 ton itu rata-rata ya Insya Allah harus tercapai. Wajib tercapai, karena secara PTPN 6 sendiri average rata-rata di angka 21 ton,” ujar Achmedy Akbar ddampingi Adrian sambil menunjukkan kondisi tanaman sawit.
Core Value AKHLAK
Ditambahkan Achmedy Akbar, capaian itu tak lepas dari core values BUMN yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang ditanamkan ke seluruh karyawan.
Core Values atau nilai inti perusahaan adalah prinsip-prinsip penting yang memandu keputusan dan tindakan di perusahaan. Nilai-nilai inilah yang membimbing sebuah perusahaan ketika bekerja untuk mencapai visinya dan memenuhi misinya.
“Intinya akhlak itu apapun yang dibuat seseorang itu, dari niatan dia, dari akhlaknya dia menggambarkan keperbuatan dia nanti. Maksudnya ini dengan akhlak yang baik.”
“Yang paling tinggi sebetulnya selain dari pada kompetensi, ya integritas dari karyawan itu kita harapkan. Termasuk dari semua lah, mulai dari atas sampai ke bawah,” harap Achmedy Akbar saat dihubungi via percakapan WhatsApp, Selasa (14/6/2022) malam.
Dikutip dari laman resminya, PTPN VI memiliki 14 (empat belas) unit usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik karet remah (CRF) dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2 (dua) pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2 (dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1 (satu) mesin teh celup 150 kotak per jam atau 2,5 kotak per menit.
Bahan baku pengolahan pabrik, selain diperoleh dari hasil panen perkebunan sendiri, perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari petani pekebun di sekitar lokasi keberadaan perusahaan. Sebagai realisasi dari upaya perluasan areal, PTPN VI saat ini memiliki anak perusahaan, yaitu PT. Bukit Kausar, PT. Alam Lestari Nusantara dan PT. Mendahara Agrojaya Industri.
Diketahui, media gathering dilakukan PTPN VI bertujuan untuk mempererat silaturahmi, dan menjalin sinergitas media sebagai mitra strategis perusahaan. (rolan)
Discussion about this post