SINARJAMBI.COM – Buah pembinaan Usaha Mikro Kecil (UMK) oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK semakin terlihat. Jumlah mitra binaan Go Global yang berhasil mengekspor produknya ke mancanegara juga terus bertambah. Bahkan, total realisasi nilai ekspornya mencapai lebih dari Rp9 miliar.
Pjs. Vice President Corporate Communications, Heppy Wulansari mengatakan, hasil tersebut sesuai dengan tujuan roadmap pembinaan UMK. Dimulai dari kondisi tradisional, menjadi go modern, go digital, go online, hingga akhirnya mampu menjadi UMK go global.
“Para mitra binaan ini sebelumnya telah mendapatkan edukasi terkait pengenalan ekspor UMK, identifikasi dan adaptasi produk ekspor, pembuatan business plan ekspor, serta wawasan world market. Seluruhnya dirangkum dan disampaikan oleh para expert agar mudah dipahami oleh para mitra binaan,” tuturnya.
Mayoritas binaan yang dikategorikan dalam kelas Go Global ini telah melakukan ekspor ke berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah Abdul Ghofur. Pemilik usaha Duta Craftindo ini telah mengekspor produk berupa kerajinan patung dan instalasi kayu ke berbagai negara di dunia. Seperti Inggris, Belgia, Jerman, hingga Amerika Serikat.
Produk-produk karya Duta Craftindo yang banyak diminati pasar internasional di antaranya patung-patung dari akar pohon jati. Peminatnya pun tidak hanya orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, melainkan penduduk asli yang kerap berkelana termasuk ke Indonesia untuk mencari produk berkualitas. “Rencana akan ada sebanyak 1 kontainer atau sekitar 70 kubik produk yang diekspor ke beberapa negara,” tuturnya.
Selain itu juga terdapat Lina S. Rahmania pemilik usaha Sanrahfood. Produknya cukup sering melalang buana ke berbagai negara. Salah satunya dikarenakan ia memiliki beberapa reseller yang tinggal di luar negeri dan dijual di toko-toko Indonesia di negara tersebut. “Memang banyak yang beli itu orang Indonesia (yang tinggal di luar negeri). Namun, saat ada pameran, di Moscow misalnya, banyak warga Rusia yang membeli sambal khas Indonesia,” katanya.
Produknya kini telah dikenal di berbagai negara. Seperti Australia, Malaysia, Hongkong, hingga Dubai. Produk yang banyak diminati yakni aneka sambal khas Indonesia. Lina mengaku, sekali melakukan ekspor jumlah produknya mencapai 200-400 botol. “Tidak terlalu banyak memang, tapi sering. Bisa sebulan sekali kami mengekspor produk ke luar negeri,” imbuhnya.
Menurut Heppy, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat. (*)
Discussion about this post