SINARJAMBI.COM – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjadi salah satu pembicara pada acara diskusi yang diselenggarakan oleh Energy Institute For Tranition (EITS) yang diselenggarakan hari ini di Jakarta (26/2), Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menjadi pembicara dari SKK Migas. Selain SKK Migas, hadir pembicara dari instansi lainnya seperti Kementerian ESDM, Dewan Energi dan PGN.
Dalam paparannya Hudi menyampaikan program industri hulu migas mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dalam membangun swasembada energi dan hilirisasi. Dia menyampaikan industri hulu migas di Indonesia tidak terlepas dari dinamika global, seperti ekonomi dunia, geopolitik semisal perang Rusia-Ukraina, perubahan iklim & trilema energy, transisi energy dengan meningkatnya kebutuhan gas, tren CCS/CCUS dan juga investasi.
Hudi menginformasikan, sesungguhnya potensi hulu migas masih menjanjikan karena dari 128 cekungan yang sudah berproduksi hanya 20 cekungan. Saat ini, penemuan migas didominasi oleh penemuan gas, termasuk giant discovery oleh ENI di Geng North dan Mubadala di Andaman yang tercatat sebagai giant discovery nomor 1 dan 2 di dunia di tahun 2023. Proyek strategis nasional (PSN) hulu migas juga adalah gas, sehingga kedepan pasokan gas akan melimpah dan mampu mencukupi kebutuhan energi maupun bahan baku industri.
Dia menyampaikan juga tantangan saat ini adalah pengembangan infrastruktur gas untuk pemenuhan kebutuhan gas domestik: listrik, industri, komersial dan rumah tangga (juga menggantikan konsumsi dan impor LPG). Dukungan pemanfaatan gas untuk domestik ditunjukkan dengan prosentase volume gas untuk domestik yang terus meningkat, yang saat ini sekitar 68% alokasi gas untuk domestik.
Saat ini Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur gas, yang sudah selesai adalah pipa gas Semarang-Batang, dan dalam proses adalah dari Batang ke Cirebon, yang jika tersambung maka dapat menghubungkan sumber pasokan gas di Jawa Timur ke pengguna di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sekarang juga dalam proses pembangunan pipa gas Dumai – Sei Mangke. Selesainya pembangunan pipa tersebut, maka akan tersambung jaringan pipa gas Jawa dan Sumatera sehingga dapat mendukung tumbuhnya kawasan industri baru maupun industri di sektor hilir seperti petrokimia. (*)
Discussion about this post