Penanganan Covid-19 memasuki episode baru. Program vaksinasi jadi jurus terbaru pemerintah dalam menekan angka penyebaran. Rabu (13/1), program vaksinasi pertama sudah dilakukan ke Presiden Joko Widodo dan beberapa tokoh lainnya.
Sasaran vaksinasi Covid-19 hari ini telah memasuku tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik seperti TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu, vaksinasi tahap dua juga menyasar kelompok usia lanjut, dengan usia 60 tahun atau ke atas. Saat ini banyak terjadi simpang siur informasi yang pro dan kontra terhadap vaksin, sehingga hal tersebut membuat masyarakat awam menjadi bingung dan kurang memercayai adanya vaksin.
Informasi tidak jelas banyak bermunculan di masyarakat, sehingga hal tersebut bisa menjadi salah satu alasan masyarakat menjadi ragu jika vaksin mampu menangkal virus, apalagi memang banyak masyarakat awam tidak tahu dunia kesehatan.
Ada juga yang tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada, sehingga merasa bahwa vaksin itu tidak perlu.
Di zaman era digital sekarang masyarakat mengonsumsi informasi dari berbagai media. Ketika ditanya tentang media, maka akan mengarah pada media cetak atau penyiaran. Adapun dominasi media sosial dapat dimanfaatkan sebagai alternatif media komunikasi.
Media merupakan pihak yang harus menjadi sumber valid dalam mengedukasi masyarakat perihal vaksinasi tersebut. Tidak dapat dipungkiri, tingkat literasi masyarakat Indonesia kini masih terbilang rendah, sehingga diperlukan pihak penting seperti pemerintah dan media dalam upaya sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi di Indonesia.
Keberadaan media sosial bisa dimanfaatkan untuk membangun image dari masing-masing lembaga dan ini termasuk bagian dari kedekatannya dengan masyarakat. Pada hakikatnya branding lebih mudah dilakukan di media sosial karena diyakini lebih efektif dan fleksibel serta bisa berkomunikasi dua arah.
Untuk itulah peranan media sosial seperti facebook, Instagram, Twitter, Youtube ataupun lainnya dapat digunakan sebagai alternatif pemerintah dalam program sosialisasi vaksinasi, demi keberlangsungan aktivitas seluruh masyarakat yang akan dijalani kedepannya.
Adanya pro-kontra di kalangan masyarakat terkait penggunaan vaksin ini merupakan perdebatan yang wajar, selama sudah teruji klinis dan dinyatakan halal, bahkan sudah disuntikan ke berbagai tokoh penting, kita tak perlu merasa khawatir.
Melansir website resmi pemerintah (www.covid19.go.id) hingga Kamis (18/3) ada tambahan 6.750 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.443.853 kasus positif corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 6.285 orang sehingga menjadi sebanyak 1.272.958 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 227 orang menjadi sebanyak 59.666 orang.
Lantaran masih tingginya tambahan kasus positif corona, pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah corona, dimulai dari menekan angka penularan.
Perlu diingat, vaksin ini bukan obat ajaib yang membuat kita kebal dari Covid-19. Jangan mentang-mentang sudah divaksin terus jadi sembrono bepergian tanpa masker. Penerapan 3M (Memakai Masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan) tetap harus dilakukan sekalipun sudah divaksin, pemerintah juga harus tetap melaksanakan 3M.
Penulis : Dio Putra
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas
Saat ini sebagai Personil Basarnas
Discussion about this post