SINARJAMBI.COM – Beberapa hari terakhir, kondisi cuaca di Kota Jambi mulai diselimuti kabut asap tipis dari kebakaran hutan dan lahan. Meski demikian, Komandan Korem 042/Garuda Putih Brigjen TNI Supriono selaku Plh Dansatgas Karhutla Provinsi Jambi memastikan bahwa aksi pemadaman masih terus dilakukan jika ada titik api yang timbul.
Salah satunya kebakaran lahan sekitar 1,5 hektar di Mestong, kabupaten Muarojambi yang terjadi Senin (4/9/2023). Supriono memastikan kebakaran itu sudah dilakukan pemadaman.
“Sudah kita tangani, Alhamdulillah sampai tadi malam sudah berhasil kita selesaikan. Ini juga sebagai sesuatu hal yang kesekian kali kita tidak henti-hentinya turut untuk menyampaikan ulang pada masyarakat kita. Mari sama-sama kita untuk bersatu padu tidak membakar lahan, karena dampaknya sangat buruk.”
“Kita pernah ada pengalaman buruk pembakaran lahan yang berdampak pada ekonomi, kesehatan. Kita tidak ingin terjadi lagi. Tahun ini, Kita bekerja sama semuanya, kita berharap kita bisa mewujudkan Jambi yang lebih baik,” ujarnya ditemui di Mapolda Jambi, Senin (4/9/2023) pagi.
Danrem menyampaikan bahwa tim penegakan hukum (Gakkum) akan menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan. Selain penegakan hukum, tim juga terus mengedukasi masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan.
Terkait luas lahan yang terbakar, disampaikannya sampai saat ini total sekitar 340 hektar yang terbakar. Titik kebakaran menyebar di beberapa kabupaten diantaranya Muarojambi, Tanjabtim, Tanjabbar, Sarolangun dan Batanghari.
“Titiknya sporadis tidak hanya satu hamparan. Hotspot kita dapat laporan setiap hari dari aplikasi SiPongi. Tertinggi kemarin (3/9/2023) memang kita dapatkan sekitar 27 titik, untuk hari-hari mudahan bisa berkurang karena hotspot itu tidak harus api. Setelah kita dalami bisa jadi ada asap pabrik sawit masuk dalam aplikasi hotspot,” ujarnya.
Supriono berharap ketika ada spot api, harus cepat dicek memastikan apakah benar api atau tidak. Kerjasama dan sinergi yang solid TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni dibantu masyarakat diharapkan mampu menghentikan penyebaran kebakaran tersebut.
Sampai saat ini, belum ada rencana modifikasi cuaca lewat teknologi penyebaran garam di udara. Terlebih, kata Supriono, Jambi belum mendapat alokasi penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Penggunaan teknologi modifikasi cuaca memang kita hari tidak mendapatkan alokasi, yang dapat adalah Sumatera Selatan. Tetapi biasanya kalau TMC dilakukan, kita kebagian hujan.”
“Memang tergantung awan masih mengandung air atau tidak. Kalau ada awan mengandung air, kita TMC, pasti turun hujan. Memang BMKG mengatakan akhir-akhir ini semakin menipis awan-awan yang mengandung air,” pungkasnya. (Rolan)
Discussion about this post