SINARJAMBI.COM – Kisruh antara kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 10 Merangin baru baru ini santer terdengar. Bahkan, beberapa waktu lalu Dinas Pendidikan Kebudayaan Merangin secara resmi menerima surat dari Guru dan TU SMP Negeri 10 Merangin soal pernyataan penolakan kepala sekolah.
Bahkan, dalam surat tersebut juga dilampirkan tanda tangan penolakan kepsek Yusdani. Namun, setelah diteliti kebenarannya, 3 orang guru dengan tegas tidak menandatangani surat tersebut. Sementara 3 orang TU mengaku terpaksa menandatangani dengan adanya intimidasi dari salah seorang oknum guru SMP Negeri 10 Merangin.
Tidak hanya itu, 2 orang guru lainnya sudah menyatakan sikap secara lisan bahwa dirinya juga terpaksa untuk menandatangani surat tersebut.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMP Negeri 10 Merangin Yusdani tidak menampik bahwa ada tanda tangan guru yang dipalsukan. Guna memastikan hal itu, Yusdani langsung menanyakan kepada guru bersangkutan bahwa tanda tangan itu tidak benar, dan mereka siap membuktikan dalam isi surat tersebut.
“Mereka sudah menandatangani diatas materai bahwa mereka tidak pernah menandatagani surat itu. Ini suratnya ada ditangan saya boleh kita buktikan,” katanya, Kamis (18/11/2021).
Akibat oknum guru yang sengaja membuat tanda tangan palsu tersebut dirinya merasa dirugikan. Ia menilai, oknum guru itu sengaja ingin menjatuhkan kepemimpinanya di SMP 10 Merangin.
“Bagi saya tidak masalah kembali jadi guru pun saya siap. Jabatan itu amanah. Cuma yang saya sayangkan, mengapa tanda tangan ini dipalsukan,” kesalnya.
Selain itu, Yusdani menyebutkan dirinya tetap tegas untuk menegakkan disiplin disekolah. Menurutnya, jika ada yang terintimidasi dengan penegakkan disiplin tersebut, Dirinya siap mempertanggung jawabkannya. Karena lanjut Yusdani, penegakkan disiplin semata mata Ia lakukan untuk kebaikan sekolah.
“Masih ada salah satu guru yang tidak disiplin selalu terlambat mengajar dikelas. Kalau ada yang mengatakan saya mengintimidasi silahkan, karena saya tetap komitmen untuk menegakkan disiplin,” tuturnya.
Terpisah, menanggapi hal ini Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Merangin Nasution sudah menindaklanjuti persoalan tersebut. Bahkan Nasution sudah mengunjungi sekolah itu untuk menyelesaikannya.
“Iya, memang benar ada surat masuk kekita tentang penolakan kepala sekolah. Dan saya sudah mengunjungi SMP 10 Merangin. Soal penolakan Kepsek kita ada aturan tidak mungkin langsung memberhentikan tanpa melakukan pembinaan terlebih dahulu. Kita kasih waktu ada nggak perubahan, Tuhan aja maha pengampun masa kita manusia tidak,” tutupnya. (myd)
Discussion about this post