SINARJAMBI.COM – Ilham Jaya Kesuma adalah sosok yang lebih dahulu dikenal sebagai pemain sepak bola, sempat membela tim nasional Indonesia era tahun 2004 hingga 2007. Aksi-aksinya juga terekam ketika bersama klub-klub di kompetisi lokal Indonesia dan klub luar negeri MPPJ Selangor FC.
Sebut saja klub seperti Persisam Putra Samarinda, Mitra Kukar, Sriwijaya FC pernah diperkuat oleh pria kelahiran 19 September 1978 itu. Namun hatinya justru tak bisa jauh dari nama klub Persita Tangerang yang sudah dia bela sejak tahun 1996 hingga terakhir di 2012.
Kini, dirinya pun masih mengabdi di klub tersebut, namun bukan sebagai pemain, tetapi sebagai pelatih tim yunior dan fokus disana untuk membina bakat-bakat pesepak bola muda (akar rumput) lokal Tangerang yang kini bermain di kompetisi Mola Elite Pro Academy.
Saat ini, dibawah komandonya, Persita Tangerang U-16 berada di posisi kedua klasemen sementara Grup C dengan torehan 12 poin, membayang-bayangi Persib Bandung U-16 di posisi puncak dengan 15 poin. Dari enam kali main, empat kali diraihnya dengan kemenangan dan kalah dua kali dari pemuncak klasemen grup.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada jajaran PSSI yang dimana EPA ini telah bergulir lagi, karena ini adalah salah satu wadah untuk pembinaan untuk usia muda di Indonesia. Itu juga merupakan salah satu dari visi tim Persita yaitu membantu menciptakan pemain sepak bola mulai dari akar rumput,” bukanya.
Mengenai caranya dia dalam menyeleksi pemain timnya untuk bisa bermain di Mola Elite Pro Academy, pelatih kelahiran Palembang itu mengatakan, “Dalam menyeleksi pemain memang ada terkendala sedikit, kita di Persita sendiri memang waktu yang diberikan juga satu bulan itu tidak cukup untuk proses perekrutan atau seleksi. Persiapan kami sedikit, tidak seperti tim-tim yang lain, seperti Persib yang mungkin sudah satu tahun, PSIS Semarang, Persija, dan Borneo sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti EPA tahun ini, dan juga karena ada covid-19, jadi terhenti,” tuturnya.
Untuk persiapan timnya dalam setiap laga, Ilham mengatakan yang penting selalu rutin latihan, “Seperti yang kita ketahui, kalau anak-anak ini mainnya jam 12 siang, kita sering latihan di jam 1 atau 2 siang, ya mudah-mudah dengan adaptasi seperti itu kita bisa meraih hasil yang baik, apalagi anak-anak kita ini untuk rumput sintetis baru ini, latihan di Tangerang kami memakai rumput biasa,” ungkap Ilham.
Dengan posisi kedua di klasemen Grup C, Ilham berterima kasih kepada para pemainnya, atas raihan poin saat ini, “Alhamdulillah dengan pencapain itu, walaupun dengan persiapan yang minim, anak-anak sudah memberikan yang terbaik untuk Persita. Dan juga kita harus bisa merotasi pemain karena kita bermain hampir 20 gim, bagaimanapun melakukan hal itu. Pemain kami hanya 28 orang, jadi benar-benar harus fokus merotasi pemain, juga beradaptasi dengan cuaca serta waktu bermain kami,” jelasnya.
Dalam Grup C, Ilham mengatakan “Menurut saya, semua tim yang ada di Grup C ini berat, yang membedakan adalah persiapan tim. Kalau memang persiapan tim bagus, ya bagus. Tetapi di luar itu, apabila nanti sudah berada di atas lapangan situasinya akan berbeda, semua bisa saja berubah,” tegasnya.
Persita dalam Mola Elite Pro Academy tahun ini, memiliki target khusus. “Target utama kami memberikan hasil yang terbaik bagi Persita Tangerang, karena untuk di EPA ini baru kami ikuti tahun ini. Jadi kita harus terus menganalisa hasil-hasilnya sebagai bahan perbaikan tim di tahun-tahun kedepannya. Untuk mempersiapkan tim lebih matang lagi,” ungkapnya.
Terakhir, dirinya berharap para pemain bisa menjadi pemain sepak bola masa depan Indonesia yang berjenjang. “Harapan saya, mudah-mudahan mereka bisa mengembangkan karir sepak bolanya di usia 16, nanti bisa ke 18, 20 dan Senior. Dan dengan wadah ini (EPA) mereka bisa bermain bola dengan baik, jadi kita tidak menargetkan namun memberikan cara belajar main bola yang baik, respek kepada lawan dan wasit, serta teman maupun pelatih dan semuanya. Jadi modal awal mereka ikut EPA ini bukan sekedar untuk prestasi namun sebagai batu loncatan memahami cara bermain sepak bola Indonesia yang sudah ada di Filanesia,” tutupnya. (*)
Discussion about this post