SINARJAMBI.COM – Hari pertama kegiatan Capacity Building and Gathering Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis (Forweb) provinsi Jambi diisi dengan pelatihan jurnalistik. Tampil sebagai pemateri yakni Redaktur Pelaksana berita Ekonomi detik.com, Angga Aliya ZRF.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Robby Fathir Nashary membuka acara yang berlangsung di ruang Rooibos Mint, hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Senin (20/5/2024) sore.
Robby Fathir Nashary memandang penting keberadaan jurnalis, khususnya dalam menulis pemberitaan terkait perekonomian. Untuk itu, Kantor Perwakilan BI provinsi Jambi ikut berperan meningkatkan kompetensi jurnalis. Salah satunya lewat pelatihan jurnalistik.
“Kita menghadirkan nara sumber pada sore hari ini Pak Angga dari detik.com yang memang menguasai banyak hal. Dan juga memiliki banyak pengalaman di dunia pemberitaan digital, khususnya terkait dengan ekonomi dan bisnis,” ujar Robby Fathir Nashary.
Dengan banyaknya informasi yang ditulis dalam bentuk karya jurnalisme, tambah Robby, sudah bisa dipastikan bahwa itu jelas informasi yang sahih. Bahkan, tulisan itu bisa menjadi suatu referensi untuk BI Jambi.
Ke depan, lewat kegiatan ini Kantor Perwakilan BI provinsi Jambi berharap sinergi dengan Forweb terus ditingkatkan.
“Kita juga ingin adanya semacam kebersamaan di antara kita semua, sebagai sesama yang berada di ekonomi dan bisnis untuk bisa bersama gitu kan, duduk bareng kemudian juga nanti bisa menikmati kebersamaan di Bandung.”
“Dan semoga dalam 2 sampai dengan 3 hari ini banyak hal yang bisa kita dapatkan bersama. Supaya kita semua bisa untuk komunikasi yang dua arah, yang timbal balik dan kedepannya kerja sama kita juga semakin lancar,” harap Robby.
Peningkatan kapasitas para jurnalis yang ingin diciptakan BI Jambi itu tak hanya lewat pelatihan. Hari ketiga, anggota Forweb direncanakan diajak ke Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) di Karawang, Jabar.
Di Peruri nantinya, kata Robby, para jurnalis akan diberi pemahaman terkait proses pengambilan kebijakan dalam hal mencetak uang Rupiah. Pasalnya, terkadang ada saja hoak yang berseliweran tentang Peruri. Salah satunya isu pengurangan nol atau redenominasi pada uang Rupiah.
“Dan tidak lupa nanti di hari ketiga, kita juga nanti ada Alhamdulillah mendapatkan kesempatan yang bagus untuk bisa berkunjung ke Peruri. Di mana di situ nanti kita bisa melihat seperti apa pendekatan atau cara yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai landasan merumuskan kebijakan-kebijakan terkait dengan peredaran uang, sampai dengan mengeksekusi.”
“Semoga bisa melihat secara langsung bagaimana instrumen-instrumen itu bagaimana penyusunan kebijakan. Nah itu mungkin besok bisa ditanyakan gitu kan. Dan juga kita semuanya jadi lebih aware tentang informasi-informasi yang ada nantinya.”
“Kalau kita bicara tentang mengedarkan uang, sesungguhnya itu adalah satu hal yang berat atau sulit untuk bisa kita terjemahkan hanya dengan data-data yang terbatas. Dibutuhkan banyak masukan, banyak pertimbangan termasuk target pertumbuhan ekonomi, kondisi global dan lain-lain sampai akhirnya keluar keputusan untuk mau menambah uang yang beredar atau mau menarik uang.”
“Kembali ke ruangan ini, semoga dengan adanya kesempatan ini Kita bisa sama-sama belajar, kita bisa sama-sama mendengarkan lebih dari Pak Angga terkait dengan bagaimana pemberitaan di dunia digital itu. Dan bagaimana banyaknya inovasi-inovasi dalam berbagai hal yang bisa mendukung tugas kita semua di dunia ekonomi dan bisnis. Semoga kita bisa memberikan sumbangsih yang terbaik untuk Jambi dan juga untuk Indonesia,” tutup Robby.
Di sesi pelatihan, Angga menyampaikan beberapa tools yang bisa digunakan dalam kegiatan jurnalistik lewat teknologi Artificial Inteligen (AI). Namun, Angga memastikan bahwa tidak semua kerja jurnalistik bisa digantikan oleh AI.
“Kita boleh dan bisa dibantu oleh tool AI, tapi Kita tidak mau menghilangkan roh tulisan berita Kita. Jangan terlalu percaya dengan AI, tapi minimal bisa membantu kerja Kita. Jaga kualitas kita sebagai jurnalis manusia. Jurnalis manusianya harus dikedepankan. Bukan diserahkan kepada robot,” tegas Angga.
Meski AI menjadi tantangan, Robby juga tetap memberikan semangat bahwa AI juga ternyata bisa memberikan peluang di bidang jurnalistik.
Diantaranya terkait efisiensi produksi dimana Al dapat meningkatkan efisiensi produksi berita dengan mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti penulisan artikel berita, penyuntingan, dan pengumpulan data.
Selain itu, Al memungkinkan personalisasi konten berita yang lebih besar, dengan menghasilkan konten yang disesuaikan dengan minat dan preterensi pembaca.
“Al memungkinkan analisis data yang lebih dalam dan kompleks, memungkinkan jurnalis untuk menemukan pola-pola baru dalam data.”
“Inovasi Format Berita seperti konten berbasis multimedia, cerita interaktif, atau pengalaman berita yang disesuaikan. Al dapat digunakan untuk mendeteksi manipulasi media seperti deepfake atau berita palsu dengan lebih efektif,” jelas Angga. (Lan)
Discussion about this post